"Kami masih menunggu dan terus mencari investor yang tepat. Sebenarnya kami juga sudah bekerja sama dengan lembaga terkait, seperti Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu (BPMPT), untuk mempromosikan rencana revitalisasi tersebut. Saat ada event-event yang tepat lainnya, rencana itu pun kami sosialisasikan," kata Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Pemkot Surakarta Subagiyo, di Solo, Senin.

Ia mengatakan sampai sekarang belum ada calon penanam modal yang sesuai dengan harapan pemkot. "Memang sudah ada pihak ketiga yang mengajukan penawaran. Namun setelah ditimbang-timbang dengan sejumlah syarat, ternyata tidak pas."
"Beberapa di antaranya, kami hanya minta pedagang pasar diberikan lokasi pengganti secara gratis. Selain itu, model kerja samanya adalah Bangun Serah Guna (BSG) bukan Build Operate Transfer (BOT/Bangun Guna Serah)," katanya.

Subagiyo mengakui, Pemkot Surakarta kesulitan menganggarkan dana dari APBD guna merealisasikan revitalisasi Pasar Jongke. Sebab, anggaran yang dibutuhkan relatif besar. "Butuh dana hampir Rp95 miliar karena lahannya juga luas, berkisar 1,7 hektare. Makanya, kami memerlukan kerja sama dengan pihak ketiga dalam pelaksanaannya," katanya.

Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Pemkot Surakarta Budi Yulistianto menambahkan, rencana revitalisasi Pasar Jongke juga masih harus menunggu selesainya kontrak kerja sama pemanfaatan lahan di sisi timur pasar, yang saat ini masih digunakan sebagai Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU).