Purwokerto (ANTARA) - Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universiats Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Dr Amir SE MSi berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Akuntansi dari Universitas Airlangga Surabaya setelah melakukan kajian tentang market maker.

Dalam disertasinya, Amir mengangkat judul "Pengaruh Net Volume Saham Market Maker, Asimetri Informasi, Leverage, dan Nilai Perusahaan terhadap Profitabilitas Perusahaan".

Menurut dia, judul yang diangkat dalam disertasinya tersebut untuk menguji pengaruh net volume saham market maker, asimetri informasi, nilai perusahaan, dan leverage terhadap profitabilitas mengingat belum dikeluarkannya peraturan tentang market maker untuk mengurangi asimetri informasi, insider trading, dan permainan harga oleh market maker, khususnya market maker dalam grup perusahaan.

"Kasus kejahatan di bursa saham Indonesia melibatkan lebih dari satu perusahaan sekuritas sebagai market maker. Selain itu, penelitian sebelumnya terjadi gap pada volume market maker, asimetri informasi terhadap informasi fundamental perusahaan," katanya di Purwokerto, Rabu (2/3). 

Ia mengatakan sampel penelitian menggunakan purposive sampling pada perusahaan di grup badan usaha milik negara (BUMN), Lippo, Panin, Astra, dan Sinar Mas selama empat kuartal pada periode tahun 2015-2018, sedangkan metode analisis menggunakan model estimasi data panel fixed effect.

Dari hasil penelitian itu, kata dia, dukungan teori Struktur Pasar Mikro dan teori signaling, di mana Net Volume Market Maker, asimetri informasi, dan nilai perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas perusahaan, sedangkan leverage gagal mengonfirmasi pengaruh negatif terhadap profitabilitas. 

Baca juga: UMP raih juara 1 PTMA Paling Peduli Cabang dan Ranting Muhammadiyah 2022

Pada Variabel kontrol, hanya PER yang berpengaruh negatif, sedangkan ROA dan Size berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan.

Di sisi lain, Amir juga menyatakan hasil analisis pada perusahaan masing-masing grup berbeda-beda. Net Volume Market Maker positif merupakan indikasi peran market maker dalam penentuan harga sangat dominan terkait informasi profitabilitas perusahaan. 

"Sedangkan spread ask-bid yang melebar mengindikasikan adanya asimetri informasi pada informasi profitabilitas," jelasnya.  

Lebih lanjut, dia menyarankan penelitian yang lebih luas dapat dilakukan untuk menguji adanya manajemen laba pada masing-masing grup. Peran manajemen perusahaan induk tentu sangat besar, sehingga peran market maker untuk menstabilkan harga (maintenance) tentu menjadi sangat penting.

"Sebagaimana penelitian Alawag (2020) yang menemukan bukti bahwa perusahaan induk melakukan tekanan untuk melakukan manajemen laba terhadap perusahaan anak. Penelitian yang akan datang dapat menggunakan data pada sektor tertentu untuk memprediksi perilaku market maker," jelasnya.

Penelitian yang akan datang, kata dia, dapat menguji perbedaan pada sampel perusahaan yang laba dan rugi agar dapat menguji abnormal return market maker.

"Bagi Otoritas Jasa Keuangan perlu segera menerbitkan aturan yang jelas dan memisahkan peran antara market maker, penjamin emisi saham, dan broker di Bursa Efek Indonesia," katanya. (tgr)

Baca juga: Mahasiswa FAI UMP raih juara 2 Musabaqoh Tilawatil Quran Porseni V FKPTKIS
Baca juga: Lulusan terbaik PGPAUD UMP, buktikan untuk menjadi guru PAUD tidak harus perempuan