Sopir angkutan umum di Kudus keluhkan sepi penumpang
Jumat, 29 April 2022 17:02 WIB
Sejumlah angkutan tampak antre menunggu penumpang di Terminal Induk Jati Kudus, Jawa Tengah. ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif.
Kudus (ANTARA) - Sejumlah sopir angkutan perkotaan maupun pedesaan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengeluhkan masih sepi penumpang, meskipun pemudik dari berbagai daerah mulai berdatangan.
Bejo, sopir angkutan jurusan Terminal Induk Jati-Gebog di Kudus, Jumat, mengakui musim mudik Lebaran seperti sekarang ini memang menjadi harapan bisa mendapatkan pemasukan lebih besar.
Namun, kata dia, pemudik yang datang ternyata tidak banyak yang memanfaatkan angkutan kota karena ada yang beralasan sudah dijemput.
Penumpang yang memanfaatkan angkutan sejauh ini, imbuh dia, belum pernah sampai penuh karena paling banyak hanya 6 penumpang.
Hal senada juga disampaikan Ngadiran, sopir angkutan lainnya mengakui banyaknya pemudik yang berdatangan belum berdampak secara signifikan terhadap angkutan umum karena yang memanfaatkan masih sedikit.
Akhirnya, kata dia, setelah mendapatkan penumpang tidak lagi balik ke terminal untuk menunggu penumpang, mengingat peluang mendapatkan penumpang memang kecil.
"Terkadang saya juga mencari penumpang di pabrik rokok, sehingga ketika sepi penumpang di jalan masih mendapatkan pemasukan dari buruh rokok. Hanya saja, antrenya juga sejak pagi hari meskipun pemasukan hanya Rp50.000 ketika penumpangnya penuh," ujarnya.
Ia mengakui tantangan untuk mendapatkan penumpang memang semakin berat, selain faktor pandemi COVID-19 juga banyaknya penyedia jasa ojek daring serta banyak yang memiliki kendaraan sendiri, sehingga ketika sampai di terminal lebih memilih menunggu dijemput keluarganya.
Dampaknya, imbuh dia, penumpang yang memanfaatkan angkutan umum sangat minim karena selama ini memang belum pernah sampai penuh hingga 12-an orang.
Ia mengakui tidak beroperasi selama sehari penuh sehingga bahan bakar minyak (BBM) lebih hemat. Sedangkan pemasukan yang diperoleh bisa mencapai Rp70 ribuan atau sesuai jumlah penumpang yang diangkut.
Bejo, sopir angkutan jurusan Terminal Induk Jati-Gebog di Kudus, Jumat, mengakui musim mudik Lebaran seperti sekarang ini memang menjadi harapan bisa mendapatkan pemasukan lebih besar.
Namun, kata dia, pemudik yang datang ternyata tidak banyak yang memanfaatkan angkutan kota karena ada yang beralasan sudah dijemput.
Penumpang yang memanfaatkan angkutan sejauh ini, imbuh dia, belum pernah sampai penuh karena paling banyak hanya 6 penumpang.
Hal senada juga disampaikan Ngadiran, sopir angkutan lainnya mengakui banyaknya pemudik yang berdatangan belum berdampak secara signifikan terhadap angkutan umum karena yang memanfaatkan masih sedikit.
Akhirnya, kata dia, setelah mendapatkan penumpang tidak lagi balik ke terminal untuk menunggu penumpang, mengingat peluang mendapatkan penumpang memang kecil.
"Terkadang saya juga mencari penumpang di pabrik rokok, sehingga ketika sepi penumpang di jalan masih mendapatkan pemasukan dari buruh rokok. Hanya saja, antrenya juga sejak pagi hari meskipun pemasukan hanya Rp50.000 ketika penumpangnya penuh," ujarnya.
Ia mengakui tantangan untuk mendapatkan penumpang memang semakin berat, selain faktor pandemi COVID-19 juga banyaknya penyedia jasa ojek daring serta banyak yang memiliki kendaraan sendiri, sehingga ketika sampai di terminal lebih memilih menunggu dijemput keluarganya.
Dampaknya, imbuh dia, penumpang yang memanfaatkan angkutan umum sangat minim karena selama ini memang belum pernah sampai penuh hingga 12-an orang.
Ia mengakui tidak beroperasi selama sehari penuh sehingga bahan bakar minyak (BBM) lebih hemat. Sedangkan pemasukan yang diperoleh bisa mencapai Rp70 ribuan atau sesuai jumlah penumpang yang diangkut.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024