Rohaniwan Berharap Eksekusi "Bali Nine" Tak Terjadi
Kamis, 5 Maret 2015 14:25 WIB
Petugas polisi berjaga di sel duo terpidana mati Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
"Kami tidak siapkan pendamping (rohaniwan pendamping terpidana mati jelang eksekusi, red.) karena kami tidak ingin itu (eksekusi) terjadi," kata Daniel di Dermaga Wijayapura, Cilacap, Jawa Tengah, Kamis siang.
Daniel mengatakan hal itu kepada wartawan usai memberikan bimbingan rohani bagi warga binaan pemasyarakatan beragama Kristen di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Batu, Pulau Nusakambangan.
Dia mengaku sangat mengenal Andrew Chan, Myuran Sukumaran, dan Okwudili Oyatanze sehingga mengharapkan eksekusi tidak terjadi.
"Bukan hanya saya, orang lain juga menyuarakan itu (eksekusi terhadap duo 'Bali Nine' tidak terjadi, red.). Orang salah, semuanya salah, tapi kita melihat bahwa seperti Okwudili sudah 10 tahun terakhir hidup mereka berguna," kata dia yang telah mengangkat Andrew Chan sebagai anak.
Ia mengatakan bahwa kepala lembaga pemasyarakatan menjadi saksi bagaimana warga binaan tersebut.
Menurut dia, banyak warga binaan di Lapas Kerobokan, Bali, yang semula beringas menjadi berubah setelah ditangani Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
Kendati demikian, dia mengaku belum bertemu kembali dengan Andrew Chan dan Myuran Sukumaran sejak mereka dipindahkan dari Lapas Kerobokan ke Nusakambangan pada Rabu (4/3).
"Saya terakhir bertemu mereka pada 15 Februari saat masih di Kerobokan," katanya.
Sebelumnya, rombongan yang mengaku sebagai keluarga angkat Andrew Chan, salah seorang di antaranya Pendeta Daniel Alexander, berencana menyeberang ke Pulau Nusakambangan guna menemui terpidana mati berkewarganegaraan Australia itu.
Akan tetapi beberapa orang di antaranya tidak diizinkan untuk menyeberang ke Nusakambangan.
Daniel mengatakan hal itu kepada wartawan usai memberikan bimbingan rohani bagi warga binaan pemasyarakatan beragama Kristen di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Batu, Pulau Nusakambangan.
Dia mengaku sangat mengenal Andrew Chan, Myuran Sukumaran, dan Okwudili Oyatanze sehingga mengharapkan eksekusi tidak terjadi.
"Bukan hanya saya, orang lain juga menyuarakan itu (eksekusi terhadap duo 'Bali Nine' tidak terjadi, red.). Orang salah, semuanya salah, tapi kita melihat bahwa seperti Okwudili sudah 10 tahun terakhir hidup mereka berguna," kata dia yang telah mengangkat Andrew Chan sebagai anak.
Ia mengatakan bahwa kepala lembaga pemasyarakatan menjadi saksi bagaimana warga binaan tersebut.
Menurut dia, banyak warga binaan di Lapas Kerobokan, Bali, yang semula beringas menjadi berubah setelah ditangani Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
Kendati demikian, dia mengaku belum bertemu kembali dengan Andrew Chan dan Myuran Sukumaran sejak mereka dipindahkan dari Lapas Kerobokan ke Nusakambangan pada Rabu (4/3).
"Saya terakhir bertemu mereka pada 15 Februari saat masih di Kerobokan," katanya.
Sebelumnya, rombongan yang mengaku sebagai keluarga angkat Andrew Chan, salah seorang di antaranya Pendeta Daniel Alexander, berencana menyeberang ke Pulau Nusakambangan guna menemui terpidana mati berkewarganegaraan Australia itu.
Akan tetapi beberapa orang di antaranya tidak diizinkan untuk menyeberang ke Nusakambangan.
Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
HUT Ke-68 LVRI, Ketum PPM berharap kesejahteraan veteran dapat terus ditingkatkan
02 January 2025 11:04 WIB
Pilkada 2024, Agustina berharap masyarakat tak terpengaruh kampanye hitam
27 November 2024 16:02 WIB
Wapres anugerahkan Paritrana Award dan berharap angka Universal Coverage Jamsostek terus meningkat
13 September 2024 13:56 WIB
Menag berharap Paus Fransiskus saksikan baiknya keberagamaan di Indonesia
03 September 2024 14:17 WIB