Disdik: Anak harus bisa ekspresikan gagasan gunakan berbagai bahasa
Sabtu, 13 Mei 2023 18:33 WIB
Sejumlah guru dan pengelola Sekolah Bhakti Tunas Harapan Kota Magelang memimpin doa lintas agama saat HUT Ke-15 SBTH yang antara lain dihadiri Kepala Cabang Disdik Wilayah VIII Jateng Nikmah Nurbaiti di Gedung Tri Bhakti Kota Magelang, Sabtu (13/5/2023). ANTARA/Hari Atmoko
Magelang (ANTARA) - Anak didik harus bisa mengekspresikan gagasan dengan menggunakan berbagai bahasa sehingga menjadi kebutuhan penting bagi mereka untuk memiliki kemampuan lebih dari satu bahasa, kata Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII Jawa Tengah Nikmah Nurbaiti.
"Anak-anak nanti harus bisa menulis, mengekspresikan gagasannya menggunakan berbagai bahasa," katanya di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu.
Ia mengatakan hal itu setelah menghadiri peringatan HUT Ke-15 Sekolah Bhakti Tunas Harapan (SBTH) --sekolah tiga bahasa (Indonesia, Inggris, Mandarin) di Kota Magelang-- yang antara lain ditandai dengan doa lintas agama, pentas kesenian, pemotongan tumpeng, dan jalan santai.
Ia mengemukakan pentingnya anak didik tidak hanya menerima pelajaran bahasa asing, tetapi juga memiliki kemampuan yang baik menyampaikan gagasan menggunakan bahasa tersebut, antara lain untuk menulis dan bercerita.
Oleh karena itu, ia memberikan apresiasi kepada Yayasan Bhakti Tunas Harapan yang menaungi SBTH dengan model pendidikan bagi para murid jenjang kelompok bermain/taman kanak-kanak, SD, SMP, dan SMA menggunakan pengantar tiga bahasa tersebut.
"Tidak hanya reseptif atau menerima tetapi juga memproduksi, yaitu menyampaikan gagasan, menulis, bercerita, dan tentu sudah dibuktikan oleh anak-anak di SBTH ini," ucapnya.
Kemampuan berbahasa secara baik, termasuk berbahasa asing, kata dia, menjadi kunci bagi anak didik untuk memiliki pengetahuan dan perspektif yang luas.
Ia menyebut SBTH Kota Magelang yang dibuka sejak 2008 dengan total jumlah siswa saat ini 516 anak berasal dari Magelang dan sekitarnya, telah menjadikan ikon unggulan kegiatan belajar mengajar, berupa penerapan sekolah tiga bahasa.
"Kemampuan bahasa menjadi semacam pintu gerbang yang nanti akan banyak pintu lain terbuka. Jadi, menguasai satu bahasa lain, seperti memiliki kunci untuk membuka pintu gerbang yang lebar. Kita bisa ke mana-mana dan banyak peluang dimungkinkan untuk orang yang menguasai bahasa asing," ujar dia.
Ketua Umum Yayasan Bhakti Tunas Harapan Tanto Sindhu Muliawan menjelaskan pembukaan sekolah tiga bahasa di kota itu pada 2008 sebagai wujud kepedulian sosial, terutama para pendiri yayasan, dalam upaya bersama mencerdaskan kehidupan bangsa di daerah setempat.
Pada awalnya, katanya dalam acara di Gedung Tri Bhakti Kota Magelang, yayasan membuka PAUD dengan 35 murid, sedangkan saat ini telah ada 500-an siswa KB/TK, SD, SMP, dan SMA menjalani pendidikan di tempat tersebut.
Para guru dan murid sekolah itu dengan berbagai latar belakang seperti suku dan agama, ujar dia, sudah terbiasa menjalin kebersamaan dan toleransi karena memiliki kesadaran yang baik tentang nasionalisme serta pentingnya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Hingga saat ini, kami terus membangun sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung secara terus-menerus peningkatan kualitas pendidikan para siswa," katanya.
Ia menyebut sejumlah lulusan SMA sekolah itu beroleh kesempatan beasiswa melanjutkan pendidikan tinggi di China selama empat tahun untuk selanjutnya kembali ke Tanah Air untuk mengabdikan diri bagi kemajuan Indonesia.
Manajer Pendidikan SBTH Y Setyo Widodo menjelaskan sekolah tersebut menekankan pentingnya pendidikan karakter, nasionalisme, penghargaan terhadap keberagaman, dan toleransi.
Melalui pendekatan belajar mengajar menggunakan tiga bahasa, kata dia didampingi Koordinator Kepala Sekolah SBTH Gerardus Edi Prasetyo, sekolah mengakomodasi dan mengembangkan berbagai kemampuan serta bakat anak didik untuk memperkuat jiwa nasionalisme dan kebhinnekaan.
Ia menyatakan optimistis pada masa mendatang semakin kuat kepercayaan masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka dengan berbagai latar belakangnya ke sekolah itu.
