Diklat Integrasi Kampus Kebangsaan TNI-Polri oleh SPN Polda Jateng
Senin, 12 Desember 2022 11:46 WIB
Kepala SPN Polda Jateng Kombes Pol Sarif Rahman (kanan) dan Danrem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf Yudha Airlangga (kiri) memberikan keterangan pers terkait dengan Diklat Integrasi Kampus Kebangsaan Siswa Dikmaba TNI AD dan Siswa Diktuba Polri Tahun Anggaran 2022 di SPN Polda Jateng, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin (12/12/2022). ANTARA/Sumarwoto
Purwokerto (ANTARA) - Sekolah Polisi Negara Kepolisian Daerah Jawa Tengah di Purwokerto menggelar Diklat Integrasi Kampus Kebangsaan yang diikuti siswa Pendidikan Pertama Bintara TNI Angkatan Darat dan siswa Pendidikan Pembentukan Bintara Polri Tahun Anggaran 2022.
Diklat Integrasi tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala SPN Polda Jateng Komisaris Besar Polisi Sarif Rahman dan Komandan Komando Resor Militer 071/Wijayakusuma Kolonel Infanteri Yudha Airlangga dalam upacara yang digelar di Lapangan Pengayom SPN Polda Jateng, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.
Saat memberi keterangan pers usai upacara, Kepala SPN Polda Jateng Kombes Pol Sarif Rahman mengatakan Diklat Integrasi Kampus Kebangsaan tersebut merupakan tindak lanjut dari program kerja sama antara TNI dan Polri yang telah berjalan beberapa waktu.
Menurut dia, pendidikan integrasi tersebut dilaksanakan di semua lini, baik tamtama, bintara, serta di pendidikan pengembangan seperti Sespimti dan Sesko TNI yang sudah berjalan cukup lama.
Dalam hal ini, kata dia, tujuan dari Diklat Integrasi tersebut adalah untuk memupuk kekompakan dan kebersamaan antara anggota TNI maupun Polri.
Seperti diketahui, lanjut Kombes Sarif, TNI-Polri adalah garda terdepan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Walaupun tugasnya berbeda, di mana TNI sebagai unsur pertama pertahanan sementara Polri unsur keamanan, tetapi kami mempunyai irisan di dalam melaksanakan tugas tidak bisa dipisahkan," jelasnya.
Ia mengatakan hal itu bisa terlihat dalam kegiatan pengamanan pemilu, saat terjadi konflik sosial, dan kegiatan-kegiatan lainnya, TNI-Polri harus selalu bahu-membahu.
"Jadi, tujuan ini (diklat, red.) adalah sejak di pendidikan, mereka sudah tertanam sebagaimana halnya yang dilaksanakan di Akmil (Akademi Militer)," tegasnya.
Ia pun menceritakan pengalamannya saat mengikuti pendidikan integrasi selama empat di Akmil dan selanjutnya kembali ke matra masing-masing untuk melaksanakan tugas.
"Ini akan membantu, ketika di lapangan, kami saling kenal, kami sudah pernah merasakan senasib sepenanggungan, sama-sama menderita, sama-sama dibina, inilah menjadi modal kami untuk melaksanakan tugas ke depannya," kata Kombes Sarif.
Disinggung mengenai jumlah peserta Diklat Integrasi Kampus Kebangsaan, dia mengatakan peserta dari Resimen Induk Komando Daerah Militer (Rindam) IV/Diponegoro sebenarnya sebanyak 35 orang namun dibagi menjadi dua, yakni di SPN Polda DIY sebanyak 20 orang dan SPN Polda Jateng sebanyak 15 orang.
Di sisi lain, kata dia, SPN Polda Jateng mengirimkan 15 orang untuk mengikuti diklat di Rindam IV/Diponegoro.
"Demikian pula dengan SPN Polda Yogyakarta juga mengirim ke Rindam. Totalnya 35 orang," katanya didampingi Danrem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf Yudha Airlangga.
Lebih lanjut, dia mengatakan kegiatan diklat dilaksanakan selama enam hari ke depan termasuk persiapan atau kedatangan peserta.
Menurut dia, kegiatan yang dilaksanakan di antaranya pengenalan kampus, doktrin-doktrin TNI dan Polri, membentuk keluarga asuh, serta kegiatan-kegiatan lainnya dengan tujuan agar peserta diklat mampu berkomunikasi dan bersinergisitas di lapangan.
Sementara itu, Danrem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf Yudha Airlangga mengatakan kegiatan tersebut sangat positif, sehingga sebagai Komandan Korem 071/Wijayakusuma yang membawahi sembilan Komando Distrik Militer (Kodim), dia bisa merasakan langsung manfaatnya.
"Dan itu sudah dilaksanakan dalam kegiatan menjaga stabilitas wilayah, khususnya pertahanan dan keamanan. Dalam pelaksanaan tugas Korem, Kodim ini dibantu oleh Polri, tidak bisa bekerja sendiri," jelasnya.
