UIN Walisongo dukung AICIS 2023, dosen dan mahasiswa pun jadi panelis
Kamis, 4 Mei 2023 19:10 WIB
Perwakilan UIN Walisongo yaitu dosen Maskur Rosyid dan Eka Mulyo, mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo. Dok. Humas UIN
Semarang (ANTARA) - Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang turut hadir dan mendukung penuh perhelatan The 22Th Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2023.
Kegiatan AICIS diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Kementerian Agama RI kembali di UINSA Surabaya pada 2-5 Mei 2023.
Adapun tema yang diangkat tentang “Kontekstualisasi Fiqh untuk Peradaban dan Kehidupan Manusia". Acara dibuka oleh Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas dan Gubernur Jawa Timur yaitu Khofifah Indar Parawansa.
Pembukaan AICIS berlangsung di Sport Center UIN Sunan Ampel Surabaya. Acara dihadiri oleh Para Rektor di PTKIN, akademikus perguruan tinggi Indonesia dan beberapa intelektual asing.
AICIS merupakan wadah para pakar dan akademikus untuk diskusi intensif dengan tidak hanya berbasis pengetahuan akademik tapi juga berangkat dari kasus lapangan terkait dengan isu fikih dan hukum islam.
Sejumlah pimpinan UIN Walisongo turut hadir secara langsung di UIN Sunan Ampel Surabaya untuk mengikuti pembukaan AICIS, antara lain pimpinan UIN Walisongo Rektor Prof.Dr. Imam Taufiq, M.Ag., Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan Prof.Dr. Muhsin Jamil, M.Ag., Kepala Biro AAAK Dr.H. Syaifuddin Zuhri, M.Si. Turut hadir pula Guru Besar Fikih yaitu Prof.Dr.H.Abdul Hadi,M.A., Prof.Dr.Mujiyono, M.A., dan Prof.Dr.H. Muslich, M.A.
Dalam forum ilmiah para akademikus Islam AICIS Ke-22, UIN Walisongo turut hadir menjadi panelis, salah satunya adalah mahasiswa. Perwakilan UIN Walisongo yaitu Maskur Rosyid dan Eka Mulyo, mahasiswa Fakultas Ushuludin dan Humaniora UIN Walisongo.
Maskur Rosyid, dosen Ushul Fikih dari Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo membahas tentang Child-Friendly Jurisprudence and Its Applicatoions in Efforts to Prevent Harassment Cases in Islamic Boarding School. Sedangkan Eka Mulyo yang merupakan mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo menyampaikan tentang Fiqh Moderations and Constellations in The Javanese Traditions Throught Tafsir Al Iklil Fi Ma’ani Al- Tanzil.
Dihubungi terpisah, Rektor UIN Walisongo Prof.Dr.H. Imam Taufiq, M.Ag., menyampaikan ucapan selamat dan sukses atas terselenggaranya acara AICIS Ke-22 di UIN Sunan Ampel.
UIN Walisongo mendukung penuh seluruh rangkaian kegiatan AICIS 2023. Semoga hasil AICIS sebagai forum indepth discussion bisa menghasilkan pemikiran dan rekomendasi kebijakan rekonntekstualisasi fikih sebagai kenisacayaan untuk mendukung kesamaan derajat kemanusiaan dan perdamaian berkelanjutan.
Maskur Rosyid, Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang menjadi salah satu panelis menyampaikan, “Fikih yang diajarkan di pesantren hampir selalu berkaitan dengan ibadah, sementara tema-tema sosial, seksualitas, hubungan laki-laki dan perempuan, hampir--untuk tidak mengatakan tidak sama sekali--tidak diajarkan.
Selain berkaitan dengan materi-materi tersebut, fikih perlu diajarkan menyesuaikan kondisi anak didik.
"Tema tersebut saya pilih sebab belakangan, kekerasan, termasuk pelecehan, yang terjadi di pesantren, ramai diberitakan, yang tentu dapat menurunkan muruah pesantren. Sebuah ikhtiar kecil yang dapat saya lakukan sebagai akademisi dan alumnus pesantren," ungkapnya. ***
Kegiatan AICIS diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Kementerian Agama RI kembali di UINSA Surabaya pada 2-5 Mei 2023.
