2.513 pekerja terima sertifikat kompetensi
Selasa, 13 November 2018 18:51 WIB
Semarang - Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri saat memberikan pengarahan pada Sinergi Youth Career Fest di Balai Besar Pengembangan Pelatihan Kerja (BBPLK) Semarang, Selasa (13/11). (Foto: Aji Styawan)
Semarang (Antaranews Jateng) - Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri menyerahkan sertifikat kompetensi kepada 2.513 lulusan pelatihan Balai Besar Pengembangan Pelatihan Kerja (BBPLK) Semarang.
"Sertifikat kompetensi di bidang pelatihan vokasi ini wujud pengakuan bahwa lulusan BLK (balai latihan kerja, red.) sudah kompeten di bidang yang mereka pelajari. Ini bekal memasuki dunia kerja," katanya di Semarang, Selasa.
Pemberian sertifikat kompetensi kerja itu merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan Sinergi Youth Career Fest yang terselenggara atas kerja sama BBPLK Semarang dan Sinergi USAID.
Tak hanya itu, 200 sertifikat pelatihan 'soft skill' diberikan juga kepada pemuda difabel dan rentan yang merupakan hasil kerja sama BBPLK Semarang, BLK Surakarta dan Sinergi USAID.
Hanif menjelaskan sertifikat kompetensi dan sertifikat 'soft skill' itu merupakan salah satu upaya mendorong dunia industri untuk mengoptimalkan penyerapan lulusan pelatihan vokasi yang terbukti kompeten dan siap kerja.
"Pelatihan vokasi atau pelatihan kerja di BLK ini sangat penting karena pelatihan ini didasarkan 'demand driven', kebutuhan pasar kerja, dan dunia industri," katanya.
Diakuinya, kebutuhan tenaga kerja sangat besar, sementara ketersediaan tenaga kerja relatif terbatas, utamanya dari aspek "skill" sehingga terus digenjot melalui program masifikasi untuk latihan kerja.
"Pemerintah terus melakukan masifikasi ini agar kita memiliki tenaga kerja yang berkualitas dalam jumlah yang relatif memadai. Nantinya, persebarannya juga relatif memadai di berbagai daerah," katanya.
Untuk bisa bersaing di dunia kerja, lanjut dia, maka penguatan, percepatan, dan peningkatan kompetensi tenaga kerja melalui penguatan askses dan mutu pelatihan kerja sangat penting dan mendesak.
Pelatihan vokasi, kata dia, menjadi terobosan di tengah sistem pendidikan formal yang membutuhkan waktu panjang dan keterlibatan dunia swasta sangat penting karena pemerintah tidak bisa melakukannya sendiri.
"Harus ada keterlibatan swasta, misalnya dalam mengidentifikasi kebutuhan pelatihannya, pengembangan kurikulum dan materi pelatihan sehingga program pelatihan diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan," katanya.
Sementara itu, Direktur USAID Thomas Crehan mengungkapkan kebanggaannya bisa ikut serta dalam upaya pembangunan ketenagakerjaan yang inklusif di Indonesia, dan Jawa Tengah pada khususnya.
"Kami senang dapat memberikan akses pelatihan kerja yang berkualitas kepada kaum muda yang kurang mampu secara ekonomi dan rentan," katanya.
Sinergi Youth Career Fest yang berlangsung di BBPLK Semarang itu diisi pula dengan peragaan busana karya siswa, bursa kerja, dialog interaktif, kelas edukasi, pameran, hingga "standup comedy".
"Sertifikat kompetensi di bidang pelatihan vokasi ini wujud pengakuan bahwa lulusan BLK (balai latihan kerja, red.) sudah kompeten di bidang yang mereka pelajari. Ini bekal memasuki dunia kerja," katanya di Semarang, Selasa.
Pemberian sertifikat kompetensi kerja itu merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan Sinergi Youth Career Fest yang terselenggara atas kerja sama BBPLK Semarang dan Sinergi USAID.
Tak hanya itu, 200 sertifikat pelatihan 'soft skill' diberikan juga kepada pemuda difabel dan rentan yang merupakan hasil kerja sama BBPLK Semarang, BLK Surakarta dan Sinergi USAID.
Hanif menjelaskan sertifikat kompetensi dan sertifikat 'soft skill' itu merupakan salah satu upaya mendorong dunia industri untuk mengoptimalkan penyerapan lulusan pelatihan vokasi yang terbukti kompeten dan siap kerja.
"Pelatihan vokasi atau pelatihan kerja di BLK ini sangat penting karena pelatihan ini didasarkan 'demand driven', kebutuhan pasar kerja, dan dunia industri," katanya.
Diakuinya, kebutuhan tenaga kerja sangat besar, sementara ketersediaan tenaga kerja relatif terbatas, utamanya dari aspek "skill" sehingga terus digenjot melalui program masifikasi untuk latihan kerja.
"Pemerintah terus melakukan masifikasi ini agar kita memiliki tenaga kerja yang berkualitas dalam jumlah yang relatif memadai. Nantinya, persebarannya juga relatif memadai di berbagai daerah," katanya.
Untuk bisa bersaing di dunia kerja, lanjut dia, maka penguatan, percepatan, dan peningkatan kompetensi tenaga kerja melalui penguatan askses dan mutu pelatihan kerja sangat penting dan mendesak.
Pelatihan vokasi, kata dia, menjadi terobosan di tengah sistem pendidikan formal yang membutuhkan waktu panjang dan keterlibatan dunia swasta sangat penting karena pemerintah tidak bisa melakukannya sendiri.
"Harus ada keterlibatan swasta, misalnya dalam mengidentifikasi kebutuhan pelatihannya, pengembangan kurikulum dan materi pelatihan sehingga program pelatihan diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan," katanya.
Sementara itu, Direktur USAID Thomas Crehan mengungkapkan kebanggaannya bisa ikut serta dalam upaya pembangunan ketenagakerjaan yang inklusif di Indonesia, dan Jawa Tengah pada khususnya.
"Kami senang dapat memberikan akses pelatihan kerja yang berkualitas kepada kaum muda yang kurang mampu secara ekonomi dan rentan," katanya.
Sinergi Youth Career Fest yang berlangsung di BBPLK Semarang itu diisi pula dengan peragaan busana karya siswa, bursa kerja, dialog interaktif, kelas edukasi, pameran, hingga "standup comedy".
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Immanuel Citra Senjaya
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Legislator PKB diminta kawal kebijakan demi kesejahteraan masyarakat
14 December 2019 20:37 WIB, 2019
Terpopuler - Tenaga Kerja
Lihat Juga
Kelulusan lima peserta seleksi PPPK Pemkab Kudus dibatalkan, ini alasannya
20 January 2025 18:57 WIB
BPJS Ketenagakerjaan kelola dana Program Jaminan Pensiun capai Rp189,2 triliun
20 January 2025 16:06 WIB
Pemerintah melalui BPJS Ketenagakerjaan berikan diskon 50 persen untuk iuran
10 January 2025 15:45 WIB