Semarang (ANTARA) - Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselengarakan BPJS Kesehatan terbukti menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi via berbagai kanal industri kesehatan.

Hal tersebut disampaikan ahli asuransi Prof Budi Hidayat pada Media Workshop dan Anugrerah Lomba Jurnalistik BPJS Kesehatan 2020 yang berlangsung secara virtual dan di Semarang difasilitasi oleh BPJS Kesehatan Cabang Utama Semarang di salah satu hotel di Semarang, Kamis.

Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala BPJS Kesehatan Cabang Utama Semarang I Gusti Ayu Mirah Sutrisni bersama tim.

Prof Budi mengatakan selama ini masyarakat lebih menonjolkan defisit padahal ada banyak dampak positif yang dihasilkan dengan Program JKN di antaranya bisnis proses JKN dalam pembayaran layanan kesehatan termasuk di era pandemi COVID-19.

"Ada penggantian klaim dengan sumber dana diperoleh dari DIPA BNPB bukan dari iuran JKN," kata Prof Budi.

Dengan terbitnya Menko PMK berisi penugasan khusus kepada BPJS Kesehatan untuk memverifikasi klaim rumah sakit atas pemberian layanan kesehatan akibat COVID-19 menurut Prof Budi, semakin memaksimalkan eksistensi JKN pada pandemi saat ini.

Total klaim yang diajukan RS per 2 September 2020 sebesar 103.519 kasus  dengan biaya Rp6,34 triliun dan klaim yang telah diverifikasi 93.371 kasus dengan nilai Rp5,5 triliun, ditemukan 50,03 persen sesuai dan sisanya dispute.