PVMBG: Magma Merapi masih jauh di bawah
Jumat, 1 Juni 2018 16:49 WIB
Sejumlah warga menyaksikan keadaan puncak Gunung Merapi dari sekitar Pos Babadan Kabupaten Magelang, pascaletusan Jumat (1/6) pagi. (Foto: Hari Atmoko)
Magelang (Antaranews Jateng) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyatakan bahwa hingga saat ini posisi magma Gunung Merapi yang wilayahnya meliputi sejumlah kabupaten di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta masih jauh di bawah puncak gunung berapi itu.
"Belum terjadi (gerakan magma ke atas, red.) masih jauh di bawah, masih di bawah tiga kilometer. Tidak apa-apa," kata Kepala PVMBG Kasbani di Magelang, Jumat.
Ia mengatakan hal itu ketika mendampingi Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Rudy Suhendar mengunjungi tempat pengamatan Gunung Merapi di Pos Babadan sekitar 4,4 kilometer barat daya puncak Merapi di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Pada Jumat sekitar pukul 08.20 WIB terjadi lanjutan letusan Gunung Merapi selama sekitar dua menit dengan ketinggian kolom asap sekitar enam ribu meter dari puncak Merapi dan mengakibatkan hujan abu di kawasan utara serta barat daya puncak Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Boyolali dan Magelang.
Hingga saat ini status aktivitas Gunung Merapi masih di level II atau waspada dengan larangan aktivitas masyarakat di radius tiga kilometer dari puncak Merapi.
Ia menjelaskan letusan Merapi akhir-akhir ini sebagai gas yang dilepaskan dari magma, sedangkan magma masih belum bergerak ke atas.
"Mungkin bergerak di bawah. Jadi untuk erupsi besar berupa awan panas masih belum. Sampai saat ini belum ada peningkatan status, masih di level II atau waspada," ujar dia.
Ia mengatakan sebelum letusan Jumat pagi, memang terpantau terjadinya peningkatan kegempaan sebanyak lima kali dalam 12 jam terakhir.
Ia mengatakan material yang dilontarkan dari puncak Merapi hingga saat ini masih dalam penelitian oleh pihak Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi di Yogyakarta.
"Itu (material yang dilontarkan apakah dari puncak atau dari dalam Gunung Merapi, red.) masih akan diperiksa, tapi ada indikasi sudah mengarah ke magmatis, tapi material magma masih belum. Untuk jelasnya akan diteliti di lab (laboratorium). Tapi untuk erupsi lebih besar dengan menghasilkan awan panas, masih belum," ujarnya.
Ia meminta masyarakat untuk tidak panik dalam menghadapi perkembangan aktivitas Gunung Merapi akhir-akhir ini.
"Masyarakat diharap tetap tenang, ikuti arahan dari pemda dan kita dari PVMBG melalui BPPTKG," kata Kasbani.
Pada 2010 Gunung Merapi mengalami fase letusan besar berupa erupsi eksplosif disusul dengan banjir lahar hujan melewati berbagai sungai yang aliran airnya berhulu di gunung tersebut, dan menerjang beberapa desa, serta mengakibatkan masyarakat mengungsi ke berbagai tempat yang aman.
"Belum terjadi (gerakan magma ke atas, red.) masih jauh di bawah, masih di bawah tiga kilometer. Tidak apa-apa," kata Kepala PVMBG Kasbani di Magelang, Jumat.
Ia mengatakan hal itu ketika mendampingi Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Rudy Suhendar mengunjungi tempat pengamatan Gunung Merapi di Pos Babadan sekitar 4,4 kilometer barat daya puncak Merapi di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Pada Jumat sekitar pukul 08.20 WIB terjadi lanjutan letusan Gunung Merapi selama sekitar dua menit dengan ketinggian kolom asap sekitar enam ribu meter dari puncak Merapi dan mengakibatkan hujan abu di kawasan utara serta barat daya puncak Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Boyolali dan Magelang.
Hingga saat ini status aktivitas Gunung Merapi masih di level II atau waspada dengan larangan aktivitas masyarakat di radius tiga kilometer dari puncak Merapi.
Ia menjelaskan letusan Merapi akhir-akhir ini sebagai gas yang dilepaskan dari magma, sedangkan magma masih belum bergerak ke atas.
"Mungkin bergerak di bawah. Jadi untuk erupsi besar berupa awan panas masih belum. Sampai saat ini belum ada peningkatan status, masih di level II atau waspada," ujar dia.
Ia mengatakan sebelum letusan Jumat pagi, memang terpantau terjadinya peningkatan kegempaan sebanyak lima kali dalam 12 jam terakhir.
Ia mengatakan material yang dilontarkan dari puncak Merapi hingga saat ini masih dalam penelitian oleh pihak Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi di Yogyakarta.
"Itu (material yang dilontarkan apakah dari puncak atau dari dalam Gunung Merapi, red.) masih akan diperiksa, tapi ada indikasi sudah mengarah ke magmatis, tapi material magma masih belum. Untuk jelasnya akan diteliti di lab (laboratorium). Tapi untuk erupsi lebih besar dengan menghasilkan awan panas, masih belum," ujarnya.
Ia meminta masyarakat untuk tidak panik dalam menghadapi perkembangan aktivitas Gunung Merapi akhir-akhir ini.
"Masyarakat diharap tetap tenang, ikuti arahan dari pemda dan kita dari PVMBG melalui BPPTKG," kata Kasbani.
Pada 2010 Gunung Merapi mengalami fase letusan besar berupa erupsi eksplosif disusul dengan banjir lahar hujan melewati berbagai sungai yang aliran airnya berhulu di gunung tersebut, dan menerjang beberapa desa, serta mengakibatkan masyarakat mengungsi ke berbagai tempat yang aman.
Pewarta : Maximianus Hari Atmoko
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Menag berharap Paus Fransiskus saksikan baiknya keberagamaan di Indonesia
03 September 2024 14:17 WIB
Jokowi saksikan kerja sama PLN dengan 9 perusahaan di ICBF China 2023
17 October 2023 18:26 WIB, 2023
Najwa Shihab ungkap salah satu adegan favorit usai saksikan film "Buya Hamka"
18 April 2023 8:13 WIB, 2023
Yuspahruddin saksikan sertijab dua Kepala UPT di eks-Karesidenan Pekalongan
11 November 2022 20:33 WIB, 2022
IOH hadirkan pengalaman saksikan sepak bola kelas dunia ke Indonesia
07 November 2022 14:11 WIB, 2022
Perayaan HUT RI, ribuan masyarakat Karanganyar antusias saksikan karnaval
18 August 2022 16:05 WIB, 2022