Demak (Antaranews Jateng) - Sejumlah nelayan di Bonang, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, mulai merasakan adanya penurunan hasil tangkapan rajungan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang cenderung melimpah.

Salah seorang nelayan asal Kecamatan Bonang, Sumirat, di Demak, Senin, mengakui sejak sebulan terakhir hasil tangkapan rajungan di laut minim.

Pada pekan kemarin, dirinya sempat mendapatkan hasil tangkapan rajungan hanya 3,5 kilogram, meskipun sudah mengeluarkan biaya hingga Rp270.000.

Biaya sebesar itu, kata dia, untuk membeli solar, umpan untuk ditaruh di setiap bubu yang digunakan menangkap rajungan, serta kebutuhan makan dan minum selama di laut.

Ia berangkat melaut mulai pukul 13.00 WIB, kemudian kembali ke daratan sekitar pukul 02.00 WIB.

Ternyata, lanjut dia, hasilnya tidak banyak karena sempat mendapatkan hasil tangkapan 3,5 kg dari 500 unit bubu yang dipasang.

"Artinya, hanya sebagian bubu yang menghasilkan tangkapan, sedangkan bubu lainnya kosong alias tidak ada tangkapannya," ujarnya.

Sebelumnya, dia mengaku, sempat mendapatkan hasil tangkapan rajungan hingga sembilan kilogram sehingga masih mendapatkan keuntungan.

Harga jual rajungan di pasaran, katanya, berkisar Rp108.000 hingga Rp110.000 per kilogram sesuai ukuran rajungan yang diperoleh.

Setiap melaut, lanjut dia, selalu membawa teman karena tidak memungkinkan dikerjakan sendiri saat mengisi umpan di dalam bubu serta memasukkannya ke laut dengan kedalaman berkisar 20 meter.

Ia merasakan hasil tangkapan rajungan tahun ini cenderung menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang sekali bisa mencapai 18 kg.

"Bahkan, saya sempat menghasilkan tangkapan hingga 30 kg rajungan," ujarnya.

Sudarno, nelayan rajungan lainnya mengakui bahwa sejak sebulan terakhir hasil tangkapan rajungan sepi.

Bahkan, dia mengaku, sudah beberapa hari tidak melaut karena minimnya hasil tangkapan rajungan di laut.

Dalam menangkap rajungan, dia mengaku, tidak menggunakan bubu, melainkan menggunakan jaring khusus rajungan sehingga tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli umpan.

Tiga hari yang lalu, dia mengaku, tidak mendapatkan hasil karena hasil tangkapan yang diperoleh hanya ikan kecil yang tidak bisa dijual.

"Maklum jumlahnya hanya beberapa kilogram saja dan harga jualnya juga cukup murah sehingga hanya dipakai sebagai lauk untuk makan keluarga," ujarnya.

Padahal, lanjut dia, sekali melaut menghabiskan solar berkisar 3-4 liter.

Untuk saat ini, dia mengaku, menganggur karena minimnya hasil tangkapan di laut. Kalau hasil tangkapannya mulai membaik, ia akan melaut lagi lebih semangat.