Klaster baru hajatan di Boyolali, 30 orang positif COVID-19
Jumat, 18 Juni 2021 15:51 WIB
Petugas Satgas COVID-19 Desa Sumber saat mendatangi rumah warga memberikan obat-obatan, vitamin, dan sembako untuk mereka yang menjalani isolasi mandiri di Desa Sumber Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali, Jateng, Jumat (18/62021) ANTARA/Bambang Dwi Marwoto.
Boyolali (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menyebutkan sebanyak 30 warga di Dukuh Tari Wetan, Desa Sumber, di wilayahnya, dinyatakan terkonfirmasi positif masuk klaster baru hajatan.
Camat Simo Waluyo Jati, selaku Satgas COVID-19 Kecamatan Simo di Boyolali, Jumat, mengatakan, ada 30 warga di Desa Sumber Simo diduga terinfeksi virus corona usai salah seorang warga setempat menggelar hajatan dengan mengundang warga asal Kabupaten Pati.
Menurut Waluyo Jati kejadian tersebut berawal ketika warga Desa Sumber berinisial S menggelar hajatan yang dihadiri kerabat dari Kabupaten Pati. Mengingat, S merupakan warga asli Desa Sumber Boyolali akan tetapi bekerja puluhan tahun di Kabupaten Pati, sehingga kerabat dari daerah itu, ingin hadir dalam acara hajatan tersebut.
Baca juga: Di Solo, muncul klaster baru penyebaran COVID-19
Baca juga: Semangat solidaritas diperlukan untuk redam meluasnya klaster baru penyebaran COVID-19
Baca juga: Cegah munculnya klaster baru, warga wajib terapkan prokes ketat dan disiplin
"Setelah acara hajatan, dan pulang ada keluarga asal Kabupaten Pati yang merasa gejala sesak batuk akhirnya diperiksa ternyata dinyatakan positif COVID-19, katanya.
Kondisi tersebut disusul dengan istri S, juga mengalami gejala yang mengarah ke COVID-19. Melihat kondisi tersebut, istri S melakukan pemeriksaan di rumah sakit dan setelah dites usap hasilnya dinyatakan positif terpapar COVID-19.
"Puskesmas dan tim Satgas Kecamatan Simo bergerak cepat melakukan tracking dengan tes usap yang kontak erat," katanya.
Menurut dia, dari sebanyak 80 orang warga yang terdiri dari 27 kepala keluarga (KK) di 26 rumah serentak dilakukan tes usap. Hasilnya terdapat 30 warga Desa Sumber yang positif COVID-19 kemudian harus menjalani isolasi mandiri.
"Jumlah yang positif COVID-19 itu, satu di antaranya terdapat ibu hamil yang mendekati hari perkiraan lahir (HPL), sehingga perlu perhatian khusus untuk penanganan lebih lanjut," katanya.
Bagi yang dinyatakan negatif tetap disarankan tidak keluar rumah karena dalam jangka waktu lima hingga enam hari akan dilakukan tes swab ulang untuk evaluasi guna pemantauan penyebaran COVID-19 di daerah itu.
Sementara Kepala Dinkes Boyolali Ratri S Survivalina saat dikonfirmasi soal penambahan klaster baru hajatan asal Desa Sumber Kecamatan Simo, membenarkan, sehingga Boyolali sekarang ada 35 klaster.
Ratri mengatakan jumlah perkembangan data COVID-19, di Dinkes Boyolali, hingga Kamis (17/6) malam, bertambah sebanyak 81 kasus sehingga secara akumulasi menjadi 8.913 kasus.
Menurut Ratri jumlah kasus aktif COVID-19 di Boyolali sebanyak 777 kasus yang terdiri dari 175 kasus masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 602 kasus menjalani isolasi mendiri.
Jumlah pasien yang sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19 di Boyolali sebanyak 7.765 kasus atau sekitar 87,1 persen dan meninggal dunia dari tertular virus corona sebanyak 371 kasus atau sekitar 4,2 persen.
