Pangdiv II Kostrad Sinyalir Teroris Keluar dari Hutan Poso
Jumat, 17 April 2015 14:37 WIB
"Kami menemukan semua tempat latihan dan persembunyian mereka selama kami melaksanakan latihan tempur Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di kawasan Poso pesisir selama tiga pekan terakhir ini," katanya, di Poso, Jumat.
Menurut Haryanto, ribuan personel TNI AD, TNI AL, dan TNI AU telah melakukan latihan sampai ke puncak-puncak pegunungan yang diyakini menjadi tempat persembunyian dan latihan teroris itu, namun tidak menemukan orang-orangnya.
"Saya yakin, para perusuh itu sudah meninggalkan lokasi latihan mereka sebelum TNI memulai latihan tempur PPRC pada 31 Maret 2015," ujarnya.
Meski latihan tempur PPRC ini tidak bertujuan memburu teroris, namun Bambang mengaku telah menegaskan kepada seluruh anak buahnya untuk bertindak tegas bila menemukan para perusuh tersebut.
Dengan latihan ini, katanya, pihak TNI kini mengetahui secara detail seluruh tempat latihan dan persembunyian para teroris itu sehingga akan lebih mudah untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan bila kemudian hari, para perusuh itu kembali ke lokasi tersebut.
Ia berharap kepada masyarakat untuk tidak takut melaporkan keberadaan para teroris itu kepada TNI dan Polri bila mengetahui kehadiran mereka.
Dan kepada masyarakat yang memberikan bantuan logistik kepada para teroris tersebut selama ini, diminta untuk menghentikannya.
"Sebenarnya tidak terlalu sulit untuk menumpas para teroris itu, kalau masyarakat mau dan berani melaporkan keberadaan mereka dan tidak memberikan dukungan apa-apa, seperti logistik," ujarnya.
Kepada oknum-oknum teroris tersebut, Haryanto mengajak mereka keluar dari tempat persembunyian dan menyerahkan dirilalu kembali ke kehidupan normal dan damai bersama masyarakat.
Sementara itu pihak kepolisian kini semakin gencar memburu para teroris yang diyakini telah keluar dari hutan-hutan Poso dan diperkirakan bersembunyi di hutan-hutan sekitar kabupaten Parigi Moutong.
Selama latihan tempur PPRC TNI berlangsung, kepolisian berhasil menembak mati salah seorang pemimpin teroris tersebut bernama Daeng Koro dan seorang anak buahnya saat mereka menyingkir dari hutan Poso dan bersembunyi di hutan Parigi Moutong.
Menurut Haryanto, ribuan personel TNI AD, TNI AL, dan TNI AU telah melakukan latihan sampai ke puncak-puncak pegunungan yang diyakini menjadi tempat persembunyian dan latihan teroris itu, namun tidak menemukan orang-orangnya.
"Saya yakin, para perusuh itu sudah meninggalkan lokasi latihan mereka sebelum TNI memulai latihan tempur PPRC pada 31 Maret 2015," ujarnya.
Meski latihan tempur PPRC ini tidak bertujuan memburu teroris, namun Bambang mengaku telah menegaskan kepada seluruh anak buahnya untuk bertindak tegas bila menemukan para perusuh tersebut.
Dengan latihan ini, katanya, pihak TNI kini mengetahui secara detail seluruh tempat latihan dan persembunyian para teroris itu sehingga akan lebih mudah untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan bila kemudian hari, para perusuh itu kembali ke lokasi tersebut.
Ia berharap kepada masyarakat untuk tidak takut melaporkan keberadaan para teroris itu kepada TNI dan Polri bila mengetahui kehadiran mereka.
Dan kepada masyarakat yang memberikan bantuan logistik kepada para teroris tersebut selama ini, diminta untuk menghentikannya.
"Sebenarnya tidak terlalu sulit untuk menumpas para teroris itu, kalau masyarakat mau dan berani melaporkan keberadaan mereka dan tidak memberikan dukungan apa-apa, seperti logistik," ujarnya.
Kepada oknum-oknum teroris tersebut, Haryanto mengajak mereka keluar dari tempat persembunyian dan menyerahkan dirilalu kembali ke kehidupan normal dan damai bersama masyarakat.
Sementara itu pihak kepolisian kini semakin gencar memburu para teroris yang diyakini telah keluar dari hutan-hutan Poso dan diperkirakan bersembunyi di hutan-hutan sekitar kabupaten Parigi Moutong.
Selama latihan tempur PPRC TNI berlangsung, kepolisian berhasil menembak mati salah seorang pemimpin teroris tersebut bernama Daeng Koro dan seorang anak buahnya saat mereka menyingkir dari hutan Poso dan bersembunyi di hutan Parigi Moutong.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017