
Pemkot Semarang gandeng Tanoto Foundation, kembangkan literasi-numerasi

Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Pendidikan menggandeng Tanoto Foundation untuk melakukan upaya pengembangan literasi dan numerasi guna menyongsong Indonesia Emas 2045.
Kepala Disdik Kota Semarang Bambang Pramusinto di Semarang, Kamis, menyampaikan bahwa banyak pelatihan terkait literasi dan numerasi yang akan diadakan bagi kalangan guru.
"Kami nanti menggandeng berbagai 'stakeholder', salah satunya Tanoto Foundation," katanya di sela-sela Media Forum Group Discussion bertema "Kolaborasi Media Dalam Membangun Kesadaran Publik Tentang literasi dan Numerasi" yang digelar Tanoto Foundation.
Tak hanya pelatihan, pihaknya bersama Tanoto juga membuat platform bernama Pemuda Hebat untuk merilis perkembangan literasi dan numerasi secara "real-time" di Kota Semarang.
Menurut dia, platform tersebut bisa menjadi gambaran atau referensi bagi Dinas Pendidikan dan kalangan guru untuk mengetahui bagaimana kondisi terakhir literasi dan numerasi dalam peta pendidikan.
"Kalau literasi numerasi untuk level SD dan SMP itu masih berkisar 70-85 sehingga masih ada ruang yang harus dikejar supaya semakin tinggi," kata Bambang.
Java Regional Lead Tanoto Foundation Medi Yusva menjelaskan bahwa pihaknya sebagai lembaga filantropi yang fokus terhadap pengembangan pendidikan berupaya membantu mengadakan pelatihan bagi guru.
Kemudian, membuat platform yang akan memudahkan pemerintah daerah untuk menentukan kebijakan, keputusan, atau tindakan karena semuanya berbasiskan data.
"Kami memperkuat fasilitator yang ada di Kota Semarang. Skor literasi dan numerasi di Indonesia masih sangat rendah, baik di sekolah maupun masyarakat," katanya.
Karena itu, kata dia, Tanoto Foundation memiliki sejumlah agenda, salah satunya terkait pengasuhan dan stimulasi dini bahwa semua anak kelas III SD harus memiliki kecakapan dasar literasi dan numerasi.
Sementara itu, Fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation Rohmadi Purwono telah melatih guru-guru untuk membuat buku cerita berkonten muatan lokal dengan bantuan artificial intelligence (AI).
"Banyak guru kesulitan membuat atau menggambar ilustrasi. Makanya, cerita itu dituliskan, kemudian AI akan membantu mengilustrasikan cerita yang dibuat," kata guru SD Negeri Sadeng 02 Semarang itu.
Pendampingan dilakukan selama satu bulan melalui pertemuan secara langsung atau "offline", dan sampai saat ini telah dihasilkan 44 buku cerita yang sudah dipublikasi di perpustakaan digital Perpusda Kota Semarang.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor:
Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2025