Semarang, Antara Jateng - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah diminta mengantisipasi bertambahnya angka pengangguran pascakelulusan pelajar Sekolah Menengah Atas dan sederajat pada tahun ini.

"Berdasarkan pengalaman-pengalaman tahun sebelumnya, lulusan SMA sederajat yang tidak masuk ke perguruan tinggi lebih banyak daripada yang melanjutkan," kata Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah Muh Zen di Semarang, Senin.

Menurut dia, potensi pengangguran lulusan SMA sederajat juga perlu diantisipasi oleh Pemerintah Provinsi Jateng bersama dinas terkait karena tidak semua lulusan tersebut bisa terserap kerja.

Ia mengungkapkan bahwa sebagian besar lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bisa terserap lapangan kerja sebab sudah mendapat bekal keterampilan saat sekolah.

"Namun, bagi lulusan SMA dan Madrasah Aliyah (MA), berpotensi tidak semua terserap lapangan kerja, karena belum terbekali keterampilan," ujarnya.

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu juga meminta kepada pemerintah daerah setempat untuk melakukan pendataan lulusan sekolah yang menganggur.

"Kalau ada anak SMP yang tidak melanjutkan, diminta untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya karena belum saatnya anak seusia tersebut bekerja," katanya.

Setelah melakukan pendataan yang jelas, kata dia, pemerintah diminta memberikan fasilitasi kepada lulusan SMA sederajat yang tidak bekerja.

"Pengangguran yang masih di usia produktif perlu diberikan pelatihan, terutama yang belum memiliki keterampilan," ujarnya.