30 mahasiswa Indonesia di Nanjing terkunci di kampus
Rabu, 11 Agustus 2021 9:19 WIB
Arsip foto: Mahasiswa program beasiswa Nanjing Polytechnic Institute China. ANTARA/Herlina Lasmianti
Beijing (ANTARA) - Sedikitnya 30 mahasiswa asal Indonesia di Nanjing, China, terkunci di dalam kampus selama musim libur akhir semester.
"Sudah hampir sebulan ini kami sangat dibatasi. Sejak ada varian Delta kami tidak boleh keluar dari area kampus," kata Mahmud Yunus, mahasiswa Jiangsu Institute of Commerce, Nanjing, saat dihubungi ANTARA dari Beijing, Rabu.
Ia menuturkan bahwa sejak varian Delta muncul di ibu kota Provinsi Nanjing pada 20 Juli lalu, penjagaan di kampus sangat ketat sehingga dia dan beberapa teman mahasiswa asal Indonesia lainnya tidak bisa mengisi liburan akhir semester.
"Kami baru saja selesai mengerjakan tugas akhir, seharusnya bisa liburan kalau tidak ada kasus Delta," ujar mahasiswa asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang baru saja menyelesaikan program D3 dan hendak melanjutkan S1 di kota yang sama itu.
Selama penguncian, kantin dan swalayan di kampus dibuka meskipun tidak ada kegiatan perkuliahan.
"Persediaan kebutuhan sehari-hari tercukupi. Jadi, kami bisa beli kapan saja," kata Yunus yang kini berusia 22 tahun itu.
Para mahasiswa yang masih bertahan di dalam asrama kampus itu setiap dua hari sekali menjalani tes PCR sama dengan warga yang tinggal di seluruh wilayah Kota Nanjing.
"Sampai sekarang kami sudah dites PCR enam kali. Tidak tahu sampai kapan tes ini akan berakhir," ujarnya.
Sementara itu, Atase Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi KBRI Beijing Yaya Sutarya mengaku tidak khawatir dengan kondisi para pelajar asal Indonesia yang masih bertahan di berbagai daerah di China.
"Mereka semua sudah divakisin. Kami terus memantau keadaan mereka secara berkala," ujarnya sambil menyebutkan jumlah pelajar asal Indonesia di China yang saat ini sekitar 1.400 orang.
Pada Minggu (8/8), untuk pertama kalinya dalam tiga pekan terakhir di Nanjing tidak ditemukan kasus baru COVID-19 varian Delta.
Walau begitu, otoritas kesehatan setempat belum akan melonggarkan tindakan anti epidemi sejak ditemukan kasus positif varian Delta di Bandar Udara Internasional Lukou di Nanjing pada 20 Juli lalu.
Sumber:Reuters
"Sudah hampir sebulan ini kami sangat dibatasi. Sejak ada varian Delta kami tidak boleh keluar dari area kampus," kata Mahmud Yunus, mahasiswa Jiangsu Institute of Commerce, Nanjing, saat dihubungi ANTARA dari Beijing, Rabu.
Ia menuturkan bahwa sejak varian Delta muncul di ibu kota Provinsi Nanjing pada 20 Juli lalu, penjagaan di kampus sangat ketat sehingga dia dan beberapa teman mahasiswa asal Indonesia lainnya tidak bisa mengisi liburan akhir semester.
"Kami baru saja selesai mengerjakan tugas akhir, seharusnya bisa liburan kalau tidak ada kasus Delta," ujar mahasiswa asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang baru saja menyelesaikan program D3 dan hendak melanjutkan S1 di kota yang sama itu.
Selama penguncian, kantin dan swalayan di kampus dibuka meskipun tidak ada kegiatan perkuliahan.
"Persediaan kebutuhan sehari-hari tercukupi. Jadi, kami bisa beli kapan saja," kata Yunus yang kini berusia 22 tahun itu.
Para mahasiswa yang masih bertahan di dalam asrama kampus itu setiap dua hari sekali menjalani tes PCR sama dengan warga yang tinggal di seluruh wilayah Kota Nanjing.
"Sampai sekarang kami sudah dites PCR enam kali. Tidak tahu sampai kapan tes ini akan berakhir," ujarnya.
Sementara itu, Atase Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi KBRI Beijing Yaya Sutarya mengaku tidak khawatir dengan kondisi para pelajar asal Indonesia yang masih bertahan di berbagai daerah di China.
"Mereka semua sudah divakisin. Kami terus memantau keadaan mereka secara berkala," ujarnya sambil menyebutkan jumlah pelajar asal Indonesia di China yang saat ini sekitar 1.400 orang.
Pada Minggu (8/8), untuk pertama kalinya dalam tiga pekan terakhir di Nanjing tidak ditemukan kasus baru COVID-19 varian Delta.
Walau begitu, otoritas kesehatan setempat belum akan melonggarkan tindakan anti epidemi sejak ditemukan kasus positif varian Delta di Bandar Udara Internasional Lukou di Nanjing pada 20 Juli lalu.
Sumber:Reuters
Pewarta : M. Irfan Ilmie
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Habibie Democracy Forum 2024, wadah strategis bahas masa depan demokrasi Indonesia
13 November 2024 15:34 WIB
Daftar nama pemain timnas hadapi Jepang dan Arab Saudi, Sayuri bersaudara kembali dipanggil
13 November 2024 12:18 WIB
Khong Guan Grup luncurkan "Sejuta Bola Superco Untuk Indonesia" tahun ketiga
11 November 2024 13:29 WIB
Kembangkan sektor industri dan pertanian, Forum Pusaka Jateng 2024 digelar
09 November 2024 22:33 WIB