Kapolda Jateng : Perkara menyangkut profesi dokter tak serta-merta dipidana
Kamis, 20 Oktober 2022 7:33 WIB
Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Ahmad Luthfi menandatangani kerja sama dengan Ketua IDI Jateng Joko Handojo di Semarang, Rabu (19-10-2022). ANTARA/I.C. Senjaya
Semarang (ANTARA) - Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Ahmad Luthfi mengatakan perkara aduan dari masyarakat yang menyangkut profesi dokter tidak akan serta-merta ada tindakan kepolisian.
"Kalau ada aduan yang berkaitan dengan aduan tentang profesi dokter, harus terlebih dahulu melihat dahulu keputusan dari MKEK dan MKDK," kata Kapolda saat penandatanganan kerja sama antara jajaran kepolisian di wilayah Jawa Tengah dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Tengah di Semarang, Rabu.
Menurut dia, upaya kepolisian tentang kasus yang menyangkut dengan profesi dokter harus menunggu tindak lanjut dari pemeriksaan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) dan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran (MKDK).
"Apakah diputuskan masuk pelanggaran perdata, administrasi, atau pidana? Maka, baru ditindaklanjuti," katanya.
Selain itu, lanjut dia, berdasarkan atas asas necesitas juga terdapat kontrak yang ditandatangani antara pasien dan dokter.
Upaya-upaya ini, kata dia, merupakan bagian dari kepastian kepada dokter untuk tidak ragu dalam berinteraksi dengan pasien sesuai dengan profesinya.
Sementara itu, Ketua IDI Jawa Tengah Joko Handojo menyambut baik penandatanganan kerja sama secara serentak oleh pengurus di tingkat kabupaten/kota bersama seluruh polres.
Ia mengharapkan IDI akan memperoleh pendampingan dari kepolisian dalam melaksanakan tugas kedokterannya.
"Kami sering dikatakan melakukan malapraktik, padahal profesi ini berhubungan dengan risiko komplikasi," katanya.
Oleh karena itu, menurut dia, IDI bersama Polda Jawa Tengah bisa berdampingan dan bersinergi, terutama dalam menghadapi masalah kesehatan.
"Kalau ada aduan yang berkaitan dengan aduan tentang profesi dokter, harus terlebih dahulu melihat dahulu keputusan dari MKEK dan MKDK," kata Kapolda saat penandatanganan kerja sama antara jajaran kepolisian di wilayah Jawa Tengah dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Tengah di Semarang, Rabu.
Menurut dia, upaya kepolisian tentang kasus yang menyangkut dengan profesi dokter harus menunggu tindak lanjut dari pemeriksaan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) dan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran (MKDK).
"Apakah diputuskan masuk pelanggaran perdata, administrasi, atau pidana? Maka, baru ditindaklanjuti," katanya.
Selain itu, lanjut dia, berdasarkan atas asas necesitas juga terdapat kontrak yang ditandatangani antara pasien dan dokter.
Upaya-upaya ini, kata dia, merupakan bagian dari kepastian kepada dokter untuk tidak ragu dalam berinteraksi dengan pasien sesuai dengan profesinya.
Sementara itu, Ketua IDI Jawa Tengah Joko Handojo menyambut baik penandatanganan kerja sama secara serentak oleh pengurus di tingkat kabupaten/kota bersama seluruh polres.
Ia mengharapkan IDI akan memperoleh pendampingan dari kepolisian dalam melaksanakan tugas kedokterannya.
"Kami sering dikatakan melakukan malapraktik, padahal profesi ini berhubungan dengan risiko komplikasi," katanya.
Oleh karena itu, menurut dia, IDI bersama Polda Jawa Tengah bisa berdampingan dan bersinergi, terutama dalam menghadapi masalah kesehatan.
Pewarta : Immanuel Citra Senjaya
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
SMK Muhammadiyah 1 Prambanan dan PLN Icon Plus Jateng teken MoU Kelas Industri
14 November 2024 8:53 WIB
Bank Jateng dan Kemenag Kabupaten Temanggung tandatangani MoU Pembayaran Tunjangan Kinerja
23 October 2024 17:48 WIB