Pemkot Pekalongan intensif cegah stunting lewat aplikasi Elsimil
Jumat, 26 Agustus 2022 23:46 WIB
Kepala Dinas Sosial Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kota Pekalongan Yos Rosidi. (ANTARA/HO-Humas Kota Pekalongan)
Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah mengintensifkan pencegahan kasus stunting dengan mewajibkan para pasangan calon pengantin mengunduh aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil).
Kepala Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Pekalongan Yos Rosidi di Pekalongan, Jumat, mengatakan penggunaan aplikasi ini sebagai cara edukasi dengan sistem elektronik yang menjadi prioritas program Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam upaya menekan kasus stunting.
"Kami terus berusaha bagaimana dapat mencegah kasus kekerdilan anak mulai dari hulu. Selain itu, kami juga menjalin kerja sama dengan Badan Penasehat, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP4)," katanya.
Dia mengatakan calon pengantin wajib memeriksakan kesehatan di puskesmas dan mendaftarkan pernikahan di Kantor Urusan Agama di wilayah masing-masing. Saat mereka mendaftarkan pernikahannya sudah harus mengunduh aplikasi Elsimil.
"Jadi, bagaimana hasil pemeriksaan di puskesmas itu nantinya bisa diisi di kuesioner yang ada di fitur aplikasi Elsimil. Dari kuesioner yang diisi itu bisa diketahui apakah calon pengantin ini berisiko melahirkan anak stunting atau tidak," katanya.
Baca juga: Tekan stunting di Jateng, Ganjar libatkan milenial
Yos Rosidi mengatakan dari indikator-indikator yang ada, jika hasilnya keluar berwarna merah maka pada sertifikat akan menunjukkan pernyataan bertuliskan "Tidak Siap Nikah".
Hal ini, kata dia, bukan berarti calon pengantin ini tidak boleh menikah. Yang bersangkutan diperbolehkan menikah tetapi belum memenuhi indikator siap hamil.
"Atau yang bersangkutan harus berupaya memenuhi syarat dan pemenuhan indikator-indikator siap hamil terlebih dahulu, mulai dari pemenuhan kandungan gizi dan nutrisi yang harus dikonsumsi, salah satunya minum tablet tambah darah, vitamin D, dan lainnya agar risiko melahirkan anak stunting bisa ditekan sedini mungkin," katanya.
Dia menjelaskan jika hasil pengisian kuesioner keluar warna hijau, artinya pasangan calon pengantin siap menikah, namun mereka juga akan dicek lingkar lengan atas, Hemoglobin (HB), apakah anemia atau tidak, hasil pemeriksaan di puskesmas juga dimasukkan ke aplikasi Elsimil.
Apabila ditemukan ada faktor-faktor yang mengarah pada risiko stunting tinggi, lanjut dia, tim pendamping keluarga akan melakukan intervensi pendampingan kepada mereka.
Ia mengatakan aplikasi Elsimil ini bisa diunduh melalui telepon pintar di Playstore untuk Android yaitu calon pengantin bisa melakukan perbincangan atau konsultasi dengan tim pendamping keluarga di kelurahan setempat.
"Baik konsultasi dengan bidan, kader KB melalui fitur chatting (percakapan) yang ada di aplikasi Elsimil. Selain itu, di aplikasi ini juga ada fitur edukasi apakah yang bersangkutan mengalami anemia atau tidak, upaya-upaya penanganan seperti apa, bisa diketahui semua di fitur aplikasi tersebut," katanya.
Baca juga: Pemkot Pekalongan apresiasi IIDI sosialisasi dan edukasi pencegahan stunting
Baca juga: Penurunan stunting tidak sekadar faktor pangan
Kepala Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Pekalongan Yos Rosidi di Pekalongan, Jumat, mengatakan penggunaan aplikasi ini sebagai cara edukasi dengan sistem elektronik yang menjadi prioritas program Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam upaya menekan kasus stunting.
"Kami terus berusaha bagaimana dapat mencegah kasus kekerdilan anak mulai dari hulu. Selain itu, kami juga menjalin kerja sama dengan Badan Penasehat, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP4)," katanya.
Dia mengatakan calon pengantin wajib memeriksakan kesehatan di puskesmas dan mendaftarkan pernikahan di Kantor Urusan Agama di wilayah masing-masing. Saat mereka mendaftarkan pernikahannya sudah harus mengunduh aplikasi Elsimil.
"Jadi, bagaimana hasil pemeriksaan di puskesmas itu nantinya bisa diisi di kuesioner yang ada di fitur aplikasi Elsimil. Dari kuesioner yang diisi itu bisa diketahui apakah calon pengantin ini berisiko melahirkan anak stunting atau tidak," katanya.
Baca juga: Tekan stunting di Jateng, Ganjar libatkan milenial
Yos Rosidi mengatakan dari indikator-indikator yang ada, jika hasilnya keluar berwarna merah maka pada sertifikat akan menunjukkan pernyataan bertuliskan "Tidak Siap Nikah".
Hal ini, kata dia, bukan berarti calon pengantin ini tidak boleh menikah. Yang bersangkutan diperbolehkan menikah tetapi belum memenuhi indikator siap hamil.
"Atau yang bersangkutan harus berupaya memenuhi syarat dan pemenuhan indikator-indikator siap hamil terlebih dahulu, mulai dari pemenuhan kandungan gizi dan nutrisi yang harus dikonsumsi, salah satunya minum tablet tambah darah, vitamin D, dan lainnya agar risiko melahirkan anak stunting bisa ditekan sedini mungkin," katanya.
Dia menjelaskan jika hasil pengisian kuesioner keluar warna hijau, artinya pasangan calon pengantin siap menikah, namun mereka juga akan dicek lingkar lengan atas, Hemoglobin (HB), apakah anemia atau tidak, hasil pemeriksaan di puskesmas juga dimasukkan ke aplikasi Elsimil.
Apabila ditemukan ada faktor-faktor yang mengarah pada risiko stunting tinggi, lanjut dia, tim pendamping keluarga akan melakukan intervensi pendampingan kepada mereka.
Ia mengatakan aplikasi Elsimil ini bisa diunduh melalui telepon pintar di Playstore untuk Android yaitu calon pengantin bisa melakukan perbincangan atau konsultasi dengan tim pendamping keluarga di kelurahan setempat.
"Baik konsultasi dengan bidan, kader KB melalui fitur chatting (percakapan) yang ada di aplikasi Elsimil. Selain itu, di aplikasi ini juga ada fitur edukasi apakah yang bersangkutan mengalami anemia atau tidak, upaya-upaya penanganan seperti apa, bisa diketahui semua di fitur aplikasi tersebut," katanya.
Baca juga: Pemkot Pekalongan apresiasi IIDI sosialisasi dan edukasi pencegahan stunting
Baca juga: Penurunan stunting tidak sekadar faktor pangan
Pewarta : Kutnadi
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024