Semarang (ANTARA) - Kredit Pintar, platform pinjaman digital berupaya membantu kalangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) "naik kelas" melalui program literasi keuangan yang kini menyasar Kota Semarang.

Program literasi keuangan itu dinamai "Kelas Pintar Bersama" yang digelar di Semarang, Sabtu (8/7) lalu, diikuti para pelaku UMKM di Kota Atlas dari berbagai bidang usaha.

"Kelas Pintar Bersama merupakan kegiatan edukasi yang dipersembahkan oleh Kredit Pintar untuk komunitas UMKM," kata Brand Manager Kredit Pintar Puji Sukaryadi, dalam pernyataan yang diterima di Semarang, Senin.

Menurut dia, Kelas Pintar Bersama dimaksudkan untuk meningkatkan literasi keuangan serta pemberdayaan wirausaha, sebagai bentuk dukungan agar UMKM naik ke level berikutnya, sekaligus meningkatkan skala usaha.

Diakuinya, geliat UMKM saat ini cukup tinggi, apalagi dengan sudah dicabutnya status pandemi COVID-19 sehingga Kredit Pintar berupaya mendorong peningkatan kapasitas dan produktivitas usaha UMKM.

Sejak 2022, Kredit Pintar secara konsisten memfasilitasi Kelas Pintar Bersama dengan mengundang narasumber yang kompeten, serta menjangkau berbagai kota yang ada di Indonesia, salah satunya Kota Semarang.

Selain edukasi peningkatan kapasitas kreativitas UMKM, Kredit Pintar juga menyosialisasikan literasi dan edukasi keuangan bagi UMKM, antara lain bagaimana agar tidak salah langkah dalam pengajuan pinjaman.

"Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum mengajukan pinjaman agar tidak salah langkah, pertama ambil limit sesuai dengan kebutuhan, kedua sangat penting disiplin membayar tepat waktu, lalu gunakan pinjaman untuk kebutuhan penting atau mendesak," katanya.

"Alangkah baiknya jika digunakan untuk kebutuhan produktif seperti modal membuka usaha laundry, bisnis kuliner, dan lain-lain. Di Kredit Pintar terdapat sekitar separuh dari total jumlah nasabah yang pinjamannya dipakai untuk kebutuhan modal usaha kecil atau pendidikan," katanya.

Dalam kesempatan, Puji juga berpesan kepada para pengguna agar waspada terhadap pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, berkaitan dengan maraknya penipuan yang mengatasnamakan Kredit Pintar.

Baik melalui pengiriman pesan "direct message", melalui akun media sosial tentang pencairan dana, pengiriman pesan APK pada ponsel berbasis Android dengan berkedok undangan, maupun informasi pengiriman paket jasa ekspedisi.

"Kami berharap melalui Kelas Pintar Bersama, ke depannya dapat menjangkau lebih banyak lagi wilayah di Indonesia yang memiliki potensi kewirausahaan lokal untuk menumbuhkan optimisme berwirausaha. Terlebih, pascapandemi merupakan momentum untuk bangkit," pungkasnya.

Sementara itu, Swaney Lagozdiey, seorang "social media specialist" UMKM Semarang berbagi pengetahuan kepada para pelaku mengenai kiat bagaimana membuat konten berjualan di media sosial menjadi lebih menarik.

"Tujuan membuat konten semenarik mungkin tentunya agar 'brand' yang dimiliki dapat semakin dikenal, memiliki 'value', meningkatkan 'traffic' dan jumlah followers, mengarahkan traffic ke website brand, hingga terjualnya produk, dan juga memaksimalkan layanan purna jual," katanya.

Baca juga: MyRepublic mulai sasar UMKM lewat literasi digital