Emil tak Paksakan Diri Maju Pilgub Jabar Jika tak Dapat Pengusung
Senin, 20 Maret 2017 16:25 WIB
Ridwan Kamil meninggalkan Gedung KPK usai menjadi pembicara dalam pengenalan aplikasi JAGA di Jakarta, Selasa (15/11/2016). (ANTARA/Sigid Kurniawan)
Bandung, ANTARA JATENG - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil atau yang biasa
disapa Emil mengaku tidak akan memaksakan diri maju dalam pertarungan
memperebutkan kursi gubernur Jawa Barat, jika dalam batas waktu
pendaftaran calon, tidak ada dukungan dari partai terhadap dirinya.
"Posisi batin saya masih berupaya (maju Pilgub) tapi tidak akan memaksakan diri kalau tidak ada dukungan. Misalkan di akhir H-1 pendaftaran ternyata dukungannya tidak genap ya sudah ambil keputusan yang paling realistis dari politik atau selesai, kan gitu," kata Ridwan di Pendopo Kota Bandung, Senin.
Emil menuturkan, dalam dunia politik selalu terdapat kemungkinan yang tidak bisa diprediksi. Ia menyontohkan, dalam Pilgub DKI Jakarta terdapat salah satu calon yang digadang-gadang sudah dideklarasikan namun diakhir pendaftaran, posisi calon tersebut malah berubah menjadi wakil.
"Jadi banyak ketidakpastian, antara yang mendeklarasikan dukungan dengan pendaftaran merupakan suatu proses yang banyak dinamikanya," katanya.
Ia menuturkan, saat ini dirinya pun tengah membuka komunikasi dengan partai lain untuk menggenapkan dukungan agar bisa didorong sebagai calon gubernur.
Sebab, syarat calon yang diusung Parpol mesti 20 persen dari keseluruhan kursi di DPRD, sedangkan Nasdem yang sudah mendeklarasikan dukungan hanya memiliki 5 kursi
"15 kursi lain sudah disampaikan ke partai lain, menyerahkan bola karena tidak bisa ngatur, tidak bisa maksa, jadi sekarang mah bekerja sebagai Wali Kota Bandung dan sambil berkomunikasi semaksimal mungkin dan menunggu dukungan," kata dia.
Meski Nasdem sudah menyatakan dukungan, Emil menyebut sudah memperhitungkan konsekuensinya sebab dalam politik selalu ada dinamika yang berubah.
"Kalau koalisinya bubar karena kurang kursi, pindah ke yang lain yang siap kursi, bisa saja. Dalam perjalanan itu ada dukungan yang ditarik lagi, dinamika politik itu," kata dia.
(Baca juga: PAN: Ridwan Kamil potensial pimpin Jabar)
"Posisi batin saya masih berupaya (maju Pilgub) tapi tidak akan memaksakan diri kalau tidak ada dukungan. Misalkan di akhir H-1 pendaftaran ternyata dukungannya tidak genap ya sudah ambil keputusan yang paling realistis dari politik atau selesai, kan gitu," kata Ridwan di Pendopo Kota Bandung, Senin.
Emil menuturkan, dalam dunia politik selalu terdapat kemungkinan yang tidak bisa diprediksi. Ia menyontohkan, dalam Pilgub DKI Jakarta terdapat salah satu calon yang digadang-gadang sudah dideklarasikan namun diakhir pendaftaran, posisi calon tersebut malah berubah menjadi wakil.
"Jadi banyak ketidakpastian, antara yang mendeklarasikan dukungan dengan pendaftaran merupakan suatu proses yang banyak dinamikanya," katanya.
Ia menuturkan, saat ini dirinya pun tengah membuka komunikasi dengan partai lain untuk menggenapkan dukungan agar bisa didorong sebagai calon gubernur.
Sebab, syarat calon yang diusung Parpol mesti 20 persen dari keseluruhan kursi di DPRD, sedangkan Nasdem yang sudah mendeklarasikan dukungan hanya memiliki 5 kursi
"15 kursi lain sudah disampaikan ke partai lain, menyerahkan bola karena tidak bisa ngatur, tidak bisa maksa, jadi sekarang mah bekerja sebagai Wali Kota Bandung dan sambil berkomunikasi semaksimal mungkin dan menunggu dukungan," kata dia.
Meski Nasdem sudah menyatakan dukungan, Emil menyebut sudah memperhitungkan konsekuensinya sebab dalam politik selalu ada dinamika yang berubah.
"Kalau koalisinya bubar karena kurang kursi, pindah ke yang lain yang siap kursi, bisa saja. Dalam perjalanan itu ada dukungan yang ditarik lagi, dinamika politik itu," kata dia.
(Baca juga: PAN: Ridwan Kamil potensial pimpin Jabar)
Pewarta : Asep Firmansyah
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
SMOM Kilang Cilacap ajak Perwira Pertamina tak lelah teladani-warisi nilai pahlawan
10 November 2024 13:55 WIB