Pemda fokus vaksinasi sapi lima kecamatan endemis antraks
Kamis, 17 Agustus 2023 5:01 WIB
Sejumlah petugas kesehatan kewan Disnakkan melakukan vaksinasi ternak sapi antisipais penyakit antraks di Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Kanbupaten Boyolali,. ANTARA/Bambang Dwi Marwoto.
Boyolali (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, fokus melaksanakan vaksinasi hewan ternak sapi di wilayah endemis agar tidak muncul penyakit antraks di daerah itu.
"Ada lima wilayah endemis penyakit antraks di Boyolali yakni di Kecamatan Simo, Ampel, Klego, Gladaksari, dan Andong yang diprioritaskan untuk dilakukan vaksinasi hewan sapi," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinakkan Boyolali Afiyani Rifdania, di Boyolali, Rabu.
Disnakkan Boyolali telah melaksanakan vaksinasi hewan ternak sapi antisipasi antraks di lima wilayah kecamatan tersebut realisasinya hingga saat ini, sudah mencapai 867 ekor dan hal ini, akan terus berlangsung hingga mencapai jumlah yang ditargetkan.
"Kami melakukan vaksinasi antraks di daerah endemis dengan target sebanyak 2.000 ekor sapi dan realisasinya baru 867 ekor yang divaksin," kata Afiyani.
Dia mengatakan pelaksanaan vaksinasi untuk pencegahan penyakit antraks di Desa Gunung Kecamatan Simo sebanyak 58 ekor sapi, Banyuanyar Ampel ada 351 ekor, Jlarem Gladaksari ada 165 ekor, Sumberagung, Karangmojo, dan Kalangan, semuanya di Klego ada total 205 ekor.
Disnakkan telah menyediakan 2.000 dosis vaksin antraks, sementara jumlah ternak di lima wilayah itu, lebih dari 7.500 ekor. Namun, belum tentu semua hewan sapi bisa divaksin karena harus kondisi sehat, jantan, cukup umur, dan betina tidak boleh bunting.
"Kami sebenarnya sudah melakukan rutin vaksinasi antraks di daerah endemis setiap tahun. Tahun sebelumnya selesai vaksinasi antraks, kemudian muncul Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Namun, penyakit antraks di Boyolali hingga saat ini, belum ditemukan dan semoga tidak ada, katanya.
Kendati demikian, Disnakkan Boyolali terus mengimbau masyarakat karena Boyolali daerah endemis anthraks, maka tidak boleh lengah. Para peternak harus mau hewan ternaknya setiap tahun divaksin untuk mengantisipasi munculnya penyakit yang dapat menular kepada manusia itu.
Selain itu, peternak atau masyarakat jangan jual-beli ternak yang sakit, jangan memakan ternak yang sudah mati karena berpenyakit. Hal itu, sangat membahayakan jiwa manusia. Karena anthraks penyakit zoonosis yaitu penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia.
Sementara itu, Boyolali merupakan salah satu daerah produksi daging sapi di Jawa Tengah. Populasi sapi potong di Boyolali hingga Agustus tahun ini, mencapai 98.096 ekor, sapi perah 62.387 ekor, kerbau 655 ekor, dan kambing 88.042 ekor.
"Ada lima wilayah endemis penyakit antraks di Boyolali yakni di Kecamatan Simo, Ampel, Klego, Gladaksari, dan Andong yang diprioritaskan untuk dilakukan vaksinasi hewan sapi," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinakkan Boyolali Afiyani Rifdania, di Boyolali, Rabu.
Disnakkan Boyolali telah melaksanakan vaksinasi hewan ternak sapi antisipasi antraks di lima wilayah kecamatan tersebut realisasinya hingga saat ini, sudah mencapai 867 ekor dan hal ini, akan terus berlangsung hingga mencapai jumlah yang ditargetkan.
"Kami melakukan vaksinasi antraks di daerah endemis dengan target sebanyak 2.000 ekor sapi dan realisasinya baru 867 ekor yang divaksin," kata Afiyani.
Dia mengatakan pelaksanaan vaksinasi untuk pencegahan penyakit antraks di Desa Gunung Kecamatan Simo sebanyak 58 ekor sapi, Banyuanyar Ampel ada 351 ekor, Jlarem Gladaksari ada 165 ekor, Sumberagung, Karangmojo, dan Kalangan, semuanya di Klego ada total 205 ekor.
Disnakkan telah menyediakan 2.000 dosis vaksin antraks, sementara jumlah ternak di lima wilayah itu, lebih dari 7.500 ekor. Namun, belum tentu semua hewan sapi bisa divaksin karena harus kondisi sehat, jantan, cukup umur, dan betina tidak boleh bunting.
"Kami sebenarnya sudah melakukan rutin vaksinasi antraks di daerah endemis setiap tahun. Tahun sebelumnya selesai vaksinasi antraks, kemudian muncul Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Namun, penyakit antraks di Boyolali hingga saat ini, belum ditemukan dan semoga tidak ada, katanya.
Kendati demikian, Disnakkan Boyolali terus mengimbau masyarakat karena Boyolali daerah endemis anthraks, maka tidak boleh lengah. Para peternak harus mau hewan ternaknya setiap tahun divaksin untuk mengantisipasi munculnya penyakit yang dapat menular kepada manusia itu.
Selain itu, peternak atau masyarakat jangan jual-beli ternak yang sakit, jangan memakan ternak yang sudah mati karena berpenyakit. Hal itu, sangat membahayakan jiwa manusia. Karena anthraks penyakit zoonosis yaitu penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia.
Sementara itu, Boyolali merupakan salah satu daerah produksi daging sapi di Jawa Tengah. Populasi sapi potong di Boyolali hingga Agustus tahun ini, mencapai 98.096 ekor, sapi perah 62.387 ekor, kerbau 655 ekor, dan kambing 88.042 ekor.
Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Bawaslu Boyolali : Pelanggaran netralitas perangkat desa terbanyak dilaporkan
03 December 2024 16:06 WIB