"Boyolali kasus COVID-19 masuk zona resiko sedang atau warna oranye," katanya.
Baca juga: Klaster perumahan di Pati, 56 orang positif COVID-19
Camat Simo Waluyo Jati, selaku Satgas COVID-19 Kecamatan Simo di Boyolali, Jumat, mengatakan, ada 30 warga di Desa Sumber Simo diduga terinfeksi virus corona usai salah seorang warga setempat menggelar hajatan dengan mengundang warga asal Kabupaten Pati.
Menurut Waluyo Jati kejadian tersebut berawal ketika warga Desa Sumber berinisial S menggelar hajatan yang dihadiri kerabat dari Kabupaten Pati. Mengingat, S merupakan warga asli Desa Sumber Boyolali akan tetapi bekerja puluhan tahun di Kabupaten Pati, sehingga kerabat dari daerah itu, ingin hadir dalam acara hajatan tersebut.
Baca juga: Di Solo, muncul klaster baru penyebaran COVID-19
Baca juga: Semangat solidaritas diperlukan untuk redam meluasnya klaster baru penyebaran COVID-19
Baca juga: Cegah munculnya klaster baru, warga wajib terapkan prokes ketat dan disiplin
"Setelah acara hajatan, dan pulang ada keluarga asal Kabupaten Pati yang merasa gejala sesak batuk akhirnya diperiksa ternyata dinyatakan positif COVID-19, katanya.
Kondisi tersebut disusul dengan istri S, juga mengalami gejala yang mengarah ke COVID-19. Melihat kondisi tersebut, istri S melakukan pemeriksaan di rumah sakit dan setelah dites usap hasilnya dinyatakan positif terpapar COVID-19.
"Puskesmas dan tim Satgas Kecamatan Simo bergerak cepat melakukan tracking dengan tes usap yang kontak erat," katanya.
Menurut dia, dari sebanyak 80 orang warga yang terdiri dari 27 kepala keluarga (KK) di 26 rumah serentak dilakukan tes usap. Hasilnya terdapat 30 warga Desa Sumber yang positif COVID-19 kemudian harus menjalani isolasi mandiri.
"Jumlah yang positif COVID-19 itu, satu di antaranya terdapat ibu hamil yang mendekati hari perkiraan lahir (HPL), sehingga perlu perhatian khusus untuk penanganan lebih lanjut," katanya.
Bagi yang dinyatakan negatif tetap disarankan tidak keluar rumah karena dalam jangka waktu lima hingga enam hari akan dilakukan tes swab ulang untuk evaluasi guna pemantauan penyebaran COVID-19 di daerah itu.
Sementara Kepala Dinkes Boyolali Ratri S Survivalina saat dikonfirmasi soal penambahan klaster baru hajatan asal Desa Sumber Kecamatan Simo, membenarkan, sehingga Boyolali sekarang ada 35 klaster.
Ratri mengatakan jumlah perkembangan data COVID-19, di Dinkes Boyolali, hingga Kamis (17/6) malam, bertambah sebanyak 81 kasus sehingga secara akumulasi menjadi 8.913 kasus.
Menurut Ratri jumlah kasus aktif COVID-19 di Boyolali sebanyak 777 kasus yang terdiri dari 175 kasus masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 602 kasus menjalani isolasi mendiri.
Jumlah pasien yang sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19 di Boyolali sebanyak 7.765 kasus atau sekitar 87,1 persen dan meninggal dunia dari tertular virus corona sebanyak 371 kasus atau sekitar 4,2 persen.
"Boyolali kasus COVID-19 masuk zona resiko sedang atau warna oranye," katanya.
Baca juga: Klaster perumahan di Pati, 56 orang positif COVID-19
Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kementan RI : Varietas unggul baru tanam padi lahan payau hasilkan 7,1 ton/ha
14 November 2024 17:47 WIB
UMP targetkan terima 6.000 mahasiswa baru program reguler pada tahun 2025
03 November 2024 14:03 WIB