Kementerian Sosial terus perbarui data penerima bantuan iuran JKN
Rabu, 7 Agustus 2019 22:58 WIB
Arsip Foto. Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita (kiri) didampingi Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin Andi ZA Dulung (kanan) pada sosialisasi Program Penanganan Fakir Miskin Wilayah I Tahun 2019 di Bandung, Selasa (9/7/2019). (ANTARA/Desi Purnamawati)
Solo (ANTARA) - Menteri Sosial RI Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pemerintah terus memperbarui data penerima bantuan iuran dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan.
"Ini kan data penerima dari Kemensos. Setiap saat, setiap waktu harus diperbaiki dan disempurnakan. Update (pembaruan) kami lakukan setiap bulan," katanya di Solo, Rabu.
Perbaikan berkala data penerima bantuan iuran dalam program JKN, menurut dia, dilakukan untuk memastikan bantuan pemerintah sampai ke sasaran yang tepat.
"Kadang kan dia (penerima) miskin, kadang dia kaya. Jadi updating ini jadi sangat penting. Ini proses yang biasa saja ketika Kemensos melakukan updating. Dari update ini ada beberapa keluarga penerima manfaat yang tidak layak dengan berbagai pertimbangan," katanya.
Berdasarkan data yang telah diperbarui, ia menjelaskan, warga yang dinilai sudah tidak layak menerima bantuan sosial akan dikeluarkan dari data penerima bantuan iuran JKN.
"Tetapi yang harus diingat dan sangat penting, berapapun yang dikeluarkan itu akan mendapat jumlah yang sama dengan yang dimasukkan. Misalnya ditemukan 100 penerima manfaat tidak layak maka kami keluarkan 100 itu, saat bersamaan 100 kami masukkan," katanya.
Kementerian Sosial, menurut dia, sudah melakukan sosialisasi ke pemerintah daerah dan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam menjalankan kebijakan tersebut.
"Pada sosialisasi ini kami sampaikan kalau mereka (keluarga yang sudah tidak layak dapat bantuan) sudah dikeluarkan. Kemudian kalau ditemukan di lapangan mereka bisa membuktikan prasejahtera, kami masukkan kembali," katanya.
Pemerintah menonaktifkan sekitar 5,2 juta peserta JKN penerima bantuan iuran karena berdasarkan pendataan mereka tidak lagi layak menerima bantuan sosial dari pemerintah.
"Ini kan data penerima dari Kemensos. Setiap saat, setiap waktu harus diperbaiki dan disempurnakan. Update (pembaruan) kami lakukan setiap bulan," katanya di Solo, Rabu.
Perbaikan berkala data penerima bantuan iuran dalam program JKN, menurut dia, dilakukan untuk memastikan bantuan pemerintah sampai ke sasaran yang tepat.
"Kadang kan dia (penerima) miskin, kadang dia kaya. Jadi updating ini jadi sangat penting. Ini proses yang biasa saja ketika Kemensos melakukan updating. Dari update ini ada beberapa keluarga penerima manfaat yang tidak layak dengan berbagai pertimbangan," katanya.
Berdasarkan data yang telah diperbarui, ia menjelaskan, warga yang dinilai sudah tidak layak menerima bantuan sosial akan dikeluarkan dari data penerima bantuan iuran JKN.
"Tetapi yang harus diingat dan sangat penting, berapapun yang dikeluarkan itu akan mendapat jumlah yang sama dengan yang dimasukkan. Misalnya ditemukan 100 penerima manfaat tidak layak maka kami keluarkan 100 itu, saat bersamaan 100 kami masukkan," katanya.
Kementerian Sosial, menurut dia, sudah melakukan sosialisasi ke pemerintah daerah dan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam menjalankan kebijakan tersebut.
"Pada sosialisasi ini kami sampaikan kalau mereka (keluarga yang sudah tidak layak dapat bantuan) sudah dikeluarkan. Kemudian kalau ditemukan di lapangan mereka bisa membuktikan prasejahtera, kami masukkan kembali," katanya.
Pemerintah menonaktifkan sekitar 5,2 juta peserta JKN penerima bantuan iuran karena berdasarkan pendataan mereka tidak lagi layak menerima bantuan sosial dari pemerintah.
Pewarta : Aris Wasita
Editor : Immanuel Citra Senjaya
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
BPBD Temanggung hentikan penyaluran bantuan air bersih karena musim hujan
04 November 2024 20:06 WIB
Program TJSL Hari Listrik, PLN Icon Plus SBU Regional JBT bantu internet gratis
04 November 2024 13:39 WIB
XL Axiata salurkan bantuan untuk korban banjir di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah
31 October 2024 10:05 WIB