Bahan Terompet dari Sampul Al Quran Sisa Produksi CV Aneka Ilmu
Rabu, 30 Desember 2015 18:36 WIB
Anggota Intel Korem 162/Wira Bhakti menunjukkan kertas bahan terompet sampul Al Quran bertuliskan Kementrian Agama RI Tahun 2013 saat diamankan di Kantor Intel Korem 162/Wira Bhakti Mataram, NTB, Selasa (29/12). Anggota Intel Korem 162/Wira Bhakti me
Pemilik CV Aneka Ilmu Semarang Suwanto di Semarang, Rabu, membenarkan produk sisa proyek dari Kementerian Agama pada 2013 tersebut.
Menurut dia, perusahaannya menerima proyek untuk membuat 1,6 juta Alquran dari Kementerian Agama saat kepemimpinan Menteri Suryadharma Ali.
"Total produksi untuk seluruh proyek tersebut sekitar 80 ton," katanya.
Pada saat proses produksi mencapai 75 persen, kata dia, lokasi produksi perusahaannya sempat terkena bencana banjir.
Dari keseluruhan produksi itu, lanjut dia, hanya 200 ribu eksemplar yang bisa terselamatkan dan dalam kondisi baik.
Cetakan yang terselamatkan tersebut kemudian disimpan dengan harapan ketika kembali memperoleh proyek dari Kementerian Agama pada tahun berikutnya, barang sudah tersedia.
"Siapa tahu dapat proyek lagi, tapi ternyata tidak," katanya.
Sebagian hasil cetakan tersebut sempat disumbangkan ke sejumlah masjid.
Adapun sisa lainnya, kata dia, dimusnahkan dengan standar prosedur yang sudah ditentukan.
Ia menjelaskan pemusanahan diserahkan kepada pengepul untuk dijadikan bubur kertas.
Dalam kasus tersebut, CV Aneka Ilmu menyerahkan kepada pengepul asal Klaten bernama Sunardi yang sudah bekerja sama sejak lama.
Bendaha Majelis Ulama Indonesia Wilayah Jawa Tengah tersebut tidak tahu jika sisa produk perusahaannya justru disalahgunakan untuk membuat terompet.
Meski tidak bertanggung jawab secara langsung atas permasalahan yang terjadi, Suwanto tetap memohon maaf kepada masyarakat, khususnya umat Muslim.
Ia menegaskan tidak ada unsur kesengajaan dalam kejadian ini.
Menurut dia, perusahaannya menerima proyek untuk membuat 1,6 juta Alquran dari Kementerian Agama saat kepemimpinan Menteri Suryadharma Ali.
"Total produksi untuk seluruh proyek tersebut sekitar 80 ton," katanya.
Pada saat proses produksi mencapai 75 persen, kata dia, lokasi produksi perusahaannya sempat terkena bencana banjir.
Dari keseluruhan produksi itu, lanjut dia, hanya 200 ribu eksemplar yang bisa terselamatkan dan dalam kondisi baik.
Cetakan yang terselamatkan tersebut kemudian disimpan dengan harapan ketika kembali memperoleh proyek dari Kementerian Agama pada tahun berikutnya, barang sudah tersedia.
"Siapa tahu dapat proyek lagi, tapi ternyata tidak," katanya.
Sebagian hasil cetakan tersebut sempat disumbangkan ke sejumlah masjid.
Adapun sisa lainnya, kata dia, dimusnahkan dengan standar prosedur yang sudah ditentukan.
Ia menjelaskan pemusanahan diserahkan kepada pengepul untuk dijadikan bubur kertas.
Dalam kasus tersebut, CV Aneka Ilmu menyerahkan kepada pengepul asal Klaten bernama Sunardi yang sudah bekerja sama sejak lama.
Bendaha Majelis Ulama Indonesia Wilayah Jawa Tengah tersebut tidak tahu jika sisa produk perusahaannya justru disalahgunakan untuk membuat terompet.
Meski tidak bertanggung jawab secara langsung atas permasalahan yang terjadi, Suwanto tetap memohon maaf kepada masyarakat, khususnya umat Muslim.
Ia menegaskan tidak ada unsur kesengajaan dalam kejadian ini.
Pewarta : Immanuel Citra Senjaya
Editor : hernawan
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Penjualan terompet untuk rayakan Tahun Baru 2021dilarang di Kota Surakarta
22 December 2020 20:26 WIB, 2020