Tuntut Revisi UMK, Buruh Semarang Dihadang Kawat Berduri
Selasa, 8 Oktober 2013 16:18 WIB
Perwakilan buruh kemudian hanya berorasi di trotar depan kawat berduri menyampaikan tuntutan revisi usulan UMK Kota Semarang 2014 yang telah diajukan Plt Wali Kota Semarang sebesar Rp1,4 juta menjadi Rp1,9 juta sesuai dengan kebutuhan hidup layak (KHL) dan prediksi inflasi 2014.
Jumlah buruh yang datang pada gelombang pertama ada sekitar ratusan buruh yang mayoritas mengenakan seragam Serikat Pekerja Nasional (SPN).
"Buruh yang datang awal karena pulang kerja pukul 14.00 dan ada juga yang jam kerjanya diajukan dua jam agar dapat bergabung demonstrasi," kata Wakil Kepala Bidang Pendidikan dan Pemberdayaan Perempuan DPC SPN Kota Semarang Anik Ariyani ditemui disela demonstrasi.
Anik mengaku jumlah buruh yang dipastikan bergabung melakukan demonstrasi akan terus bertambah menyesuaikan jam pulang kerja dan diperkirakan ada sekitar 4.000 buruh lebih yang ikut bergabung datang secara bergelombang.
"Kami hanya menuntut revisi usulan UMK Kota Semarang dari Rp1,4 juta yang telah diusulkan Pak Plt Wali Kota menjadi Rp1,9 juta," kata ibu dua anak ini.
Buruh menilai usulan UMK Rp1,4 juta belum layak karena mekanisme survei menggunakan status buruh lajang. Sementara banyak buruh yang sudah berkeluarga dan memiliki anak.
"Survei yang dilakukan dewan pengupahan hanya di enam pasar yakni Pasar Mangkang, Karangayu, Jatingaleh, Pasar Langgar, dan Pasar Pedurungan. Padahal domisili buruh banyak yang jauh dari pasar-pasar tersebut. Selain itu jumlah item yang disurvei juga hanya 60, sementara idealnya ada 122 item," katanya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Semarang Gunawan Saptogiri menemui dan menerima aspirasi para buruh.
UMK di Kota Semarang tahun 2012 sebesar Rp991.500 kemudian naik menjadi Rp1.209.100 pada tahun 2013, dan Plt Wali Kota Semarang telah mengusulkan besaran UMK tahun 2014 ke Gubernur Jateng sebesar Rp1.428.000 (diusulkan ada revisi Rp1.929.233).
Polisi tidak hanya memasang kawat berduri, tetapi juga ada "water cannon" dan anjing pelacak yang ditempatkan di halaman Balai Kota Semarang.
Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor:
Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2025