Logo Header Antaranews Jateng

Melihat uji coba makan bergizi gratis di Jawa Tengah

Senin, 11 November 2024 07:28 WIB
Image Print
Pelaksana Tugas Bupati Wonosobo Muhammad Albar makan bersama para siswa SD Negeri 10 Wonosobo pada peluncuran uji coba makan bergizi gratis di Wonosobo, Jumat (8/11/2024). ANTARA/Heru Suyitno
Wonosobo (ANTARA) - Ratusan siswa kelas 4-6 Sekolah Dasar Negeri 10 Wonosobo tampak riang gembira, saat berkumpul di halaman sekolah.

Mereka duduk di karpet yang telah disediakan, kemudian mendengarkan penyuluhan tentang makanan bergizi. Penyuluh mengingatkan para siswa untuk makan dengan berpedoman pada  bahwa "Isi Piringku". 

"Isi Piringku" adalah panduan yang dirancang oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia untuk membantu individu membuat pilihan makanan yang seimbang dan bergizi. 

"Isi Piringku" itu dibagi dua dan dua per tiga dari setengah isi piring isinya makanan pokok, antara lain nasi, kentang, jagung atau sumber yang mengandung karbohidrat.

Bagian kedua adalah lauk pauk yang terdiri atas protein hewani dan protein nabati. Contoh protein hewani adalah daging ayam, daging sapi, ikan, telur, sedangkan protein nabati, antara lain tahu dan tempe.

Isi lainnya dalam pedoman yang tujuan utamanya adalah memastikan setiap piring makanan yang dikonsumsi mengandung berbagai komponen nutrisi penting dalam proporsi yang tepat, setengahnya adalah sayur dan buah.

Air putih juga disiapkan agar makanan yang dikonsumsi lancar masuk melewati tenggorokan. Siswa diingatkan bahwa dalam sehari, minimal mengonsumsi delapan gelas air putih, sehingga pencernaan menjadi bagus dan kita terhindar dari dehidrasi.

Tidak hanya dari sisi kesehatan untuk tubuh, anak-anak juga diingatkan mengenai adab makan, yakni mencuci tangan dengan air mengalir, setelah itu berdoa, sesuai kepercayaan masing-masing. Mereka juga diingatkan agar duduk saat makan dan tidak boleh sambil berbicara. Jika makanan masih panas, tidak boleh ditiup. Alternatifnya bisa dengan dikipas-kipas.

Secara agama (Islam) Nabi juga meningatkan agar makanan tidak ditiup. Dari sisi kesehatan, makanan yang ditiup akan menyebabkan tubuh kemasukan lebih banyak asam karbonat dan karbon monoksida, karena saat meniup, tubuh akan melepaskan karbon dioksida dan karbon monoksida, sehingga hal ini berisiko menganggu keseimbangan asam atau alkali tubuh yang mengakibatkan ketidakseimbangan metabolisme.
 
Setelah selesai makan, mereka juga diingatkan untuk kembali berdoa sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas karunia berupa makanan, apalagi makanan gratis dan gizinya terjamin. Mereka juga diajak untuk membersihkan sendiri tempat makan dari ceceran sisa makanan, termasuk bungkus makanan.


Tiga kabupaten
Sebanyak tiga kabupaten di Provinsi Jawa Tengah menjadi tempat uji coba makan bergizi gratis yang menjadi program dari Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yakni Wonosobo, Brebes, dan Kabupaten Kebumen.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yunita Dyah Suminar menyatakan program ini menyediakan makanan sehat dan seimbang secara rutin bagi siswa sekolah dasar di tiga kabupaten tersebut.

Melalui program ini, pemerintah dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kecerdasan anak-anak, meningkatkan semangat belajar, serta menurunkan angka stunting dan gizi buruk di wilayah-wilayah tersebut.

Program makan bergizi untuk anak sekolah juga menyediakan variasi menu harian agar tetap menarik bagi anak-anak. Dengan anggaran sebesar Rp750 juta per kabupaten, program ini diharapkan dapat berjalan selama 25 hari untuk setiap bulan.

Menu makanan akan berganti setiap hari untuk memastikan anak-anak tertarik dan mendapat asupan gizi seimbang. Dengan pergantian menu itu diharapkan mampu memenuhi kebutuhan gizi anak guna mengoptimalkan pertumbuhannya, serta membangun kesadaran bersama akan pentingnya konsumsi makanan bergizi seimbang secara rutin.

Uji coba makan bergizi gratis yang dilaksanakan pertama di Kabupaten Wonosobo, meliputi tiga SD dan satu madrasah ibtidaiyah (MI). Makan yang disediakan itu, satu porsi senilai Rp15.000, termasuk biaya untuk pengadaan pembungkus makanan atau dus.

Program ini merupakan sebuah gerakan untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak, para orang tua, dan semua masyarakat mengenai pentingnya memperhatikan menu makanan bagi anak-anak yang secara fisik dan kecerdasan masih mengalami pertumbuhan.

Sejumlah negara di Eropa sudah menerapkan makanan bergizi gratis ini yang hasilnya menunjukkan adanya peningkatan kehadiran siswa di sekolah dan juga prestasi akademik.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah resmi meluncurkan program makan bergizi gratis untuk anak-anak usia sekolah dasar, yang ditandai dengan acara permulaan di SDN 10 Kabupaten Wonosobo.

Program ini sebagai upaya meningkatkan kualitas gizi anak-anak di daerah-daerah yang masih memiliki tantangan dalam pemenuhan gizi yang baik, terutama di tingkat pendidikan dasar. Untuk jangka menengah dan panjang, program ini dapat meningkatkan kualitas kesehatan dan kecerdasan generasi muda guna menyongsong Indonesia Emas 2045.

Nantinya, program makan bergizi gratis ini akan diatur oleh masing-masing kabupaten supaya hasilnya mudah dievaluasi, temasuk bagaimana dampaknya bagi kesehatan anak-anak.

Pelaksana Tugas Bupati Wonosobo Muhammad Albar mengapresiasi program ini sebagai kesempatan untuk mempersiapkan Wonosobo menghadapi tantangan masa depan, dan menjadi langkah awal yang baik untuk meningkatkan kesiapan menghadapi kebutuhan generasi berkualitas baik di masa depan.

Pemberian makanan bergizi pada 1.911 anak usia sekolah di Kabupaten Wonosobo akan dilaksanakan selama 25 hari dalam setiap bulan. Sebagai uji coba akan dilaksanakan di empat sekolah, yaitu SDN 10 Wonosobo, SDN 2 Wonosobo, SDN Pagerkukuh dan di MI Kliwonam.

Sebagai upaya untuk kepentingan dan kebaikan bersama, maka pemerintah mengajak semua kalangan bekerja sama secara sinergis guna menyukseskan program ini. Semua diupayakan untuk kebaikan bersama dan kesejahteraan rakyat serta menyiapkan generasi penerus yang berkualitas bagus di masa mendatang.

 


Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024