Sementara itu, tanaman tembakau di persawahan saat ini tinggal pohonnya saja yang masih berdiri tegak karena daunnya telah habis dipetik dan dirajang menjadi tembakau rajangan kering yang sebagian besar telah dijual ke sejumlah gudang perwakilan pabrik rokok di Temanggung, Jawa Tengah.

Bahkan, sebagian petani telah mencabuti batang tanaman tembakau, kemudian ditumpuk di pinggir sawah karena lahan mereka akan diganti dengan tanaman sayuran maupun palawija.

Sebagian tanaman tembakau di lereng Sumbing bagian bawah terlihat telah habis daunnya. Namun, petani tetap membiarkan bunga tembakau hingga mengering yang nantinya dijadikan benih pada masa tanam tahun depan.

Memasuki minggu kedua Oktober 2014, orang menjemur tembakau rajangan di sejumlah tanah lapang maupun di pinggir jalan di antara Gunung Sindoro dan Sumbing ini mulai berkurang, tidak seramai waktu puncak panen raya pada bulan September lalu.

Daun yang masih tersisa, sekitar tujuh lembar di pucuk tanaman tembakau merupakan bakal tembakau dengan kualitas paling bagus.

"Kalau didukung cuaca yang bagus, yaitu kering, tanpa turun hujan hingga masa petik biasanya akan muncul tembakau srinthil, yaitu tembakau dengan kualitas grade F ke atas," kata petani di Dusun Legok, Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung, Subakir.

Tembakau srinthil merupakan tembakau berkualitas terbaik yang merupakan produk asli Indonesia yang dihasilkan daerah Temanggung, Jawa Tengah. Tembakau srinthil tumbuh begitu saja secara alami dan sampai sekarang belum ada peneliti yang bisa menemukan cara untuk membudidayakannya.

Tembakau srinthil baru akan muncul setelah daun tembakau diperam selama tiga hari akan kelihatan jamur kekuningan dan biasanya saat tembakau dalam kondisi seperti ini petani menyimpannya kembali selama tujuh hingga delapan malam sebelum dirajang.

Menurut Subakir yang juga Kepala Desa Legoksari ini media tanah yang memengaruhi kemunculan tembakau srinthil biasanya dari jenis tanah lincat yang teksturnya menyerupai tanah liat. Jenis tanah ini kerap menghasilkan srinthil kualitas bagus.

Tembakau srinthil, kata dia, dihasilkan dari daun paling atas pada tanaman tembakau yang biasanya dipetik paling akhir. Waktu masih di pohon, tidak ada yang bisa mengetahui lembaran daun itu akan menjadi srinthil.

Biasanya bentuk daunnya melengkung hampir keriting dan susah dirajang. Agak lembab tetapi tidak basah. Warnanya hitam pekat seperti habis disiram madu. Kadar nikotinnya tinggi, mempunyai aroma khas, harum mirip aroma buah salak.

Tembakau srinthil merupakan tembakau grade F, G, H, dan I, dengan kadar nikotin paling tinggi sekitar 20 persen. Berdasarkan riset dari Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (Balittas) di Malang, Jawa Timur, diketahui kondisi alam, cuaca, dan struktur tanah di daerah Temanggung memang mampu memberikan panen tembakau dengan kualitas paling bagus.

Tembakau srinthil menjadi dambaan setiap petani karena harganya relatif sangat mahal dan srinthil tidak muncul di sembarangan ladang tembakau.

"Bagi warga Nglamuk, tembakau srinthil sudah biasa karena daerah ini salah satu penghasil srinthil," katanya.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Tengah Nurtantio Wisnubroto mengatakan bahwa pada masa penen tembakau tahun ini juga muncul tembakau srinthil yang saat ini pada grade F dengan harga berkisar Rp200 ribu per kilogram.

"Sisa tembakau di kawasan lereng Gunung Sumbing yang belum dipanen merupakan tembakau pilihan. Kalau cuaca tetap kering, menjadi tembakau srinthil yang menjadi primadona petani karena harganya paling tinggi," katanya.

Menurut dia harga tersebut dimungkinkan bergerak naik sesuai dengan kualitas tembakau yang ada. Pada tahun 2013 harga tembakau srinthil Rp350 ribu per kilogram dan pada tahun 2011 mencapai Rp800 ribu per kilogram.

"Tembakau srinthil mempunyai kualitas dan rasa istimewa sehingga harganya juga istimewa. Tembakau srinthil tidak bisa direkayasa," katanya.

Patenkan Srinthil
Guna memantenkan tembakau srinthil yang merupakan tembakau khas Temanggung, pada bulan Desember 2013 petani tembakau Temanggung telah mengajukan hak paten untuk mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis Direktorat Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM.

Perlindungan Indikasi Geografis untuk melindungi suatu produk dari pemalsuan yang bisa menjatuhkan produk asli. Perlindungan IG ini tidak ada jangka waktunya, artinya bisa berlangsung terus-menerus sepanjang ciri dan kualitas yang dihasilkan oleh produk itu masih tetap sama dan tidak hilang.

Ketua Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Tembakau Srinthil Temanggung (MPIG-TST) Subakir mengatakan bahwa tim ahli indikasi geografis telah melakukan uji substansif terhadap tembakau srinthil Temanggung.

Pada uji substansif tersebut tim melihat langsung di lapangan apakah ada kesesuaian dari buku persyaratan yang sudah diajukan.

"Sebelumnya, kami sudah mendiskripsikan bagaimana tembakau srintil itu mulai dari penanaman hingga menjadi tembakau srintil yang sudah siap pasar," katanya.

Persyaratan Indikasi Geografis, antara lain kelembagaan masyarakat yang mengelola, produk yang mempunyai ciri khas, masyarakat mengakui bahwa produk itu mempunyai standar kualitas yang cukup bagus dan masyarakat membuat diskripsi mulai dari lahan.

Selain itu, bibit, proses tanam sampai panen, penanganan pascapanen bahkan dalam buku yang ditulis mengenai kegiatan yang dilakukan masyarakat itu terkandung pengetahuan tradisional masyarakat yang sudah turun-temurun.

Subakir mengatakan bahwa srinthil adalah tembakau Temanggung berkadar nikotin tinggi yang hanya dihasilkan di daerah tertentu dengan ketinggian di atas 800 meter di atas permukaan laut. Srinthil hanya bisa dihasilkan dari tembakau varietas kemloko.

Daerah penghasil tembakau srinthil di Temanggung ada tiga wilayah kecamatan, yakni Bulu, Tlogomulyo, dan Tembarak.

Ia mengatakan bahwa tembakau srinthil telah lolos untuk mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis dari Direktorat Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM.

"Rencananya penyerahan sertifikat Indikasi Geografis tembakau srinthil akan dilakukan bersamaan Hari Ulang Tahun Temanggung pada 10 November 2014," katanya.