Hadir pada acara itu, antara lain Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang Sugiarti, jajaran guru dan pengelola sekolah, komite sekolah, orang tua murid, serta para siswa.
Baca juga: Disdik Semarang pastikan viral kepsek SD berbuat asusila tidak benar
"Anak-anak nanti harus bisa menulis, mengekspresikan gagasannya menggunakan berbagai bahasa," katanya di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu.
Ia mengatakan hal itu setelah menghadiri peringatan HUT Ke-15 Sekolah Bhakti Tunas Harapan (SBTH) --sekolah tiga bahasa (Indonesia, Inggris, Mandarin) di Kota Magelang-- yang antara lain ditandai dengan doa lintas agama, pentas kesenian, pemotongan tumpeng, dan jalan santai.
Ia mengemukakan pentingnya anak didik tidak hanya menerima pelajaran bahasa asing, tetapi juga memiliki kemampuan yang baik menyampaikan gagasan menggunakan bahasa tersebut, antara lain untuk menulis dan bercerita.
Oleh karena itu, ia memberikan apresiasi kepada Yayasan Bhakti Tunas Harapan yang menaungi SBTH dengan model pendidikan bagi para murid jenjang kelompok bermain/taman kanak-kanak, SD, SMP, dan SMA menggunakan pengantar tiga bahasa tersebut.
"Tidak hanya reseptif atau menerima tetapi juga memproduksi, yaitu menyampaikan gagasan, menulis, bercerita, dan tentu sudah dibuktikan oleh anak-anak di SBTH ini," ucapnya.
Kemampuan berbahasa secara baik, termasuk berbahasa asing, kata dia, menjadi kunci bagi anak didik untuk memiliki pengetahuan dan perspektif yang luas.
Ia menyebut SBTH Kota Magelang yang dibuka sejak 2008 dengan total jumlah siswa saat ini 516 anak berasal dari Magelang dan sekitarnya, telah menjadikan ikon unggulan kegiatan belajar mengajar, berupa penerapan sekolah tiga bahasa.
"Kemampuan bahasa menjadi semacam pintu gerbang yang nanti akan banyak pintu lain terbuka. Jadi, menguasai satu bahasa lain, seperti memiliki kunci untuk membuka pintu gerbang yang lebar. Kita bisa ke mana-mana dan banyak peluang dimungkinkan untuk orang yang menguasai bahasa asing," ujar dia.
Ketua Umum Yayasan Bhakti Tunas Harapan Tanto Sindhu Muliawan menjelaskan pembukaan sekolah tiga bahasa di kota itu pada 2008 sebagai wujud kepedulian sosial, terutama para pendiri yayasan, dalam upaya bersama mencerdaskan kehidupan bangsa di daerah setempat.
Pada awalnya, katanya dalam acara di Gedung Tri Bhakti Kota Magelang, yayasan membuka PAUD dengan 35 murid, sedangkan saat ini telah ada 500-an siswa KB/TK, SD, SMP, dan SMA menjalani pendidikan di tempat tersebut.
Para guru dan murid sekolah itu dengan berbagai latar belakang seperti suku dan agama, ujar dia, sudah terbiasa menjalin kebersamaan dan toleransi karena memiliki kesadaran yang baik tentang nasionalisme serta pentingnya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Hingga saat ini, kami terus membangun sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung secara terus-menerus peningkatan kualitas pendidikan para siswa," katanya.
Ia menyebut sejumlah lulusan SMA sekolah itu beroleh kesempatan beasiswa melanjutkan pendidikan tinggi di China selama empat tahun untuk selanjutnya kembali ke Tanah Air untuk mengabdikan diri bagi kemajuan Indonesia.
Manajer Pendidikan SBTH Y Setyo Widodo menjelaskan sekolah tersebut menekankan pentingnya pendidikan karakter, nasionalisme, penghargaan terhadap keberagaman, dan toleransi.
Melalui pendekatan belajar mengajar menggunakan tiga bahasa, kata dia didampingi Koordinator Kepala Sekolah SBTH Gerardus Edi Prasetyo, sekolah mengakomodasi dan mengembangkan berbagai kemampuan serta bakat anak didik untuk memperkuat jiwa nasionalisme dan kebhinnekaan.
Ia menyatakan optimistis pada masa mendatang semakin kuat kepercayaan masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka dengan berbagai latar belakangnya ke sekolah itu.
Hadir pada acara itu, antara lain Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang Sugiarti, jajaran guru dan pengelola sekolah, komite sekolah, orang tua murid, serta para siswa.
Baca juga: Disdik Semarang pastikan viral kepsek SD berbuat asusila tidak benar
Pewarta : M. Hari Atmoko
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Raih predikat "Unggul", UIN Walisongo bertekad wujudkan pendidikan bermutu
14 November 2024 14:15 WIB
Kuatkan ekosistem digital pendidikan, Telkomsel luncurkan "Telkomsel Jaga Cita"
11 November 2024 11:55 WIB