Logo Header Antaranews Jateng

Posko Desk Pilkada Pemprov Jateng pantau kerawanan

Minggu, 3 November 2024 06:54 WIB
Image Print
Ilustrasi - Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. ANTARA/Zuhdiar Laeis
Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah segera membuat Posko Desk Pilkada untuk memantau potensi kerawanan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (pilkada) sebagai salah satu upaya menjaga situasi kondusif.

"Nanti Pemprov juga akan membuat Posko Desk Pilkada di kompleks Kantor Gubernur," kata Kepala Biro Pemerintahan, Otonomi, dan Kerja sama Sekretariat Daerah Provinsi Jateng Muhamad Masrofi di Semarang, Sabtu.

Menurut dia, Pemprov Jateng melakukan berbagai upaya untuk menciptakan penyelenggaraan Pilkada Serentak 2024 agar berjalan secara kondusif.

Upaya untuk menciptakan situasi kondusif di seluruh wilayah di Jateng selama pilkada serentak, kata dia, sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari.

Mulai dari penguatan forum-forum kemitraan, hingga pelibatan tokoh agama dan masyarakat, pemangku kepentingan terkait, media massa, dan jejaring sosial guna konsolidasi pencegahan potensi kerawanan.

Melalui Posko Desk Pilkada, kata Masrofi, akan dilakukan pemantauan dan pelaporan perkembangan pilkada di 35 kabupaten/kota di Jateng.

Sementara itu, Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana mengatakan dengan bahwa semakin dekatnya waktu penyelenggaraan pilkada maka intensitas dan kerawanan juga berpotensi meningkat.

Ia berharap fungsi pemantauan dari Pemprov Jateng melalui Posko Desk Pilkada harus benar-benar dilakukan dengan baik, terutama menjelang saat pencoblosan pada 27 November 2024.

Seperti pada pemilu 2024 lalu, Pemprov Jateng juga sudah mengeluarkan instruksi kepada kepala organisasi perangkat daerah (OPD) untuk ikut memantau perkembangan pilkada di 35 kabupaten/kota.

"Ketahui perkembangan dari masing-masing kabupaten/kota. Waktunya sudah semakin mendekati. Kita harus memberikan arahan dan ikut menciptakan suasana yang kondusif," ujarnya.

Selain itu, Nana juga meminta agar Dinas Komunikasi dan Informatika Jateng bersama instansi terkait lainnya untuk ikut aktif dalam memantau perkembangan di media sosial.

Sebab, kata dia, potensi provokasi biasanya muncul melalui media sosial, seperti hoaks, ujaran kebencian, dan lainnya.

"Kita harus bisa memberikan pencerahan dan edukasi kepada masyarakat agar tidak mudah terprovokasi," tegasnya.

Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024