Logo Header Antaranews Jateng

Ahmad Tohari: Jangan Korbankan Identitas Bangsa

Jumat, 16 November 2012 05:47 WIB
Image Print
Ahmad Tohari (ANTARA / Aditia Maruli)


"Para penulis, para wartawan, para pejabat yang sering pidato, penggunaan bahasa sangat penting. Tolong, bermain-main (menggunakan bahasa) bolehlah karena itu watak manusia, tapi jangan sampai mengorbankan identitas," katanya di Cilacap, Kamis sore.

Ahmad Tohari mengatakan hal itu terkait banyaknya bahasa prokem yang bermunculan dan digunakan dalam pergaulan.

Menurut dia, tidak masalah jika bahasa prokem tersebut digunakan sebagai bahasa bermain karena manusia itu merupakan makhluk bermain.

"Jadi, naluri untuk bermain-main selalu ada. Tapi jangan mengorbankan sesuatu yang menjadi identitas. Sebagai permainan silakan, tetapi jangan kebablasan menjadi bahasa yang dibakukan," kata penulis novel "Ronggeng Dukuh Paruk" ini menegaskan.

Dia juga mengharapkan, pola penulisan dalam bahasa Indonesia yang mengacu pada hukum diterangkan-menerangkan.

Dalam hal ini, dia mencontohkan penulisan yang benar adalah Salon Mawar, bukan Mawar Salon.

"Sekarang sudah mulai banyak penulisan Mawar Salon atau Rita Salon yang menyalahi hukum dasar penulisan bahasa Indonesia. Itu yang seharusnya diperbaiki, dikembalikan menaati hukum penulisan," katanya.

Akan tetapi jika berupa pemadatan penulisan seperti "anak yang pandai" menjadi "anak pandai", menurut dia, hal itu kemungkinan akan terjadi dan tidak masalah karena tidak mengubah pola.

"Kita bangsa Indonesia saat ini menghadapi merebaknya bahasa global, dalam hal ini bahasa Inggris yang lebih padat daripada bahasa Indonesia, misalnya 'seorang anak yang pandai' dalam bahasa Inggris 'a smart boy'. Mungkin ini dalam bahasa Indonesia nantinya akan kehilangan 'yang' menjadi 'seorang anak pandai', kata penjelasannya mungkin akan disingkat. Itu ramalan saya," katanya.

Pewarta :
Editor: Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2025