Logo Header Antaranews Jateng

Ketua DPD Gerindra Jateng kantongi dukungan dari kalangan petani

Kamis, 4 Juli 2024 13:59 WIB
Image Print
Komunitas warga menyatakan dukungannya pada Sudaryono di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (4/7/2024). ANTARA/Aris Wasita.
Solo (ANTARA) - Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah Sudaryono mengantongi dukungan dari kalangan petani di berbagai daerah.

Koordinator Relawan Sudaryono (Radar) Jateng 1 Catur Budi Santoso di Solo, Jawa Tengah, Kamis mengatakan dukungan datang dari berbagai elemen, mulai dari masyarakat biasa hingga komunitas petani dari sejumlah wilayah di Jawa Tengah.

Beberapa dukungan datang dari komunitas petani tembakau Desa Sumberejo Kecamatan Ngawen, Blora dan Serikat Petani Cacing Desa Pliken, Tembaran, Banyumas.

"Mereka deklarasi dukungan dan siap memenangkan Sudaryono sebagai Gubernur Jateng," katanya.

Ia mengatakan salah satu alasan para relawan mendukung Sudaryono karena sosoknya dekat dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Oleh karena itu, ia menilai pilkada kali ini menjadi momentum emas untuk makin memajukan Jawa Tengah.

"Sandang, pangan, papan, dan investasinya karena ini momentum masyarakat Jawa Tengah punya gubernur yang selaras dengan Presiden terpilih ke depan," katanya.

Selain komunitas petani, dikatakannya, komunitas masyarakat di sejumlah daerah di Solo Raya juga melakukan deklarasi dukungan terhadap Sudaryono, di antaranya dari Komunitas Warga Guran, Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Komunitas Peternak Lele Waru Badran Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, dan Komunitas Warga Desa Kewarasan, Juwiring, Kabupaten Klaten.

Sebelumnya, Bakal Calon Gubernur Jawa Tengah dari Partai Gerindra Sudaryono sempat menggelar pertemuan dengan Radar Jateng I di Solo, beberapa waktu lalu.

Pada pertemuannya dengan relawan, ia berkomitmen untuk mengentaskan kemiskinan di Jawa Tengah. Menurut dia, harus ada intervensi untuk pengentasan kemiskinan di Jawa Tengah.

"Miskin itu ada miskin ekstrem dan itu harus dibantu. Saya punya rencana dan keinginan. Ini sudah dipraktekkan di Malaysia. Jadi keluarga miskin ekstrem anaknya disekolahkan di asrama atau di pondok pesantren kemudian dibiayai negara. Nanti bapaknya diberikan padat karya, sederhananya seperti itu," katanya.

Baca juga: Analis: PDIP lebih baik usung kader sendiri di Pilgub Jateng

Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024