Asperindo: Bisnis "E-Commerce" Nasional Terus Tumbuh
Senin, 29 Februari 2016 18:31 WIB
ilustrasi
"Dari total transaksi Rp150 triliun di 2014, pada 2015 menembus Rp240 triliun," kata Ketua Asperindo Jateng Tony Winarno di Semarang, Senin.
Menurut dia, peningkatan tersebut merupakan dampak dari bisnis "e-commerce" yang sudah menjadi hal jamak bagi masyarakat di Indonesia.
Meski tumbuh baik, pihaknya berharap pada tahun ini capaian tersebut tumbuh antara 5-6 kali lipat dari capaian tahun lalu.
Untuk merealisasikan target tersebut, pihaknya berupaya menerapkan Undang-Undang (UU) nomor 8 tahun 2008 mengenai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Yang ingin kami sosialisasikan kepada para pelaku UMKM ini adalah agar mereka mulai menerapkan penjualan melalui 'online' atau jaringan internet. Mereka tidak perlu memiliki website sendiri tetapi cukup bekerja sama dengan 'online marketing'," katanya.
Beberapa "online marketing" yang menyediakan ruang untuk penjualan produk UMKM di antaranya tokopedia.com dan lazada.com. Pihaknya berharap, para pelaku UMKM dapat mengoptimalkan ruang tersebut.
"Paling tidak kita bisa mengikuti Tiongkok. Pencapaian transaksi penjualan melalui 'e-commerce' di negara tersebut pada tahun 2015 mencapai Rp5.200 triliun," katanya.
Menurut dia, mayoritas usaha yang penjualannya melalui "e-commerce" di negara tersebut adalah usaha rumahan. Oleh karena itu, pelaku UMKM di Indonesia tidak perlu berkecil hati.
"Dalam hal ini, pelaku usaha jangan berharap Pemerintah mendukung secara habis-habisan. Pada dasarnya, sudah banyak kebijakan Pemerintah yang sifatnya melindungi perdagangan dan produk dalam negeri. Bagaimanapun juga, kita harus bergerak dengan menciptakan pasar sendiri salah satunya melalui sistem 'online'," katanya.
Menurut dia, peningkatan tersebut merupakan dampak dari bisnis "e-commerce" yang sudah menjadi hal jamak bagi masyarakat di Indonesia.
Meski tumbuh baik, pihaknya berharap pada tahun ini capaian tersebut tumbuh antara 5-6 kali lipat dari capaian tahun lalu.
Untuk merealisasikan target tersebut, pihaknya berupaya menerapkan Undang-Undang (UU) nomor 8 tahun 2008 mengenai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Yang ingin kami sosialisasikan kepada para pelaku UMKM ini adalah agar mereka mulai menerapkan penjualan melalui 'online' atau jaringan internet. Mereka tidak perlu memiliki website sendiri tetapi cukup bekerja sama dengan 'online marketing'," katanya.
Beberapa "online marketing" yang menyediakan ruang untuk penjualan produk UMKM di antaranya tokopedia.com dan lazada.com. Pihaknya berharap, para pelaku UMKM dapat mengoptimalkan ruang tersebut.
"Paling tidak kita bisa mengikuti Tiongkok. Pencapaian transaksi penjualan melalui 'e-commerce' di negara tersebut pada tahun 2015 mencapai Rp5.200 triliun," katanya.
Menurut dia, mayoritas usaha yang penjualannya melalui "e-commerce" di negara tersebut adalah usaha rumahan. Oleh karena itu, pelaku UMKM di Indonesia tidak perlu berkecil hati.
"Dalam hal ini, pelaku usaha jangan berharap Pemerintah mendukung secara habis-habisan. Pada dasarnya, sudah banyak kebijakan Pemerintah yang sifatnya melindungi perdagangan dan produk dalam negeri. Bagaimanapun juga, kita harus bergerak dengan menciptakan pasar sendiri salah satunya melalui sistem 'online'," katanya.
Pewarta : Aris Wasita
Editor : hernawan
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Comdev Universitas Prasetiya Mulya dukung pemutakhiran KIA dan peningkatan bisnis UMKM di Banyumas
20 December 2024 21:18 WIB
BPJS Ketenagakerjaan bersama ILO kenalkan program ke mahasiswa Undip Semarang
28 November 2024 20:25 WIB
Ketum Aprindo terpilih Solihin, Prioritaskan stabilitas dan pertumbuhan bisnis ritel
18 November 2024 8:37 WIB
Unsoed tingkatkan keberlanjutan bisnis komunitas pelaku usaha di Banyumas
20 September 2024 16:44 WIB
Terpopuler - Makro
Lihat Juga
Aerotrans dan Geotab kolaborasi tingkatkan keamanan, efisiensi, dan keberlanjutan sektor logistik
07 January 2025 14:54 WIB
FKS Foundation bersama PT Tiga Pilar Sejahtera bangun sarana air bersih untuk warga Sragen
14 December 2024 13:04 WIB