Logo Header Antaranews Jateng

Innovation Fund Unsoed-PT Pegadaian bangkitkan potensi kelompok tani di 8 wilayah

Rabu, 13 Maret 2024 15:23 WIB
Image Print
Tim dari Unsoed Purwokerto memberikan pendampingan terhadap petani melalui program The Gade Integrated Farming yang digagas oleh PT Pegadaian. ANTARA/HO-Unsoed
Masing-masing kelompok melakukan usaha tani berbagai komoditas tanaman pangan dan hortikultura
Purwokerto (ANTARA) - Tim yang diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Tamad, M.Si. dari Jurusan Agroteknologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto berhasil memenangkan kompetisi Innovation Fund Ekosistem Kedaireka Batch 3 Tahun 2023, sehingga memperoleh pendanaan sebesar Rp1 miliar untuk melakukan riset dan pendampingan terhadap mitra binaan PT Pegadaian. 

Riset ini diwujudkan melalui program The Gade Integrated Farming Berbasis Sumberdaya Organik Lokal Guna Mendukung Kemandirian Pupuk, Ketahanan Pangan, dan Pertanian Berkelanjutan. Tim yang diketuai Prof. Tamad tersebut beranggotakan Prof. Loekas Soesanto, Dr. Yanuar E. Restiarto, Dr. Agustinah Setyaningrum, Okti Herliana, S.P., M.P. Ni Wayan Anik Leana, S.P., M.P., dan Ahmad Fauzi, S.P., M.P.

Prof. Tamad menjelaskan bahwa program The Gade Integrated Farming yang digagas oleh PT Pegadaian bertujuan untuk memberdayakan kelompok masyarakat yang bergerak di bidang pertanian dan peternakan. Kelompok-kelompok ini tersebar di delapan wilayah, yaitu Tulungagung, Madiun, Bantul, Kulonprogo, Magelang, Depok, Bogor, dan Bekasi.

"Masing-masing kelompok melakukan usaha tani berbagai komoditas tanaman pangan dan hortikultura serta memproduksi pupuk organik cair dan padat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman yang dibudidayakan," jelasnya.

Kegiatan tersebut dipantau oleh Bahar Rahman, S.Ag., dan Guntur S Mahardika, S.H. dari Intani selaku mitra program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pegadaian dari NGO yang bergerak di bidang lingkungan hidup. 

Melalui Program The Gade Integrated Farming, PT Pegadaian berharap mendapatkan kontribusi dari akademisi untuk meningkatkan kualitas pupuk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian dalam Permentan Nomor 261/KPTS/sr.310/M/4/2019.

Tim dari Unsoed dengan keahlian mereka dalam bidang ilmu tanah, menjawab tantangan tersebut dengan melakukan serangkaian kegiatan, antara lain uji kualitas/kandungan nutrisi POC (Kandungan Unsur Hara sesuai Permentan 2019), pengayaan POC dengan berbagai bahan dan mikroba agar kandungan nutrisi sesuai, uji skala laboratorium dan screen house, kajian aplikasi pupuk pada berbagai komoditas dan lokasi.

Selain itu, standarisasi pupuk organik cair dan produksi manufaktur, edukasi dan pendampingan terhadap peternak dalam penyediaan limbah ternak sebagai bahan baku pupuk organik cair, pengajuan paten dan izin edar, serta-proses pengemasan, labeling, dan pemasaran

Secara berkesinambungan, tim yang dipimpin oleh Prof Tamad melakukan pendampingan secara berkala kepada kelompok binaan PT Pegadaian, memberikan pelatihan pengkayaan pupuk organik cair, pupuk organik padat, dan pupuk organik hayati sehingga kandungan nutrisinya meningkat.

Baca juga: Tip jaga kebugaran dengan aktivitas jasmani selama berpuasa

"Dalam pengendalian hama penyakit tanaman, Prof Loekas Soesanto memberikan pelatihan pembuatan pestisida organik berbahan sumber daya lokal diperkaya metabolit sekunder berbahan Trichoderma, sp dan Pseudomonas, sp.," kata Prof Tamad.

Menurut dia, Dr. Ir. Agustinah Setetiyaningrum, M.Si. turut pula memberikan materi pelatihan pengolahan limbah kotoran ternak menjadi kompos. 

Ia mengatakan semua informasi dan pelatihan yang diberikan kemudian diaplikasikan dalam demplot percobaan untuk melihat peningkatan produksi terhadap komoditas tanaman sayuran yang dibudidayakan.

Konsep Integrated Farming System yang diterapkan merupakan suatu sistem daur ulang dengan memanfaatkan limbah tanaman dan hewan sebagai sumberdaya. Pertanian yang baik adalah kegiatan pertanian yang dapat menjaga keseimbangan ekosistem, sehingga kandungan unsur hara dan energi tetap seimbang. 

Keseimbangan tersebut akan menghasilkan produktivitas yang tinggi dan berkelanjutan secara efektif dan efisien. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah terwujudnya kemandirian pupuk dan ketahanan pangan.

Sementara itu, Vice Direktur Program TJSL PT Pegadaian Rully Yusuf, S.E. menyampaikan apresiasinya kepada tim dari Unsoed atas pendampingan yang diberikan. 

"Dengan pendampingan yang telah dilakukan oleh im dari Unsoed, petani mampu memperbaiki kualitas pupuk organik yang dihasilkan dan pengajuan izin edar menjadikan produksi pupuk legal dan berpotensi untuk komersialisasi," ujarnya.

Perwakilan petani dari Madiun, Sandjoko juga menyampaikan terima kasih kepada PT Pegadaian dan Tim Unsoed karena telah memberikan pendampingan. 

"Berkat pendampingan yang diberikan, kami para petani lebih terampil memproduksi pupuk sekaligus dapat membuat sendiri pestisida organik untuk mengatasi hama penyakit tanaman," kata Sandjoko. [ohr]

Baca juga: Tiga mahasiswa Fabio Unsoed raih medali perak di Mandalika Essay Competition
Baca juga: Ahli gizi Unsoed berikan kiat untuk memenuhi standar gizi selama puasa
Baca juga: Unsoed Purwokerto miliki tiga gedung baru


Pewarta :
Editor: Sumarwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024