Siaga Gunung Slamet Tak Ganggu Proyek Geothermal
Sabtu, 3 Mei 2014 14:35 WIB
"Kalau dilihat di peta, WKP (Wilayah Kerja Pertambangan) panas bumi jauh dari puncak atau lebih dari 8 kilometer, sedangkan radius bahaya Gunung Slamet berjarak 4 kilometer dari puncak," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu.
Oleh karena itu, kata dia, proyek geothermal sampai sekarang tetap berjalan karena berada di radius aman.
Menurut dia, WKP panas bumi tersebut berada di Baturraden, Kabupaten Banyumas, dan Kaligua, Kabupaten Brebes. "WKP-nya lebih banyak di Kaligua," katanya.
Kendati demikian, dia menduga proyek panas bumi itu akan terdampak jika status Gunung Slamet ditingkatkan menjadi Awas.
Lebih lanjut, Anton mengatakan bahwa saat ini proyek panas bumi yang dilaksanakan oleh PT Sejahtera Alam Energy (SAE) tersebut telah memasuki tahap eksplorasi.
"Tinggal menunggu ganti rugi untuk tegakan di kawasan kehutanan, setelah itu melakukan pengeboran. Saat ini baru persiapan untuk mobilisasi," katanya.
Berdasarkan perencanaan sebelumnya, kata dia, pengeboran sumur panas bumi direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Mei 2014.
Akan tetapi hingga sekarang, lanjut dia, belum diketahui secara pasti kapan pengeboran tersebut akan dilaksanakan.
"Kami belum tahu apakah mundur atau tetap sesuai perencanaan, karena sebelum pengeboran harus dilakukan pelebaran jalan dan jembatan untuk mobilisasi kendaraan berat menuju lokasi," katanya.
Proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi itu ditarget selesai pada tahun 2017 dan akan memroduksi listrik sebesar 110 megawatt pada tahap pertama.
Selanjutnya pada tahap kedua 2019 sebesar 77 megawatt dan tahap ketiga 2022 sebesar 44 megawatt, sehingga total produksi mencapai 231 megawatt.
Pewarta : Sumarwoto
Editor:
Antarajateng
COPYRIGHT © ANTARA 2025