Kasus meninggal akibat DBD di Solo bertambah
Kamis, 28 Maret 2024 14:03 WIB
"Jumlah total yang meninggal ada dua. Yang terakhir meninggal ini usianya 7 tahun," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Setyowati di Solo, Jawa Tengah, Kamis.
Ia mengatakan pasien tersebut sempat masuk ke rumah sakit pada hari Sabtu minggu lalu dan meninggal Selasa lalu.
"Jadi dibawa ke rumah sakit kondisinya sudah lemas. Sudah agak terlambat, mungkin panas beberapa hari terus diobati sendiri," katanya.
Ia mengatakan untuk total jumlah kasus DBD di Kota Solo sejak awal tahun hingga minggu ke-12 tahun ini sudah mencapai 45 kasus.
"Ini cukup tinggi kenaikannya. Minggu ke-12 cukup banyak kasusnya, ada 29 kasus. Minggu-minggu ini yang banyak," katanya.
Meski demikian, pihaknya belum dapat memastikan jumlah kasus yang saat ini masih berjalan.
"Laporan biasanya terakhir setelah ada diagnosa tegak, belum ada laporan pasti ini. Kemarin ada kecurigaan suspek tapi diagnosanya belum diagnosa tegak, jadi belum bisa menyampaikan," katanya.
Sementara itu, untuk meminimalisasi kasus meninggal dunia, ia meminta masyarakat untuk tanggap terhadap gejala pasien.
"Kalau ada demam, gejala lemas segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan supaya tidak terlambat. Mudah-mudahan dengan edukasi dan peran serta masyarakat kasus demam berdarah tidak naik tajam, kami ingin ada penurunan dari kasus-kasus tambahan saat ini," katanya.
Sebagai langkah antisipasi, ia meminta masyarakat untuk rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
"Mudah-mudahan dengan PSN masyarakat, pengetahuan masyarakat paham agar segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan sehingga tidak terjadi kematian lagi. PSN plusnya memakai obat nyamuk, memakai selimut, untuk menghindari gigitan nyamuk," katanya.
Pewarta : Aris Wasita
Editor:
Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024