Manajemen BTC Surakarta diminta sterilisasi pasar
Jumat, 17 Juli 2020 20:55 WIB
Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi. ANTARA/Aris Wasita
Solo (ANTARA) - Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Surakarta, Jawa Tengah, meminta pihak manajemen Beteng Trade Center (BTC) melakukan sterilisasi pasar menyusul kasus positif COVID-19 pada salah satu karyawan kios yang ada di pasar tekstil tersebut.
"Karena di situ ada pengelolanya, jadi bukan langsung di bawah Pemkot Surakarta maka kami minta manajemen untuk melakukan sterilisasi pasar, termasuk pedagangnya," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi di Solo, Jumat.
Ia mengatakan pada penutupan yang dilakukan selama tujuh hari tersebut para pedagang tidak boleh berjualan di dalam maupun luar BTC. Selain itu, dikatakannya, pihak manejemen juga harus melakukan penyemprotan disinfektan.
Sementara itu, terkait dengan upaya penelusuran jejak pasien, dikatakannya, saat ini belum dapat dipastikan untuk pelaksanaan tes cepat maupun tes usap.
Baca juga: Pascapenutupan pasar, pedagang BTC keluarkan dagangan
"Kalau rapat kemarin baru dilakukan penelusuran, pasien berhubungan dengan siapa saja. Belum tahu apakah kelanjutannya akan ada tes karena perlakuan beda antara pasar tradisional dengan milik Pemkot Surakarta. Kalau pasar itu (BTC) kan milik swasta," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Surakarta juga sudah menutup salah satu pasar tradisional yaitu Pasar Harjodaksi akibat adanya salah satu pedagang yang meninggal dunia akibat terjangkit COVID-19.
"Operasional pasar ditutup selama tujuh hari, mulai tanggal 14-20 Juli," katanya.
Ia berharap selama penutupan tersebut para pedagang diminta untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.
Selain itu, dikatakannya, Pemerintah Kota Surakarta dalam waktu dekat akan melakukan tes usap kepada 200 pedagang Pasar Harjodaksino.
"Mereka yang disasar adalah yang berjualan di sekitar pedagang positif meninggal," katanya.
Baca juga: Omzet pedagang BTC Solo melesak lima kali lipat
Baca juga: Pemkot Surakarta ancam tes usap mendadak jika ada kerumunan
"Karena di situ ada pengelolanya, jadi bukan langsung di bawah Pemkot Surakarta maka kami minta manajemen untuk melakukan sterilisasi pasar, termasuk pedagangnya," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi di Solo, Jumat.
Ia mengatakan pada penutupan yang dilakukan selama tujuh hari tersebut para pedagang tidak boleh berjualan di dalam maupun luar BTC. Selain itu, dikatakannya, pihak manejemen juga harus melakukan penyemprotan disinfektan.
Sementara itu, terkait dengan upaya penelusuran jejak pasien, dikatakannya, saat ini belum dapat dipastikan untuk pelaksanaan tes cepat maupun tes usap.
Baca juga: Pascapenutupan pasar, pedagang BTC keluarkan dagangan
"Kalau rapat kemarin baru dilakukan penelusuran, pasien berhubungan dengan siapa saja. Belum tahu apakah kelanjutannya akan ada tes karena perlakuan beda antara pasar tradisional dengan milik Pemkot Surakarta. Kalau pasar itu (BTC) kan milik swasta," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Surakarta juga sudah menutup salah satu pasar tradisional yaitu Pasar Harjodaksi akibat adanya salah satu pedagang yang meninggal dunia akibat terjangkit COVID-19.
"Operasional pasar ditutup selama tujuh hari, mulai tanggal 14-20 Juli," katanya.
Ia berharap selama penutupan tersebut para pedagang diminta untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.
Selain itu, dikatakannya, Pemerintah Kota Surakarta dalam waktu dekat akan melakukan tes usap kepada 200 pedagang Pasar Harjodaksino.
"Mereka yang disasar adalah yang berjualan di sekitar pedagang positif meninggal," katanya.
Baca juga: Omzet pedagang BTC Solo melesak lima kali lipat
Baca juga: Pemkot Surakarta ancam tes usap mendadak jika ada kerumunan
Pewarta : Aris Wasita
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Kos-kosan di Kelurahan Mewek Purbalingga jadi lokasi prostitusi daring, polisi tangkap dua orang
13 November 2024 15:16 WIB