"Jangan sampai reshuffle ini menjadi penyakit musiman, tiap enam bulan ada perubahan susunan kabinet," kata Hendrawan sesaat sebelum memulai acara Forum Group Discussion Badan Pengkajian MPR di Ambon, Maluku, Senin malam.

Oleh sebab itu, keputusan tersebut tidak boleh diambil secara buru-buru. "Setelah Lebaran juga baik, karena Lebaran ini sebenarnya adalah saat uji coba kekompakan kementerian-kementerian, karena harga-harga naik dan gejolak ekonomi lain yang perlu perhatian," katanya.

Lebih lanjut Hendrawan mengatakan Presiden Jokowi telah mendapat masukan dari berbagai pihak.

"Saat ini Pak Jokowi sedang membaca masukan-masukan dan laporan dari para menteri dan sudah kita tahu secara bergelombang kemarin Beliau sudah memanggil sejumlah orang ke Istana. Artinya Pak Jokowi sudah mendengar banyak dari berbagai pihak. Sekarang tinggal membuat keputusan tepat tapi hati-hati," katanya.

Nama Profesor Hendrawan ssempat disebut-sebut sebagai menteri pengganti jika perubahan susunan Kabinet Kerja benar-benar terjadi.

Ketika menanggapi hal itu, dia mengatakan semua keputusan ada di tangan ketua umum partainya.

"Nama-nama sudah berseliweran tapi yang paling akurat kan ada di tangan ketua umum." Saat ditanya kementerian mana yang akan di-reshuffle, menurut Hendrawan kementerian ekonomi yang paling mendapat sorotan.