Pemkab Batang dorong petani melati perluas lahan pertanian
Rabu, 20 Juli 2022 8:10 WIB
Seorang petani melati di Kecematan Gringsing, Kabupaten Batang memamerkan hasil panen bunga melati. (ANTARA/HO-Humas Kabupaten Batang)
Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, mendorong kepada para petani melati Kecamatan Gringsing untuk melakukan perluasan lahan pertanian karena hasil panen melati terbuka cukup besar untuk diekspor ke sejumlah negara seperti Singapura, Malaysia, bahkan Arab Saudi.
Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Batang Arisna Pradono di Batang, Selasa, mengatakan bahwa selama tiga tahun terakhir luas lahan pertanian melati meningkat hingga hampir dua kali lipat.
"Pada awal 2019 luas pertanian melati di Desa Sidorejo, Kecamatan Gringsing sekitar 8 hektare namun pada 2021 meningkat mencapai 15 hektare. Perluasan lahan pertanian melati ini karena prospek bunga melati cukup menguntungkan para petani," katanya.
Arisna Pradono mengatakan potensi penjualan melati kini tidak hanya pada tingkat lokal saja melainkan hingga mancanegara sehingga pihaknya mendorong para petani memanfaatkan lahan yang kurang produktif menjadi produktif.
"Saat ini peluang ekspor melati hingga sampai ke Singapura, Malaysia, dan Arab Saudi. Saat ini, para petani di Kecamatan Gingsing banyak yang beralih karena dari sisi keuntungan cukup bagus, kondisi lahan mendukung, dan perawatan tanaman melati juga juga mudah," katanya.
Dia mengatakan ada dua desa sentra melati di Kecamatan Gringsing yaitu Desa Sidorejo dan Yosorejo. Jumlah petani melati yang sebelumnya hanya puluhan kini suah mencapai lebih 100 orang.
"Ada yang merupakan petani baru atau mengalihkan tanaman. Banyak yang beralih karena dari sisi keuntungan cukup bagus, kondisi lahan mendukung dan perawatannya juga mudah," katanya.
Ia mengatakan tanaman melati tidak banyak diganggu hama dan bisa tumbuh mudah pada semua lingkungan mulai dataran rendah hingga tinggi, serta tidak mengenal musim.
"Hal yang menarik lainnya adalah melati bisa dipanen setiap dan harga jual pun mencapai Rp100.000 per kilogram hingga lebih dari Rp300.000 per kilogram," katanya.
Petani melati Iwan Sri Arianto (40) mengatakan saat ini harga jual bunga melati berkuran kecil menembus Rp300.000 per kilogram, sedangkan ukuran bunga melati besar Rp150.000 per kilogram.
Dengan luas lahan pertanian mencapai sekitar 5.000 meter persegi, kata dia, maka petani dapat menanam 60.000 tanaman melati serta dapat memanen rata-rata 30 kilogram.
"Bunga Melati ini dikirim ke Bandung, Semarang dan sebagainya. Selain itu, hasil panen melati diekspor ke Singapura, Malaysia, dan Arab Saudi," katanya.
Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Batang Arisna Pradono di Batang, Selasa, mengatakan bahwa selama tiga tahun terakhir luas lahan pertanian melati meningkat hingga hampir dua kali lipat.
"Pada awal 2019 luas pertanian melati di Desa Sidorejo, Kecamatan Gringsing sekitar 8 hektare namun pada 2021 meningkat mencapai 15 hektare. Perluasan lahan pertanian melati ini karena prospek bunga melati cukup menguntungkan para petani," katanya.
Arisna Pradono mengatakan potensi penjualan melati kini tidak hanya pada tingkat lokal saja melainkan hingga mancanegara sehingga pihaknya mendorong para petani memanfaatkan lahan yang kurang produktif menjadi produktif.
"Saat ini peluang ekspor melati hingga sampai ke Singapura, Malaysia, dan Arab Saudi. Saat ini, para petani di Kecamatan Gingsing banyak yang beralih karena dari sisi keuntungan cukup bagus, kondisi lahan mendukung, dan perawatan tanaman melati juga juga mudah," katanya.
Dia mengatakan ada dua desa sentra melati di Kecamatan Gringsing yaitu Desa Sidorejo dan Yosorejo. Jumlah petani melati yang sebelumnya hanya puluhan kini suah mencapai lebih 100 orang.
"Ada yang merupakan petani baru atau mengalihkan tanaman. Banyak yang beralih karena dari sisi keuntungan cukup bagus, kondisi lahan mendukung dan perawatannya juga mudah," katanya.
Ia mengatakan tanaman melati tidak banyak diganggu hama dan bisa tumbuh mudah pada semua lingkungan mulai dataran rendah hingga tinggi, serta tidak mengenal musim.
"Hal yang menarik lainnya adalah melati bisa dipanen setiap dan harga jual pun mencapai Rp100.000 per kilogram hingga lebih dari Rp300.000 per kilogram," katanya.
Petani melati Iwan Sri Arianto (40) mengatakan saat ini harga jual bunga melati berkuran kecil menembus Rp300.000 per kilogram, sedangkan ukuran bunga melati besar Rp150.000 per kilogram.
Dengan luas lahan pertanian mencapai sekitar 5.000 meter persegi, kata dia, maka petani dapat menanam 60.000 tanaman melati serta dapat memanen rata-rata 30 kilogram.
"Bunga Melati ini dikirim ke Bandung, Semarang dan sebagainya. Selain itu, hasil panen melati diekspor ke Singapura, Malaysia, dan Arab Saudi," katanya.
Pewarta : Kutnadi
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024