Konservasi lahan kritis , Temanggung siapkan Program Sabuk Gunung
Kamis, 22 Oktober 2020 9:14 WIB
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Temanggung, Entargo Yutri Wardono. ANTARA/Heru Suyitno
Temanggung (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, menyiapkan Program Sabuk Gunung untuk konservasi lahan kritis di kawasan Gunung Sumbing, Sindoro dan Gunung Prahu.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Temanggung, Entargo Yutri Wardono di Temanggung, Kamis, mengatakan Program Sabuk Gunung rencananya dilakukan tahun 2021 melalui gerakan masyarakat.
"Kegiatan ini dalam rangka pelestarian alam, menghidupkan sejumlah mata air yang telah kering di kawasan Gunung Sumbing, Sindoro, dan Gunung Prahu, sehingga merupakan program jangka panjang agar hasilnya juga bisa dinikmati anak cucu," katanya.
Baca juga: Jokowi sambangi Wonogiri ajak masyarakat manfaatkan lahan kritis
Menurut dia untuk menjalankan program tersebut Pemkab Temanggung akan menggelontorkan dana sekitar Rp9 miliar dari APBD.
Ia menyampaikan saat ini tim sudah mulai bergerak dengan melakukan sosialisasi dan edukasi, termasuk pendekatan budaya kepada masyarakat, terutama yang tinggal di kawasan tiga gunung tersebut.
Selanjutnya akan dilakukan penghijauan menggunakan tanaman keras, atau tanaman buah-buhan yang memiliki nilai ekonomi sehingga masyarakat mendapat penghasilan tambahan.
Ia mencontohkan salah satu tanaman yang akan ditanam adalah macadamia. Kelebihan tanaman ini selain untuk konservasi juga bijinya seperti kacang almond harganya bisa mencapai Rp70.000 per kilogram.
Entargo menuturkan dalam program tersebut nantinya di setiap kecamatan ada satu desa binaan yang akan mejadi percontohan bagi desa-desa lain.
Ia menyebutkan konservasi di lahan yang membentang di tiga gunung tersebut melingkupi 12 kecamatan, antara lain Selopampang, Tembarak, Tlogomulyo, Bulu, Bansari, Ngadirejo, Wonoboyo dan Tretep.
Baca juga: Lahan Kritis di Cilacap Capai 94.000 Hektare
Baca juga: Temanggung Didera Lahan Kritis Seluas 33.000 Hektare
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Temanggung, Entargo Yutri Wardono di Temanggung, Kamis, mengatakan Program Sabuk Gunung rencananya dilakukan tahun 2021 melalui gerakan masyarakat.
"Kegiatan ini dalam rangka pelestarian alam, menghidupkan sejumlah mata air yang telah kering di kawasan Gunung Sumbing, Sindoro, dan Gunung Prahu, sehingga merupakan program jangka panjang agar hasilnya juga bisa dinikmati anak cucu," katanya.
Baca juga: Jokowi sambangi Wonogiri ajak masyarakat manfaatkan lahan kritis
Menurut dia untuk menjalankan program tersebut Pemkab Temanggung akan menggelontorkan dana sekitar Rp9 miliar dari APBD.
Ia menyampaikan saat ini tim sudah mulai bergerak dengan melakukan sosialisasi dan edukasi, termasuk pendekatan budaya kepada masyarakat, terutama yang tinggal di kawasan tiga gunung tersebut.
Selanjutnya akan dilakukan penghijauan menggunakan tanaman keras, atau tanaman buah-buhan yang memiliki nilai ekonomi sehingga masyarakat mendapat penghasilan tambahan.
Ia mencontohkan salah satu tanaman yang akan ditanam adalah macadamia. Kelebihan tanaman ini selain untuk konservasi juga bijinya seperti kacang almond harganya bisa mencapai Rp70.000 per kilogram.
Entargo menuturkan dalam program tersebut nantinya di setiap kecamatan ada satu desa binaan yang akan mejadi percontohan bagi desa-desa lain.
Ia menyebutkan konservasi di lahan yang membentang di tiga gunung tersebut melingkupi 12 kecamatan, antara lain Selopampang, Tembarak, Tlogomulyo, Bulu, Bansari, Ngadirejo, Wonoboyo dan Tretep.
Baca juga: Lahan Kritis di Cilacap Capai 94.000 Hektare
Baca juga: Temanggung Didera Lahan Kritis Seluas 33.000 Hektare
Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
BPBD Temanggung hentikan penyaluran bantuan air bersih karena musim hujan
04 November 2024 20:06 WIB