2,000 Orang Demonstrasi anti-Pelantikan Donald Trump
Minggu, 15 Januari 2017 14:15 WIB
Donald Trump (REUTERS/Kevin Lamarque)
Washington ANTARA JATENG - Para aktivis hak-hak sipil, Sabtu waktu AS, bersumpah akan terus berjuang mempertahnkan hak pilih dan keadilan hukum selama Donald Trump menjadi presiden dalam demonstrasi sepekan sampai presiden terpilih asal Partai Republik itu dilantik Jumat pekan depan.
Sekitar 2.000 demonstran yang sebagian besar kulit hitam mengabaikan hujan untuk berpawai dekat Martin Luther King Jr. Memorial di Washington, di tengah seruan pada koordinator lapangan untuk memperjuangkan hak-hak minoritas dan undang-undang pelayanan kesehatan yang ditandatangani Presiden Barack Obama namun berusaha dicabut kembali oleh Trump.
Pendeta sekaligus aktivis Al Sharpton yang juga penyelenggara demonstrasi serta pemimpin hak-hak sipil, menyatakan Demokrat di Kongres perlu mengirimkan sinyal yang jelas dengan tidak menjadi pengecut.
"Kita bergerak diiringi hujan karena kita ingin bangsa ini paham bahwa apa yang sudah diperjuangkan dan didapatkan, adalah yang Anda lebih perlukan ketimbang satu Pemilu untuk membalikkannya," kata Al Sharpton.
Trump menang berkat platform politiknya yang populis, antara lain janji membangun tembok pemisah di perbatasan Meksiko-AS, membatasi imigran dari negara-negara muslim dan mencabut Obamacare.
Keputusannya memilih Senator Jeff Sessions dari Alabama menjadi jaksa agung telah membangkitkan kekhawatiran kaum kiri bahwa Trump hendak melemahkan hak pilih kelompok minoritas dan menghentikan reformasi peradilan kriminal.
"Kita akan terus maju sampai neraka beku, dan ketika itu terjadi, kita akan maju di atas es," kata Cornell William Brooks, presiden dan kepala eksekutif Asosiasi Nasional untuk Pemajuan Rakyat Kulit Berwarna.
Unjuk rasa ini juga diikuti kelompok Hispanik La Raza, para politisi, keluarga Afro-Amerika korban kekerasan polisi, Liga Urban Nasional, Keluarga Berencana dan Kampanye HAM yang merupakan kelompok pembela hak-hak LBGT, demikian Reuters.
Sekitar 2.000 demonstran yang sebagian besar kulit hitam mengabaikan hujan untuk berpawai dekat Martin Luther King Jr. Memorial di Washington, di tengah seruan pada koordinator lapangan untuk memperjuangkan hak-hak minoritas dan undang-undang pelayanan kesehatan yang ditandatangani Presiden Barack Obama namun berusaha dicabut kembali oleh Trump.
Pendeta sekaligus aktivis Al Sharpton yang juga penyelenggara demonstrasi serta pemimpin hak-hak sipil, menyatakan Demokrat di Kongres perlu mengirimkan sinyal yang jelas dengan tidak menjadi pengecut.
"Kita bergerak diiringi hujan karena kita ingin bangsa ini paham bahwa apa yang sudah diperjuangkan dan didapatkan, adalah yang Anda lebih perlukan ketimbang satu Pemilu untuk membalikkannya," kata Al Sharpton.
Trump menang berkat platform politiknya yang populis, antara lain janji membangun tembok pemisah di perbatasan Meksiko-AS, membatasi imigran dari negara-negara muslim dan mencabut Obamacare.
Keputusannya memilih Senator Jeff Sessions dari Alabama menjadi jaksa agung telah membangkitkan kekhawatiran kaum kiri bahwa Trump hendak melemahkan hak pilih kelompok minoritas dan menghentikan reformasi peradilan kriminal.
"Kita akan terus maju sampai neraka beku, dan ketika itu terjadi, kita akan maju di atas es," kata Cornell William Brooks, presiden dan kepala eksekutif Asosiasi Nasional untuk Pemajuan Rakyat Kulit Berwarna.
Unjuk rasa ini juga diikuti kelompok Hispanik La Raza, para politisi, keluarga Afro-Amerika korban kekerasan polisi, Liga Urban Nasional, Keluarga Berencana dan Kampanye HAM yang merupakan kelompok pembela hak-hak LBGT, demikian Reuters.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kos-kosan di Kelurahan Mewek Purbalingga jadi lokasi prostitusi daring, polisi tangkap dua orang
13 November 2024 15:16 WIB
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017