Luhut: Indonesia butuh tenaga kerja asing karena SDM lokal tak cukup
Sabtu, 25 Juli 2020 21:09 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. ANTARA/HO-Kemenko Kemaritiman dan Investasi/am.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia membutuhkan tenaga kerja asing (TKA) karena sumber daya manusia (SDM) lokal tidak cukup untuk memenuhi kapasitas yang ada.
Luhut dalam acara Sore Bersama LBP yang ditayangkan secara daring, Sabtu, menjelaskan karena ketidakcukupan itulah, maka pemerintah meminta investor bisa melatih dan mendidik tenaga kerja lokal. Permintaan itu merupakan satu dari lima rule of thumb investasi di Indonesia.
"(Kepada investor) kalian harus mendidik tenaga kerja lokal. Karena kita enggak cukup. Di Morowali itu mana ada cukup. Di Konawe Utara mana ada yang cukup. Di Halmahera Tengah mana yang cukup. Kalau ada yang bilang cukup, datang ke saya," katanya.
Baca juga: 37 pekerja asal Tiongkok bekerja di Batang
Luhut mengatakan rencana pemerintah mendatangkan 500 TKA China yang kerap diributkan justru akan menciptakan lapangan kerja. Pasalnya, kedatangan tenaga kerja asing itu akan memberikan pelatihan sehingga bisa meningkatkan kapasitas tenaga kerja lokal.
"Sekarang kita buka, kita datangkan 500 orang asing dari China, itu dia ciptakan 5.000 lapangan kerja ahli. Dia berian training dan transfer teknologi," katanya.
Hadirnya industri di sejumlah wilayah tersebut juga diklaim Luhut telah mendorong dibangunnya politeknik di setiap titik dekat pabrik.
"Mana ada sekolah khusus tembaga di Timika? Kan enggak ada. Sekarang kita buat ini di Morowali, nanti yang kritik, pergi dan lihat, berapa banyak orang China-nya, berapa banyak orang Indonesia-nya. Sekarang sudah hampir 45 ribu pekerja di sana. China-nya mungkin tiga ribuan, lainnya orang Indonesia," katanya.
Luhut juga bercerita saat awal-awal pembangunan politeknik, banyak masyarakat lokal yang tidak lolos masuk karena tingkat pendidikan SMA yang kurang mumpuni. Akhirnya, kualitas SMA pun ikut diperbaiki. Politeknik pun menggunakan tenaga pengajar berkualitas.
"Banyak masalah yang tidak diketahui, tapi orang asik, ribut yang tidak perlu," katanya.
Terkait rule of thumb investasi, selain harus mendidik dan membangun politeknik untuk melatih tenaga kerja lokal, Luhut juga meminta investor menerapkan teknologi kelas satu yang ramah lingkungan, melakukan transfer teknologi, memberikan nilai tambah industri, serta menggunakan konsep kerja sama business to business.
Baca juga: Ini alasan industri dalam negeri masih butuh TKA
Baca juga: Legislator minta Disnakertrans Jateng tingkatkan pengawasan TKA
Luhut dalam acara Sore Bersama LBP yang ditayangkan secara daring, Sabtu, menjelaskan karena ketidakcukupan itulah, maka pemerintah meminta investor bisa melatih dan mendidik tenaga kerja lokal. Permintaan itu merupakan satu dari lima rule of thumb investasi di Indonesia.
"(Kepada investor) kalian harus mendidik tenaga kerja lokal. Karena kita enggak cukup. Di Morowali itu mana ada cukup. Di Konawe Utara mana ada yang cukup. Di Halmahera Tengah mana yang cukup. Kalau ada yang bilang cukup, datang ke saya," katanya.
Baca juga: 37 pekerja asal Tiongkok bekerja di Batang
Luhut mengatakan rencana pemerintah mendatangkan 500 TKA China yang kerap diributkan justru akan menciptakan lapangan kerja. Pasalnya, kedatangan tenaga kerja asing itu akan memberikan pelatihan sehingga bisa meningkatkan kapasitas tenaga kerja lokal.
"Sekarang kita buka, kita datangkan 500 orang asing dari China, itu dia ciptakan 5.000 lapangan kerja ahli. Dia berian training dan transfer teknologi," katanya.
Hadirnya industri di sejumlah wilayah tersebut juga diklaim Luhut telah mendorong dibangunnya politeknik di setiap titik dekat pabrik.
"Mana ada sekolah khusus tembaga di Timika? Kan enggak ada. Sekarang kita buat ini di Morowali, nanti yang kritik, pergi dan lihat, berapa banyak orang China-nya, berapa banyak orang Indonesia-nya. Sekarang sudah hampir 45 ribu pekerja di sana. China-nya mungkin tiga ribuan, lainnya orang Indonesia," katanya.
Luhut juga bercerita saat awal-awal pembangunan politeknik, banyak masyarakat lokal yang tidak lolos masuk karena tingkat pendidikan SMA yang kurang mumpuni. Akhirnya, kualitas SMA pun ikut diperbaiki. Politeknik pun menggunakan tenaga pengajar berkualitas.
"Banyak masalah yang tidak diketahui, tapi orang asik, ribut yang tidak perlu," katanya.
Terkait rule of thumb investasi, selain harus mendidik dan membangun politeknik untuk melatih tenaga kerja lokal, Luhut juga meminta investor menerapkan teknologi kelas satu yang ramah lingkungan, melakukan transfer teknologi, memberikan nilai tambah industri, serta menggunakan konsep kerja sama business to business.
Baca juga: Ini alasan industri dalam negeri masih butuh TKA
Baca juga: Legislator minta Disnakertrans Jateng tingkatkan pengawasan TKA
Pewarta : Ade Irma Junida
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Tenaga Kerja
Lihat Juga
BPJS Ketenagakerjaan Semarang Majapahit sosialisasikan ePLKK kepada RS & Klinik
12 November 2024 14:53 WIB
Pemkot Pekalongan galakkan gerakan singkirkan enceng gondok di Sungai Lodji
07 November 2024 7:32 WIB
BPJS Ketenagakerjaan: Pendaftaran Lomba Jurnalistik 2024 ditutup 15 November
01 November 2024 11:37 WIB