Solo (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, menggandeng perusahaan memudahkan akses air bersih untuk warga di Desa Boto, Kecamatan Baturetno.
 
"Bicara Wonogiri yang terbayang adalah kabupaten yang tandus, kurang air. Oleh karena itu, diperlukan pembangunan sarana air bersih di Desa Watuagung dan Desa Boto," kata Wakil Bupati Wonogiri Setyo Sukarno di sela peresmian penyediaan akses air bersih oleh PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) di Desa Boto, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri, Kamis.
 
Ia mengatakan wilayah Wonogiri yang terdiri dari banyak batuan kapur tidak mampu menampung air permukaan sehingga rawan kekeringan.
 
Di sisi lain, kata dia, pemerintah daerah memiliki visi untuk menjadikan masyarakat Wonogiri maju dan makin sejahtera. Oleh karena itu, pihaknya menyambut baik keterlibatan perusahaan tersebut terkait penyediaan akses air bersih.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan salah satu kecamatan yang masuk dalam daftar wilayah terdampak kekurangan air bersih di Kabupaten Wonogiri, yakni Baturetno. Program sosial yang dilakukan oleh perusahaan tersebut, kata dia, berhasil mengurangi jumlah penduduk yang terdampak kekurangan air bersih.
 
"Eksplorasi air bawah tanah jelas membutuhkan biaya yang cukup tinggi, tetapi solusi permanen adalah upaya yang harus ditempuh. Solusi permanen berupa menghadirkan sumber air bersih yang dinikmati masyarakat, jauh lebih efektif dibandingkan memberikan bantuan melalui tangki-tangki air bersih yang habis dikonsumsi," katanya.
 
Menurut dia, upaya yang dilakukan perusahaan tersebut mampu meningkatkan kualitas hidup dan memotivasi usaha ekonomi produktif demi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
 
Sementara itu, Head of Corporate Communications and Sustainability PT Kalbe Farma Tbk Melina Karamoy mengatakan perusahaan tersebut berkomitmen mendukung Sustainable Development Goals (SDGs).
 
"Penyediaan akses air bersih merupakan salah satu bagiannya. Kami bersyukur, akhirnya kami dapat meresmikan akses air bersih untuk warga Desa Boto," katanya.
 
Apalagi, kata dia, Desa Boto telah puluhan tahun mengalami kekurangan air bersih.
 
"Lokasi sumber air, jauh dari rumah warga dan kapasitas sumber air tidak mampu memenuhi kebutuhan warga, bahkan warga terpaksa mengonsumsi air hujan yang ditampung," katanya.
 
Ia berharap upaya bersama tersebut dapat berlanjut, bermanfaat untuk kesehatan dan kemajuan ekonomi masyarakat sekitar.