Ia mengakui adanya irisan-irisan tugas antara TNI-Polri dan hal itu saling mengisi.
"Untuk saling mengisi, tidak bisa langsung bekerja di lapangan, harus mengenal dulu. Tadi yang disampaikan ada doktrin-doktrin TNI dan Polri harus saling mengenal, fungsi-fungsi TNI dan Polri saling mengenal, setelah itu baru melaksanakan tugas bersama-sama," tegas Danrem.
Diklat Integrasi tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala SPN Polda Jateng Komisaris Besar Polisi Sarif Rahman dan Komandan Komando Resor Militer 071/Wijayakusuma Kolonel Infanteri Yudha Airlangga dalam upacara yang digelar di Lapangan Pengayom SPN Polda Jateng, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.
Saat memberi keterangan pers usai upacara, Kepala SPN Polda Jateng Kombes Pol Sarif Rahman mengatakan Diklat Integrasi Kampus Kebangsaan tersebut merupakan tindak lanjut dari program kerja sama antara TNI dan Polri yang telah berjalan beberapa waktu.
Menurut dia, pendidikan integrasi tersebut dilaksanakan di semua lini, baik tamtama, bintara, serta di pendidikan pengembangan seperti Sespimti dan Sesko TNI yang sudah berjalan cukup lama.
Dalam hal ini, kata dia, tujuan dari Diklat Integrasi tersebut adalah untuk memupuk kekompakan dan kebersamaan antara anggota TNI maupun Polri.
Seperti diketahui, lanjut Kombes Sarif, TNI-Polri adalah garda terdepan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Walaupun tugasnya berbeda, di mana TNI sebagai unsur pertama pertahanan sementara Polri unsur keamanan, tetapi kami mempunyai irisan di dalam melaksanakan tugas tidak bisa dipisahkan," jelasnya.
Ia mengatakan hal itu bisa terlihat dalam kegiatan pengamanan pemilu, saat terjadi konflik sosial, dan kegiatan-kegiatan lainnya, TNI-Polri harus selalu bahu-membahu.
"Jadi, tujuan ini (diklat, red.) adalah sejak di pendidikan, mereka sudah tertanam sebagaimana halnya yang dilaksanakan di Akmil (Akademi Militer)," tegasnya.
Ia pun menceritakan pengalamannya saat mengikuti pendidikan integrasi selama empat di Akmil dan selanjutnya kembali ke matra masing-masing untuk melaksanakan tugas.
"Ini akan membantu, ketika di lapangan, kami saling kenal, kami sudah pernah merasakan senasib sepenanggungan, sama-sama menderita, sama-sama dibina, inilah menjadi modal kami untuk melaksanakan tugas ke depannya," kata Kombes Sarif.
Disinggung mengenai jumlah peserta Diklat Integrasi Kampus Kebangsaan, dia mengatakan peserta dari Resimen Induk Komando Daerah Militer (Rindam) IV/Diponegoro sebenarnya sebanyak 35 orang namun dibagi menjadi dua, yakni di SPN Polda DIY sebanyak 20 orang dan SPN Polda Jateng sebanyak 15 orang.
Di sisi lain, kata dia, SPN Polda Jateng mengirimkan 15 orang untuk mengikuti diklat di Rindam IV/Diponegoro.
"Demikian pula dengan SPN Polda Yogyakarta juga mengirim ke Rindam. Totalnya 35 orang," katanya didampingi Danrem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf Yudha Airlangga.
Lebih lanjut, dia mengatakan kegiatan diklat dilaksanakan selama enam hari ke depan termasuk persiapan atau kedatangan peserta.
Menurut dia, kegiatan yang dilaksanakan di antaranya pengenalan kampus, doktrin-doktrin TNI dan Polri, membentuk keluarga asuh, serta kegiatan-kegiatan lainnya dengan tujuan agar peserta diklat mampu berkomunikasi dan bersinergisitas di lapangan.
Sementara itu, Danrem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf Yudha Airlangga mengatakan kegiatan tersebut sangat positif, sehingga sebagai Komandan Korem 071/Wijayakusuma yang membawahi sembilan Komando Distrik Militer (Kodim), dia bisa merasakan langsung manfaatnya.
"Dan itu sudah dilaksanakan dalam kegiatan menjaga stabilitas wilayah, khususnya pertahanan dan keamanan. Dalam pelaksanaan tugas Korem, Kodim ini dibantu oleh Polri, tidak bisa bekerja sendiri," jelasnya.
Ia mengakui adanya irisan-irisan tugas antara TNI-Polri dan hal itu saling mengisi.
"Untuk saling mengisi, tidak bisa langsung bekerja di lapangan, harus mengenal dulu. Tadi yang disampaikan ada doktrin-doktrin TNI dan Polri harus saling mengenal, fungsi-fungsi TNI dan Polri saling mengenal, setelah itu baru melaksanakan tugas bersama-sama," tegas Danrem.
Pewarta : Sumarwoto
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024