Ganjar Sarankan Pendukung dan Penolak Lima Hari Sekolah Berdialog
Jumat, 21 Juli 2017 19:56 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (Foto: ANTARAJATENG.COM/Sumarwoto)
Semarang, ANTARA JATENG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyarankan agar pihak pendukung dan penolak pelaksanaan konsep lima hari sekolah untuk berdialog guna mencari solusi terbaik.
"Mendukung atau menolak kebijakan itu bagian dari demokrasi, dan saya sudah bertemu sekaligus meminta Mendikbud (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendy) agar ada dialog dengan pihak yang menolak sehingga ketika kebijakan ini dikeluarkan tidak menjadi kontroversi," katanya di Semarang, Jumat.
Menurut Ganjar, jika memang hasil dialog antara pihak pendukung dan penolak itu ternyata tidak memberi dampak positif bagi masyarakat, maka konsep lima hari sekolah jangan diterapkan.
"Menjelang Prepres lahir, maka kelompok masyarakat bisa diajak berdiskusi kemudian berdebatlah jika memang perlu berdebat, berikan fakta. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendengar apa maunya masyarakat," ujar politikus PDI Perjuangan itu.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendy mengatakan konsep lima hari sekolah terus disiapkan sambil menunggu Peraturan Presiden mengenai kebijakan tersebut.
Ia mengakui ada pihak yang tidak sepakat dengan kebijakan lima hari sekolah yang sudah dituangkan dalam Peraturan Mendikbud Nomor 23/2017 tentang Hari Sekolah itu.
"Ya, enggak apa-apa kalau ada yang menolak, kita menghargai. Harus saling menghargai. Program kita bukan full day school. Sembari menunggu perpres yang sedang diproses," katanya.
Menurut dia, program lima hari sekolah sebenarnya memiliki banyak manfaat bagi siswa dan orang tua, salah satunya penguatan karakter siswa yang dirangkum dalam kurikulum.
"Mendukung atau menolak kebijakan itu bagian dari demokrasi, dan saya sudah bertemu sekaligus meminta Mendikbud (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendy) agar ada dialog dengan pihak yang menolak sehingga ketika kebijakan ini dikeluarkan tidak menjadi kontroversi," katanya di Semarang, Jumat.
Menurut Ganjar, jika memang hasil dialog antara pihak pendukung dan penolak itu ternyata tidak memberi dampak positif bagi masyarakat, maka konsep lima hari sekolah jangan diterapkan.
"Menjelang Prepres lahir, maka kelompok masyarakat bisa diajak berdiskusi kemudian berdebatlah jika memang perlu berdebat, berikan fakta. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendengar apa maunya masyarakat," ujar politikus PDI Perjuangan itu.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendy mengatakan konsep lima hari sekolah terus disiapkan sambil menunggu Peraturan Presiden mengenai kebijakan tersebut.
Ia mengakui ada pihak yang tidak sepakat dengan kebijakan lima hari sekolah yang sudah dituangkan dalam Peraturan Mendikbud Nomor 23/2017 tentang Hari Sekolah itu.
"Ya, enggak apa-apa kalau ada yang menolak, kita menghargai. Harus saling menghargai. Program kita bukan full day school. Sembari menunggu perpres yang sedang diproses," katanya.
Menurut dia, program lima hari sekolah sebenarnya memiliki banyak manfaat bagi siswa dan orang tua, salah satunya penguatan karakter siswa yang dirangkum dalam kurikulum.
Pewarta : Wisnu Adhi N.
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Raih predikat "Unggul", UIN Walisongo bertekad wujudkan pendidikan bermutu
14 November 2024 14:15 WIB