Rektor UMP berikan kuliah umum di UM Sorong
Rabu, 15 Januari 2020 21:27 WIB
Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Dr. Anjar Nugroho, M.S.I., M.H.I. (kanan) saat menerima cendera mata dari Rektor Universitas Muhammadiyah Sorong Dr. H. Hermanto Suaib usai memberikan kuliah umum di Aula Rektorat Lantai 3 UM Sorong, Papua Barat, Rabu (15/1/2020). (ANTARA/HO-UMP)
Sorong, Papua Barat (ANTARA) - Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Dr. Anjar Nugroho, M.S.I., M.H.I. memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah (UM) Sorong, Papua Barat.
Kuliah umum yang digelar di Aula Rektorat Lantai 3 UM Sorong, Rabu, mengambil tema Fikih Harmoni Sosial untuk Indonesia Damai.
Dalam kesempatan tersebut, Anjar menjelaskan definisi konflik, di mana lema tersebut berasal dari sebuah kata kerja dalam bahasa Latin configere yang berarti saling memukul.
"Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya," katanya.
Baca juga: Puluhan mahasiswa UMP ikuti KKN di Papua Barat
Menurut dia, terjadinya konflik karena konsekuensi interaksi sosial, tiada kesadaran "berbeda", perbedaan kepentingan, keyakinan terusik (klaim kebenaran/truth claim), mempertahankan/ingin memperoleh/menguasai sumber kekayaan/kekuasaan/kejayaan.
"Lalu, apakah konflik bisa dihindari? Dihindari atau ditiadakan sama sekali? Dikendalikan atau dikelola?" katanya.
Lebih lanjut, Anjar menjelaskan mengenai peran agama dalam mengelola konflik.
Menurut dia, hal tersebut sesuai dengan pepatah atau peribahasa yang menyebutkan bahwa agama itu damai.
Baca juga: Inilah pilihan program studi bagi yang ingin kuliah di UMP
"Seperti yang ada dalam prinsip-prinsip ajaran Islam yang terdiri atas menjaga kemaslahatan atau li al-mashlahâti al-'âmmah, menghindari bahaya atau daf'u al-mafâsid, menegakkan keadilan atau al-'âdalah, mudah dan tidak menyulitkan atau al-taisîr, serta universal atau shâlihun li kulli makân wa zamân," katanya.
Ia mengatakan Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Gazali menyebutkan yang sama maksud dengan maslahat (mashlahât) adalah memelihara tujuan syara'.
Dan tujuan syara' kepada makhluk ada lima, yakni memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta mereka.
Dengan demikian, semua yang mencakup pemeliharaan dasar-dasar yang lima ini adalah malaht dan semua yang tidak mencakup dasar-dasar ini adalah mafsadah dan menolak mafsadât adalah suatu kemaslahatan.
"Oleh karena itu, konflik sama halnya dengan tidak maslahat dan merusak agama. Orang suka konflik sama halnya dengan tidak beragama," katanya. (tgr)
Baca juga: Rektor UMP: Kita kehilangan sosok pemikir dan guru bangsa
Baca juga: UMP luncurkan Pusat Studi Dakwah Komunitas
Kuliah umum yang digelar di Aula Rektorat Lantai 3 UM Sorong, Rabu, mengambil tema Fikih Harmoni Sosial untuk Indonesia Damai.
Dalam kesempatan tersebut, Anjar menjelaskan definisi konflik, di mana lema tersebut berasal dari sebuah kata kerja dalam bahasa Latin configere yang berarti saling memukul.
"Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya," katanya.
Baca juga: Puluhan mahasiswa UMP ikuti KKN di Papua Barat
Menurut dia, terjadinya konflik karena konsekuensi interaksi sosial, tiada kesadaran "berbeda", perbedaan kepentingan, keyakinan terusik (klaim kebenaran/truth claim), mempertahankan/ingin memperoleh/menguasai sumber kekayaan/kekuasaan/kejayaan.
"Lalu, apakah konflik bisa dihindari? Dihindari atau ditiadakan sama sekali? Dikendalikan atau dikelola?" katanya.
Lebih lanjut, Anjar menjelaskan mengenai peran agama dalam mengelola konflik.
Menurut dia, hal tersebut sesuai dengan pepatah atau peribahasa yang menyebutkan bahwa agama itu damai.
Baca juga: Inilah pilihan program studi bagi yang ingin kuliah di UMP
"Seperti yang ada dalam prinsip-prinsip ajaran Islam yang terdiri atas menjaga kemaslahatan atau li al-mashlahâti al-'âmmah, menghindari bahaya atau daf'u al-mafâsid, menegakkan keadilan atau al-'âdalah, mudah dan tidak menyulitkan atau al-taisîr, serta universal atau shâlihun li kulli makân wa zamân," katanya.
Ia mengatakan Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Gazali menyebutkan yang sama maksud dengan maslahat (mashlahât) adalah memelihara tujuan syara'.
Dan tujuan syara' kepada makhluk ada lima, yakni memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta mereka.
Dengan demikian, semua yang mencakup pemeliharaan dasar-dasar yang lima ini adalah malaht dan semua yang tidak mencakup dasar-dasar ini adalah mafsadah dan menolak mafsadât adalah suatu kemaslahatan.
"Oleh karena itu, konflik sama halnya dengan tidak maslahat dan merusak agama. Orang suka konflik sama halnya dengan tidak beragama," katanya. (tgr)
Baca juga: Rektor UMP: Kita kehilangan sosok pemikir dan guru bangsa
Baca juga: UMP luncurkan Pusat Studi Dakwah Komunitas
Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
UMP targetkan terima 6.000 mahasiswa baru program reguler pada tahun 2025
03 November 2024 14:03 WIB
Sambut Tahun Baru 1446 H, Muhammadiyah-Aisyiyah Daerah Banyumas Distrik III gelar pengajian akbar
07 July 2024 11:19 WIB
Kisah Tim Kesehatan UMP di Jambore Panti Asuhan Muhammadiyah dan 'Aisyiyah se-Jawa Tengah
28 June 2024 13:35 WIB
Keseruan peserta Jambore MCC Ke-3 se-Jawa Tengah saat kunjungi peternakan sapi perah Baturraden
28 June 2024 13:26 WIB
Sekum PP Muhammadiyah: Jadi anak yatim tidak boleh menjadi generasi peminta-minta
25 June 2024 22:50 WIB
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Raih predikat "Unggul", UIN Walisongo bertekad wujudkan pendidikan bermutu
14 November 2024 14:15 WIB