Adapun tema yang diangkat tentang “Kontekstualisasi Fiqh untuk Peradaban dan Kehidupan Manusia". Acara dibuka oleh Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas dan Gubernur Jawa Timur yaitu Khofifah Indar Parawansa.
Pembukaan AICIS berlangsung di Sport Center UIN Sunan Ampel Surabaya. Acara dihadiri oleh Para Rektor di PTKIN, akademikus perguruan tinggi Indonesia dan beberapa intelektual asing.
AICIS merupakan wadah para pakar dan akademikus untuk diskusi intensif dengan tidak hanya berbasis pengetahuan akademik tapi juga berangkat dari kasus lapangan terkait dengan isu fikih dan hukum islam.
Sejumlah pimpinan UIN Walisongo turut hadir secara langsung di UIN Sunan Ampel Surabaya untuk mengikuti pembukaan AICIS, antara lain pimpinan UIN Walisongo Rektor Prof.Dr. Imam Taufiq, M.Ag., Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan Prof.Dr. Muhsin Jamil, M.Ag., Kepala Biro AAAK Dr.H. Syaifuddin Zuhri, M.Si. Turut hadir pula Guru Besar Fikih yaitu Prof.Dr.H.Abdul Hadi,M.A., Prof.Dr.Mujiyono, M.A., dan Prof.Dr.H. Muslich, M.A.
Dalam forum ilmiah para akademikus Islam AICIS Ke-22, UIN Walisongo turut hadir menjadi panelis, salah satunya adalah mahasiswa. Perwakilan UIN Walisongo yaitu Maskur Rosyid dan Eka Mulyo, mahasiswa Fakultas Ushuludin dan Humaniora UIN Walisongo.
Maskur Rosyid, dosen Ushul Fikih dari Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo membahas tentang Child-Friendly Jurisprudence and Its Applicatoions in Efforts to Prevent Harassment Cases in Islamic Boarding School. Sedangkan Eka Mulyo yang merupakan mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo menyampaikan tentang Fiqh Moderations and Constellations in The Javanese Traditions Throught Tafsir Al Iklil Fi Ma’ani Al- Tanzil.
Dihubungi terpisah, Rektor UIN Walisongo Prof.Dr.H. Imam Taufiq, M.Ag., menyampaikan ucapan selamat dan sukses atas terselenggaranya acara AICIS Ke-22 di UIN Sunan Ampel.
UIN Walisongo mendukung penuh seluruh rangkaian kegiatan AICIS 2023. Semoga hasil AICIS sebagai forum indepth discussion bisa menghasilkan pemikiran dan rekomendasi kebijakan rekonntekstualisasi fikih sebagai kenisacayaan untuk mendukung kesamaan derajat kemanusiaan dan perdamaian berkelanjutan.
Maskur Rosyid, Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang menjadi salah satu panelis menyampaikan, “Fikih yang diajarkan di pesantren hampir selalu berkaitan dengan ibadah, sementara tema-tema sosial, seksualitas, hubungan laki-laki dan perempuan, hampir--untuk tidak mengatakan tidak sama sekali--tidak diajarkan.
Selain berkaitan dengan materi-materi tersebut, fikih perlu diajarkan menyesuaikan kondisi anak didik.
"Tema tersebut saya pilih sebab belakangan, kekerasan, termasuk pelecehan, yang terjadi di pesantren, ramai diberitakan, yang tentu dapat menurunkan muruah pesantren. Sebuah ikhtiar kecil yang dapat saya lakukan sebagai akademisi dan alumnus pesantren," ungkapnya. ***
Pewarta : ksm
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Raih predikat "Unggul", UIN Walisongo bertekad wujudkan pendidikan bermutu
14 November 2024 14:15 WIB
Expo Kemandirian Pesantren 2024 berakhir, Ponpes Darunnajah Wonosobo raih juara terfavorit
31 October 2024 15:26 WIB
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Raih predikat "Unggul", UIN Walisongo bertekad wujudkan pendidikan bermutu
14 November 2024 14:15 WIB