Mali menguasai 56 persen penguasaan bola dan mencoba mengkonversinya dengan 14 percobaan tembakan yang tujuh di antaranya menemui sasaran, namun tak satu pun berbuah gol.
"Saya kecewa, laiknya semua rekan-rekan setim, sebab kami pantas memperoleh hasil lebih dari ini. Kami tampil lebih dominan sepanjang laga," kata penyerang Mali Moussa Marega selepas pertandingan dilansir laman resmi turnamen.
"Kami seharusnya bisa meraih keunggulan namun sayangnya itu tidak terjadi. Kami sangat kecewa," ujarnya menambahkan.
Kendati tampil dominan, kegagalan Mali memanfaatkan hal itu harus dibayar mahal lantaran sebuah aksi penyerang sayap Wilfried Zaha berhasil bereaksi lebih cepat dari kiper Djigui Diarra untuk mengejar bola sundulan Jonathan Kodjia dan mencetak gol penentu kemenangan Pantai Gading.
Baca juga:
Pelatih kepala Mali Mohamed Magassouba menyuarakan kekecewaan serupa lantaran satu-satunya peluang berbahaya yang dimiliki Pantai Gading justru berbuah kekalahan bagi timnya.
"Kami menciptakan banyak peluang tanpa bisa mencetak gol. Pantai Gading memperoleh satu dan bola masuk ke gawang," katanya.
"Ini bukan hari kami, satu-satunya penyesalan adalah gagal memanfaatkan kesempatan kami sepanjang laga," ujar Magassouba melengkapi.
Akibat kekalahan itu, Mali terhenti di babak 16 besar, sedikit lebih baik dari dua edisi sebelumnya saat mereka selalu gagal lolos dari fase penyisihan grup.
Baca juga: Mesir harus belajar dari kekalahan, kata Salah
Baca juga: Meski terlihat mulus, Mahrez sebut kalahkan Guinea tidaklah mudah
Baca juga: Pelatih perkirakan 25 juta warga Madagaskar tengah berpesta pora