Cilacap (ANTARA) - Pagi itu, salah satu bagian dari rumah milik Rumdani Prapti Sumiwi (59), warga Perumahan Tegal Asri Kemiren, Kelurahan Tegalkamulyan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, tampak disibukkan oleh aktivitas sejumlah ibu rumah tangga.

Pasalnya, rumah yang terletak di Jalan Baruna Tengah 1 Nomor 55, Kemiren, Kelurahan Tegalkamulyan, Kecamatan Cilacap Selatan, itu dijadikan sebagai tempat kegiatan usaha dari Kelompok Kemiren Asri yang diketuai Rumdani.

Kendati masih dalam suasana pandemi COVID-19, Rumdani bersama ibu-ibu rumah tangga lainnya tetap bersemangat untuk terus berinovasi melalui Kelompok Kemiren Asri.

Semua itu berkat motivasi Rumdani yang telah puluhan tahun menggerakkan kegiatan pemberdayaan masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PPK) maupun Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

Kelompok Kemiren Asri yang memulai kegiatan usahanya dengan budi daya jamur tiram, kini telah mengembangkan berbagai usaha lainnya. Semua itu dilakukan agar kegiatan usaha yang ditekuni Kelompok Kemiren Asri tetap berjalan meski dalam suasana pandemi.

"Salah satunya dengan memroduksi hand sanitizer. Namun hand sanitizer buatan kami berbeda dengan lainnya karena terbuat dari ekstrak lidah buaya, ekstrak kayu putih, dan bioetanol nipah," kata Rumdani yang sejak tahun 2019 menjadi mitra binaan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap yang saat itu dikenal dengan nama Pertamina Refinery Unit IV Cilacap.

Ia mengatakan bahan baku pembuatan hand saniter dibeli dari mitra binaan PT KPI Unit Cilacap lainnya yang berada di Kelurahan Kutawaru, Kecamatan Cilacap Selatan, berupa ekstrak kayu putih murni, sedangkan bioetanol nipah di Kecamatan Kampung Laut.

Sementara untuk lidah buaya berasal dari kebun anggota Kelompok Kemiren Asri. Dalam hal ini, Kelompok Kemiren Asri menaungi 13 kelompok usaha di antaranya kelompok budi daya jamur tiram, kebun gizi, dan sebagainya.

"Jadi, kami berkolaborasi antarkelompok maupun mitra binaan Pertamina lainnya dalam kegiatan yang kami tekuni," katanya.

Menurut dia, hand sanitizer tersebut mulai diproduksi sekitar bulan April 2020 ketika Perumahan Tegal Asri Kemiren mengalami lockdown selama 14 hari karena masuk zona merah penyebaran COVID-19. 

Saat itu, warga perumahan yang mayoritas berasal dari kalangan menengah ke bawah tidak bisa pergi ke mana-mana karena seluruh akses keluar ditutup. Selain itu, permintaan terhadap beberapa produk yang dihasilkan Kelompok Kemiren Asri seperti jamur tiram beserta makanan olahannya mengalami penurunan.

Atas dasar itulah, Rumdani berpikir bagaimana caranya agar kegiatan usaha yang ditekuni Kelompok Kemiren Asri tetap bisa berjalan di tengah pandemi. Hingga akhirnya, dia pun mencoba membuah hand sanitizer berbahan baku ekstrak lidah buaya, eksktrak kayu putih, dan bioetanol nipah tersebut.

Setelah beberapa kali menjalani uji laboratorium yang difasilitasi Pertamina, akhirnya hand sanitizer buatan Kelompok Kemiren Asri pun dinyatakan layak digunakan dan saat ini dalam proses pengurusan izin edar.

"Kami berusaha membuat produk yang saat ini memang dibutuhkan masyarakat. Selain hand sanitizer, kami juga membuat baju hazmat, berbagai olahan jahe merah, dan beberapa produk lain yang seluruhnya dipasarkan melalui Koperasi Kemiren Asri," kata Rumdani yang juga Ketua Koperasi Kemiren Asri.

Ia mengakui pesanan terhadap hand sanitizer buatan Kelompok Kemiren Asri terbilang cukup tinggi karena rata-rata mencapai kisaran 30-40 liter per bulan.

Bahkan pada bulan Agustus 2021, Kelompok Kemiren Asri mendapat pesanan sebanyak 700 liter yang dijual dengan harga Rp75.000 per liter, sedangkan untuk hand sanitizer kemasan botol semprot ukuran 200 mililiter dijual dengan harga Rp10.000 per botol.

Usaha pembuatan hand sanitizer dan berbagai olahan jahe merah itu tergolong sukses, sehingga Kelompok Kemiren Asri tetap bertahan di tengah kelesuan permintaan jamur tiram beserta olahannya maupun produk lainnya yang terdampak pandemi COVID-19.

"Dulu saya waktu (usaha) jamur tiram, omzetnya sekitar Rp3 juta hingga Rp6 juta per bulan. Kalau ini, jahe merah sudah di atas Rp10 juta, kadang bisa mencapai Rp15 juta," kata Rumdani.

Terkait dengan keterlibatannya sebagai mitra binaan Pertamina, dia mengakui hal itu sudah berlangsung sejak tahun 2009 dan seharusnya sudah harus mandiri.

Akan tetapi secara kebetulan, Rumdani dalam tiga tahun selalu ada program baru yang bisa dipertanggungjawabkan, sehingga dia mencoba minta pendampingan dari Pertamina dan ternyata disetujui.

"Tiga tahun, okelah saya selesai, saya sudah bisa mandiri untuk yang ini, tapi saya punya program baru, bisa apa enggak? Ternyata bisa. Saya tidak hanya masalah UMKM, juga ke lingkungan dengan merangkul lintas sektoral," kata dia yang pernah menyabet Anugerah Pertamina Award 2015 untuk kategori Pertamina Berdikari.

Bagi Rumdani, dukungan dari Pertamina merupakan energi positif bagi Kelompok Kemiren Asri maupun Koperasi Kemiren Asri dalam mengembangkan usaha karena anggotanya merupakan ibu-ibu rumah tangga dari kalangan menengah ke bawah yang suaminya bekerja sebagai nelayan.

Dengan demikian, masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga dapat diberdayakan demi meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian keluarga.

Pejabat Sementara Area Manager Communication, Relations, and CSR PT KPI Unit Cilacap Ibnu Adiwena mengatakan Pertamina akan terus berupaya memberdayakan masyarakat melalui berbagai program pertanggungjawaban sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR).

Dalam hal ini, kata dia, PT KPI Unit Cilacap pada tahun 2021 mengeluarkan anggaran CSR sekitar Rp875 juta untuk program pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Cilacap.

"Setelah melalui berbagai pembinaan dan pendampingan, mereka diharapkan bisa mandiri dan usahanya berkelanjutan untuk mendapatkan penghidupan yang lebih layak dan baik," katanya.

Selain itu, kata dia, pemberdayaan masyarakat tersebut juga dalam rangka mendukung target Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya poin kesatu, yakni mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk di mana pun.

Hal itu juga sesuai dengan moto Pertamina, yakni Energizing You (memberi energi pada anda, red.) yang diberi makna Pertamina selalu berusaha untuk melayani masyarakat dan memberikan energinya untuk kepentingan bangsa Indonesia. 

Pembinaan dan pendampingan yang diberikan Pertamina kepada mitra binaannya merupakan energi untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan pada akhirnya kesejahteraan masyarakat akan meningkat. ***1***