Solo (Antaranews Jateng) - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) harus mampu menjadi jembatan seiring realitas sekarang yang kerap disebut zaman now dengan zaman dahulu atau old.
Menyikapi kondisi tersebut, para ketua PWI dari berbagai provinsi berkumpul dalam sebuah forum bertajuk "Forum Wedangan" di Solo, Jawa Tengah, yang berlangsung Jumat (19/1).
Para ketua PWI yang hadir, antara lain Ketua PWI Jateng Amir Mahmud, Ketua Jawa Barat Mirza Zulhadi, Ketua Jawa Timur Munir Akhmad, Ketua Solo Anas Syahirul, Ketua Banten Firdaus Ansueto, dan Ketua Bali IGMB Dwikora Putra.
Juru bicara Anas Syahirul menyampaikan realitas tantangan yang dihadapi PWI sebagai organisasi profesi kewartawanan pada era sekarang dan ke depan berkembang sangat dinamis.
"Merupakan kenyataan, betapa kuat tumbuh kembangnya era new media, tentu membutuhkan tompangan kompetensi teknis, sikap, etika, dan karakter tersendiri dan berjurnalistik dan bermedia," katanya.
Termasuk, dalam menjembatani organisasi PWI dengan kalangan muda, seperti kampus untuk membangun eksistensi kemudaan PWI.
"Maka dibutuhkan performa kepemimpinan yang inovatif, kreatif, dan adaptif dalam menghela berbagai ikhtiar peningkatan mutu sumberdaya manusia wartawan. Juga kewibawaan dalam membangun jaringan relasi profesional dengan para mitra kerja, dalam hubungan dengan organisasi profesi kewartawanan yang lain, serta dengan Dewan Pers," ungkap Anas.
Ia menambahkan, secara teknis manajemen kepemimpinan, PWI Pusat membutuhkan revitalisasi pengelolaan organisasi, antara lain kemampuan membangun jaringan dalam menggali dana untuk kemandirian organisasi, juga penerapan satu pintu rekening PWI.
Didorong pula komitmen untuk penyelamatan dan pengelolaan aset-aset PWI. Termasuk harus responsif dalam persoalan-persoalan di daerah, serta menjadi fasilitator untuk kesinambungan program-program PWI daerah.
Untuk mewujudkan itu, tutur Anas, dalam proses suksesi kepemimpinan PWI Pusat ke periode 2018-2023, “Forum Wedangan” Solo mengingatkan kepada seluruh organ PWI untuk menjaga suasana demokrasi dan kekeluargaan dengan menghindari pragmatisme sehingga proses-proses yang berlangsung menjelang hingga saat kongres mendatang melahirkan kepemimpinan yang berbobot untuk menjawab tantangan zaman.
"Dengan realitas tantangan tersebut, kami menyerukan agar seluruh organ PWI dan para pemilik suara dalam kongres mendatang betul-betul mengarahkan pikiran dan sikap untuk melahirkan kepemimpinan dengan performa yang kuat dan berwibawa," katanya.
Ke dalam, kata Anas, secara konsisten menyelenggarakan upaya-upaya peningkatan profesionalitas dan kesejahteraan anggota, sementara ke luar, membawa PWI betul-betul diperhitungkan sebagai bagian dari elemen bangsa yang punya kontribusi bagi kemaslahatan bangsa.