Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, bekerjasama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana akan melakukan pencegahan pendangkalan muara sungai dengan mendatangkan kapal keruk yang pernah digunakan untuk memperdalam kolam retensi.

"Beberapa waktu lalu, kami manfaatkan untuk mengeruk muara dan alur sungai Lodji supaya kapal-kapal yang dari luar bisa masuk dan keluar dari Tempat Pelelangan Ikan Pekalongan," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pekalongan Sugiyo di Pekalongan, Selasa.

Menurut dia, terjadinya pendangkalan lumpur di muara sungai kini mengakibatkan kapal-kapal berukuran besar kesulitan masuk maupun keluar dari Tempat pelelangan Ikan Pekalongan.

Kota Pekalongan yang berada di wilayah pesisir utara yang kerap dilanda gelombang tinggi dan ombak besar, kata dia, membuat muara sungai menjadi dangkal sehingga menyulitkan kapal berukuran besar kesulitan masuk dan keluar dari TPI.

Sugiyo mengatakan kedalaman muara sungai saat ini rata-rata 1,5 meter hingga 2 meter sehingga kondisi perikanan tangkap di daerah cenderung sepi.

"Sebenarnya, banyak kapal yang akan masuk ke TPI Kota Pekalongan namun dengan kondisi alur sungai Lodji dan muara yang dangkal maka kapal-kapal berukuran besar tidak bisa masuk," katanya.

Menurut dia, akibat hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap ketersediaan ikan di daerah karena harga ikan akan lebih mahal dan berisiko terhadap rendahnya konsumsi ikan pada masyarakat.

"Oleh karena itu, kami berharap dengan adanya rencana pengerukan sisa lumpur di muara akan kembali meramaikan perikanan tangkap di daerah setempat," katanya.

Baca juga: Pintu Banjir Wilalung ke Sungai Juwana dibuka jika kondisi kritis