Semarang (ANTARA) -
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia Siti Nadia Tarmizi menegaskan bahwa apapun varian virusnya, kunci menghadapinya tetap sama yaitu menegakkan protokol kesehatan, memperkuat upaya testing, pelacakan dan isolasi, serta melakukan vaksinasi.

"Saat ini Omicron ini menjadi varian yang menyita banyak perhatian, terutama dengan
karakteristiknya yang memungkinkan untuk memunculkan gelombang COVID-19 di berbagai negara," kata Nadia dalam siaran pers dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9)-KPCPEN yang diterima di Semarang, Minggu (26/12).

Badan Kesehatan Dunia WHO menyatakan per 23 Desember 2021 tercatat sudah ada 110 negara yang melaporkan telah menemukan kasus Omicron, baik yang diperoleh dari para pelaku perjalanan maupun yang dari komunitas atau berarti sudah ada penularan di tingkat masyarakat.

Tingkat penularan Omicron diyakini melebihi varian Delta, meski sejauh ini gejala yang ditimbulkan lebih ringan, namun studi masih terus dilakukan untuk memahami karakteristik varian ini.

Dalam laporannya WHO juga menyampaikan bahwa risiko untuk semua negara masih dikategorikan sangat tinggi dengan mempertimbangkan varian dominan saat ini masih varian Delta (96 persen) yang sempat memunculkan gelombang besar di berbagai negara beberapa waktu yang lalu.

"Tentu kita sudah melakukan antisipasi supaya Omicron yang sudah diidentifikasi di Indonesia tidak menyebar dan meluas di masyarakat. Oleh karena itu, semua harus ikut andil dalam upaya pengendalian transmisi varian ini," ujar Nadia.

Ia juga menekankan, semua pihak harus tetap
waspada dan tetap protokol kesehatan, juga bersiap jika gelombang berikutnya mungkin akan muncul seiring dengan meluasnya varian baru tersebut.

Dalam mencegah dan mengendalikan Omicron, Nadia menekankan kerja sama dari berbagai pihak adalah kunci utamanya.

Di samping tentu selalu mendukung upaya-upaya yang tengah dilakukan seperti segera melakukan vaksinasi COVID-19.

"Apapun jenis vaksinnya, tidak pilih pilih vaksin. Pastikan kita dan orang-orang di sekeliling kita sudah mendapatkan vaksinasi lengkap, bantu untuk memberikan pengertian dan pemahaman tentang pentingnya vaksinasi, bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya," katanya.

Kemudian, mematuhi protokol kesehatan, seperti menggunakan masker yang pas, mencuci tangan, menghindari kerumunan, menjaga jarak, dan paling penting jika merasa memiliki gejala seperti demam batuk dan nyeri tenggorokan, segera memeriksakan diri ke puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

Selain itu, juga mendukung kegiatan pelacakan kontak dan pemeriksaan swab jika diperlukan.

Dalam laporan Satgas COVID-19, di mana survei terkait kepatuhan terhadap protokol kesehatan dilakukan secara rutin, terlihat bahwa kepatuhan sudah baik.

"Akan tetapi masih cukup banyak kabupaten/kota yang masih rendah angka kepatuhannya seperti dalam penggunaan masker. Oleh karena itu, mari untuk saling mengingatkan betapa pentingnya penggunaan masker dan juga protokol
kesehatan lainnya untuk mencegah penularan COVID-19," ujar Nadia.