Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, siap mempercepat penanganan kekerdilan (stunting) pada balita atau anak melalui program gerakan bapak asuh atau bunda asuh.

Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid di Pekalongan, Jumat mengatakan, program ini untuk melibatkan seluruh pihak baik stakeholder maupun masyarakat yang mampu menjadi donatur dalam memberikan bantuan materi maupun asupan gizi anak yang menderita stunting usia 0 hingga 2 tahun.

"Hari ini, program gerakan bunda asuh atau bapak asuh ini, resmi dikampanyekan bersama sejumlah forkopimda dan stakeholder terkait," katanya.

Ia mengatakan, angka kasus stunting di daerah ini masih relatif cukup tinggi, yakni sebanyak 508 anak yang tersebar di empat wilayah kecamatan.

"Oleh karena itu, kami berharap, jumlah angka stunting turun menjadi 12 persen bisa tercapai hingga 2024," katanya.

Menurut dia, segala upaya pencegahan dan penanganan stunting sudah dilakukan oleh pemerintah daerah namun ke depan harus terus dimaksimalkan agar jumlah angka kekerdilan anak terus turun.

"Sebagian besar anak yang mengalami stunting merupakan anak orang kurang mampu, sehingga perlu adanya bapak asuh maupun bunda asuh. Saya menilai cukup berat beban orang tua mereka dalam pemenuhan gizi anaknya jika tidak dibantu," katanya.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Pekalongan disebutkan jumlah anak stunting sebanyak 508 orang yang tersebar di 4 kecamatan, yakni Kecamatan Pekalongan Barat 201 anak, Kecamatan Pekalongan Timur 79 anak, Kecamatan Pekalongan Utara 146 anak, dan Kecamatan Pekalongan Selatan sebanyak 86 anak.

Afzan Arslan yang akrab disapa Aaf mengajak semua stakeholder yang terlibat dan berpartisipasi dalam gerakan bapak asuh maupun bunda asuh anak stunting.

"Semakin banyak yang terlibat, semakin banyak pula anak-anak yang terbantu status peningkatan gizinya sehingga target kasus anak stunting di daerah tinggal 12 persen," katanya.

Kepala Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Pekalongan Yos Rosyidi mengatakan, melalui program bapak asuh maupun bunda asuh mampu memberi ruang bagi para pemangku kepentingan bisa berkontribusi dalam percepatan penurunan kasus stunting di daerah ini.

"Penanganan stunting itu tidak hanya menjadi tanggung jawab dari pemerintah saja melainkan seluruh elemen masyarakat bersama-sama untuk membantu menjadi bapak asuh maupun bunda asuh berupa penggalangan dana," katanya. ***3***