Solo (ANTARA) - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengingatkan generasi milenial, terutama pelajar, tentang perlunya membekali diri dengan literasi beraktivitas di ruang siber supaya kerawanan dapat diantisipasi.

"Era ruang siber merupakan dunia baru. Hal ini harus diberikan pemahaman supaya bisa beradaptasi dengan dunia baru ruang siber ini," kata Kepala BSSN Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian dalam kampanye "Jaga Ruang Siber Negara" di hadapan ratusan siswa di SMK Negeri 2 Surakarta di Surakarta, Jawa Tengah, Selasa.

Ia menyampaikan tentang pentingnya adaptasi, budaya, dan tata krama di ruang siber agar situasi kehidupan bersama tetap harmonis.

Ia memberikan contoh tentang perang Ukraina dan Rusia. Mereka saat ini perang secara konvensional, tetapi didahului dengan perang siber.

Ia menyebut ruang siber terbentuk dari tiga lapisan, yakni lapisan fisik, antara lain GPS, satelit, dan data senter, lapisan kedua disebut jaringan logika atau perangkat lunak yang mengoperasikan penukaran dan memproses data terkoneksi dengan lapisan pertama.

Hal itu, katanya, juga terkoneksi dengan lapisan ketiga atau sosial yang terbagi manusia dan identitas atau siber personel.

Ia mengatakan Presiden Joko Widodo juga sudah mengingatkan bahwa sekarang masuk dunia siber, di mana ada kesejahteraan tetapi ada juga ancaman.

Pembentukan BSSN untuk melindungi masyarakat Indonesia di ruang siber karena di ruang tersebut ada ancaman kejahatan, data-data, dan perang siber. 

Ia juga mengingatkan masyarakat hati-hati beraktivitas di ruang siber karena sering terjadi penipuan. Dalam beraktivitas di ruang siber, orang bisa menggunakan nama anonim atau samaran sehingga bisa terjadi manipulasi dan sering terjadi penipuan.

Saat ini, kata dia, semakin tinggi orang dalam memanfaatkan teknologi, informasi, dan komunikasi, semakin banyak juga masyarakat menggunakan telepon pintar dan sistem elektronik.

Pada saat itu, ucapnya, sebenarnya muncul kerawanan yang bisa mengancam sistem elektronik serta mengganggu hati dan pikiran.

"Hal itu, sebenarnya tujuan kenapa kita melakukan literasi. Karena, kita dengan dunia nyata sudah ribuan tahun telah beradaptasi, tetapi ketika di dunia siber perlu penyesuaian tentu ada nilai-nilai dan di dunia nyata itu, juga harus dilakukan di dunia siber," katanya.

Ia menjelaskan pada masa lalu, Indonesia pernah dijajah selama 350 tahun di dunia nyata sehingga jangan sampai di dunia atau ruang siber ini terulang hal yang sama.

Oleh karena itu, BSSN memberikan kesadaran masyarakat tentang aktivitas di ruang siber melalui literasi.

Di ruang siber, kata dia, nilai-nilai budaya harus tetap dijaga dan dipelihara. Nilai-nilai budaya, berbangsa, dan bernegara harus selalu diaplikasikan dalam kehidupan.

Jika tidak dilakukan literasi, kata dia, masyarakat bisa tidak sadar adanya ancaman di ruang siber.

Hal demikian, katanya, sebenarnya sama dengan dunia nyata masa lampau Indonesia dalam penjajahan karena politik adu domba. Di ruang siber bisa saja terjadi hal demikian karena informasi yang masif bisa langsung masuk pribadi setiap orang dan mengadu domba antara satu dengan lainnya.

"Kesadaran itu, yang kita bangun yang sebenarnya sangat efektif melalui pelajar-pelajar yang dilakukan di SMK Negeri 2 Surakarta ini, Hal ini, juga akan dilaksanakan di berbagai sekolah lainnya, kami akan membuat program," katanya.

Kepala SMKN 2 Surakarta Sugiyarso mengapresiasi agenda literasi beraktivitas di ruang siber untuk pelajar sekolah itu, mengingat beberapa kompetensi keahlian SMK tersebut berkaitan dengan ruang siber, seperti teknik komputer jaringan dan rekayasa perangkat lunak.

Ia menjelaskan tentang manfaat kampanye literasi tersebut bagi para siswa agar pengetahuan mereka tentang ruang siber lebih terstruktur dan bisa memanfaatkan secara produktif serta bijaksana.