"Perlu tindakan ekstra seperti yang dilakukan di Kota Semarang yakni dengan penanganan komprehensif antara lain, revitalisasi aliran sungai hingga memperbanyak polder," katanya di Semarang, Senin.
Ganjar menegaskan, tidak ada yang instan dalam penanganan banjir di sejumlah daerah.
Terlepas dari itu, lanjut dia, saat ini seluruh proyek penanggulangan banjir di Kota Pekalongan terus berjalan dan dilaksanakan secara bersama.
"Penanganan jalan terus sekarang, tanggulnya jalan, pekerjaan dari kota dan pemprov jalan, sekarang lagi on going," ujarnya.
Ia menyebutkan kendala yang kini dihadapi dalam penanganan banjir adalah mulainya musim hujan sehingga pekerjaan harus berkejaran dengan hujan yang turun dengan intensitas tinggi.
Mantan anggota DPR RI itu mengatakan, tindakan pencegahan harus diutamakan, peringatan dini harus diterapkan agar masyarakatnya bisa diselamatkan.
"Kalau hujannya begini terus banjir pasti akan terjadi, maka early warning-nya diberikan agar kita selamatkan manusianya dulu," katanya.
Dalam sebuah seminar daring yang digelar beberapa waktu lalu, terdapat fakta-fakta mengejutkan bahwa Kota Pekalongan diprediksi bakal tenggelam pada 2035.
Penyebabnya, permukaan tanah di kota itu terus turun, bahkan di salah satu titik, permukaan tanah turun hingga 11,9 centimeter dalam kurun dua tahun.